Berita Nasional

Program Kartu Prakerja Didorong Jadi Program Utama Peningkatan Kualitas SDM Indonesia

Menurut Denni Purbasari, pada tahun pertama pelaksanaan program, Kartu Prakerja menjangkau 5,5 juta penerima dari anggaran Rp 20 triliun

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari 

Selain itu, Survei Cyrus Network pada Mei 2021 menyebutkan 98,7 persen responden merasa mendapat manfaat dari pelatihan Kartu Prakerja. Survei ini juga mengungkapkan bahwa 92,6 persen penerima Kartu Prakerja merasa bahwa ilmu yang didapatkan dalam pelatihan Kartu Prakerja bisa diaplikasikan di tempat kerja atau tempat usaha.

“Dengan demikian jelas bahwa 1.561 jenis pelatihan yang disediakan 179 lembaga pelatihan di ekosistem Kartu Prakerja dinyatakan relevan oleh para penerimanya, termasuk kelompok marginal di daerah tertinggal, purna pekerja migran, dan juga penyandang disabilitas,” kata Denni.

Baca juga: Cara Daftar Kartu Pra Kerja Gelombang 4, Berikut Ini Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

Pengamat ketenagakerjaan yang juga Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar menggarisbawahi peran penting Kartu Prakerja sebagai instrumen perlindungan sosial di masa pandemi.

“Pada 2020 ada berbagai jenis perlindungan sosial dari pemerintah seperti Bantuan Subsidi Upah, Insentif Pajak Penghasilan, Relaksasi Iuran untuk Perusahaan dan Kartu Prakerja. Tapi, pada 2021 ini tampaknya hanya Kartu Prakerja yang masih berjalan. Di sinilah program ini bisa menopang konsumsi masyarakat, khususnya para pekerja sehingga memicu pergerakan barang dan jasa lebih baik lagi,” tukasnya.

Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo mengapresiasi Program Kartu Prakerja yang dinilainya relevan dengan kondisi situasi sulit akibat pandemi.

“Tidak semua orang yang kehilangan pekerjaan lantas menganggur. Sebagian berubah menjadi pelaku sektor wirausaha. Di sinilah baik pengusaha maupun pekerja butuh skill baru yang sesuai dengan kebutuhan,” jelasnya.

Baca juga: Utang Garuda Indonesia Tembus Rp70 Triliun, Yenny Wahid: Kami Berjuang Keras Agar Tidak Dipailitkan

Aviliani pun memuji pelaksanaan Kartu Prakerja yang dianggapnya sudah baik. Hanya saja, ia menyarankan agar program ini dikaitkan dengan kesempatan kerja yang dibutuhkan di masa datang.

Ekonom yang pernah menjabat Sekretaris Komite Ekonomi Nasional itu pun sepakat dengan pola Program Kartu Prakerja yang mensyaratkan penerimanya untuk menyelesaikan satu pelatihan dulu baru kemudian mendapatkan insentif.

“Kalau orang hanya dikasih uang saja, cenderung menjadi malas. Kita ingin membuat masyarakat tidak malas. Jadi harus punya ilmu dan bisa bekerja apa saja untuk mendapatkan uang, sehingga nanti ketika program ini selesai, mereka bisa mandiri,” tegasnya.

Di akhir program, Piter Abdullah mengingatkan bahwa tidak ada program yang sempurna sejak awal berdirinya.

Baca juga: Fahri Hamzah: 1271 Pegawai KPK yang Dilantik Adalah Generasi Baru yang Lebih Baik

“Kelebihan Kartu Prakerja karena program ini terus berbenah dengan melakukan upaya evaluasi secara terus-menerus termasuk dengan berbagai survei. Yang dibutuhkan adalah konsistensi. Jadikan Kartu Prakerja sebagai program utama dalam upaya kita meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia di Indonesia,” pungkas Piter.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved