Berita Nasional

Cara Gus Dur Tangani Konflik Papua Dikenang, Ini yang Dilakukan KH Abdurrahman Wahid Semasa Hidupnya

Sosok almarhum Presiden ke-4 Indonesia KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dikenang dalam menangani konflik Papua.

Editor: PanjiBaskhara
www.nrc.nl
Mengenang cara Gus Dur tangani konflik Papua pada masa kepemimpinannya di Republik Indonesia. Foto: Gus Dur 

Dalam kunjungannya ke Papua itu, Gus Dur mengundang berbagai tokoh masyarakat Papua tak terkecuali dari pihak gerakan Papua Merdeka untuk berdiskusi.

Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (Kompas.com / Agus Susanto)

Meski merupakan undangan terbatas, diskusi itu dihadiri oleh banyak tokoh masyarakat Papua.

Gus Dur juga tidak menggunaan penjagaan yang ketat.

"Meskipun dengan cara perwakilan, tetapi banyak sekali yang datang karena penjagaan tidak ketat,” demikian dikutip dari artikel NU Online berjudul Alasan Gus Dur Ubah Nama Irian Jaya Menjadi Papua.

Gus Dur kemudian mempersilakan siapa pun yang hadir pada malam itu untuk memberikan pendapat.

Gus Dur dan Gus Sholah
Gus Dur dan Gus Sholah (instagram @ipangwahid)

Semua pendapat, baik yang mendukung kemerdekaan Papua, hingga yang memuji pemerintah didengarkan oleh Gus Dur.

Setelah mendengarkan aspirasi masyarakat Papua, Gus Dur kemudian memutuskan untuk mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua.

Alasan Gus Dur, nama Irian memiliki makna yang jelek.

Sebab dalam bahasa Arab kata Irian berarti telanjang (Urryan).

Gus Dur juga beralasan bahwa dalam kebudayaan Jawa penggantian nama seorang anak dilakukan jika sang anak sakit-sakitan.

“Biasanya sih namanya Slamet. Tapi saya sekarang ganti Irian Jaya menjadi Papua,” kata Gus Dur saat itu.

Sebagaimana diketahui, Gus Dur percaya dialog adalah pendekatan paling tepat untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Papua.

Duduk bersama, saling menghormati dan mau mendengar pendapat masing-masing, dianggapnya lebih cocok ketimbang angkat bedil, seperti yang terjadi dengan KKB Papua sekarang ini.

Sayangnya, upaya awal pendekatan kemanusiaan terhadap konflik ini tak berlanjut setelah masa kepresidenan Gus Dur berakhir.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved