Berita Nasional
Cara Gus Dur Tangani Konflik Papua Dikenang, Ini yang Dilakukan KH Abdurrahman Wahid Semasa Hidupnya
Sosok almarhum Presiden ke-4 Indonesia KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dikenang dalam menangani konflik Papua.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sosok almarhum Presiden ke-4 Indonesia KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dikenang hingga saat ini.
Apalagi, mengenang cara Gus Dur tangani konflik Papua pada masa kepemimpinannya di Republik Indonesia.
Diketahui, cara Gusdur hadapi konflik Papua tersebut diakui sebagai pendekatan terbaik yang pernah dilakukan Pemerintah Indonesia di bumi Papua.
Sat itu, Gus Dur menegaskan, semua yang ada di Papua adalah saudara-saudaranya, saudara sebangsa dan juga sesama manusia.
Baca juga: Meski Pandemi Covid-19, Ibu-Ibu Sosialita Ini Tetap Gelar Baksos di Daerah Terpencil Hingga Papua
Baca juga: Terkait Polemik Anggaran PON XX Papua 2021, Menpora Zainudin Amali Ingin Semuanya Clean and Clear
Baca juga: Ketum KONI Marciano Norman Menegaskan Bahwa Kesiapan Venue PON XX Papua 2021 Sudah Sesuai Harapan
Ternyata, ini dilakukan Gus Dur sehingga terbangun kepercayaan warga Papua ke pemerintah Indonesia saat itu.
Cara itu dipuji banyak pihak, termasuk dari kalangan warga Papua sendiri. Sehingga tak ayal, pada masanya, tak ada gejolak berarti di sana.
Konflik Papua sudah terjadi berkepanjangan selama berpuluh-puluh tahun.
Meski begitu hanya pada masa pemerintahan Gus Dur, pendekatan humanis dilakukan untuk meredam konflik.
Walaupun hanya menjabat kurang lebih 20 bulan sebagai Presiden, namun Gus Dur pernah mengupayakan penyelesaian konflik dengan mendengar keluh kesah warga Papua.
Dua bulan setelah dilantik jadi Presiden Indonesia, pada bulan Desember 1999, Gus Dur kunjungi Papua untuk melakukan dialog informal dengan beragam “perwakilan” dari Papua.
Dialog dimulai sebagai upaya untuk mendorong pendekatan kemanusiaan terhadap konflik.
Gus Dur juga menyetujui kongres pro-kemerdekaan dan menyetujui pengibaran Bintang Kejora.
Alasan Gus Dur tidk melarang pengibaran bendera Bintang Kejora karena itu adalah bendera kultural.
"Kalau kita anggap sebagai bendera politik, salah kita sendiri,” kata Gus Dur sebagaimana dikutip dari nu.or.id.
Gus Dur Mengubah Nama Irian Jaya Menjadi Papua