Berita Nasional
Utang Garuda Indonesia Tembus Rp70 Triliun, Yenny Wahid: Kami Berjuang Keras Agar Tidak Dipailitkan
Utang Garuda Indonesia terus menumpuk hingga mencapai Rp 70 triliun dan diperkirakan terus bertambah Rp 1 triliun tiap bulannya.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Tbk atau GIAA mengalami kesulitan keuangan akibat dampak pandemi Covid-19 yang membuat anjloknya jumlah penumpang.
Di sisi lain, utang perseroan terus menumpuk hingga mencapai Rp 70 triliun dan diperkirakan terus bertambah Rp 1 triliun tiap bulannya.
Oleh sebab itu, maskapai pelat merah ini menawarkan pensiun dini kepada karyawan sebagai salah satu upaya bertahan.
Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Sibuk Cari Utang Luar Negeri untuk Menutup Defisit APBN saat Rapat dengan DPR
Baca juga: Marah Besar kepada Risma, Bupati Alor Amon Djobo Minta Staf Kemensos Angkat Kaki dari Wilayahnya
Penawaran pensiun dini yang berlangsung hingga 19 Juni 2021 tersebut, diikuti pula dengan rencana perseroan yang bakal memangkas jumlah pesawat yang beroperasi.
Yenni Wahid selaku Komisaris Independen Garuda Indonesia menanggapi soal besarnya utang yang dimiliki Garuda Indonesia.
Yenni Wahid menyebut Garuda Indonesia saat dia ditunjuk sebagai Komisaris sudah ada utang Rp 20 Triliun.
Dia menyebut, utang Garuda Indonesia pada saat itu telah mencapai angka Rp 20 triliun.
Seperti diketahui, Yenny Wahid telah menjabat sebagai Komisaris Independen di Garuda Indonesia selama 1 tahun lebih.
Baca juga: Sebut Hubungannya dengan PDI P dan Puan Baik-baik Saja, Ganjar Mengaku Tak Berambisi Maju Pilpres
Baca juga: Firli Bahuri Ajak Ribuan Pegawai KPK yang Dilantik Jadi ASN untuk Perang Badar Melawan Kurupsi
Keputusan tersebut Erick Thohir sampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Januari 2020.
“Doakan ya. Waktu saya masuk, hutang Garuda sudah lebih dari 20 triliun, lalu kena pandemi, setiap terbang pasti rugi besar,” jelas Yenny di akun Twitter pribadinya @yennywahid, Minggu (30/5/2021).
“Demi penumpang, kami terapkan social distancing meskipun biaya kami jadi 2 kali lipat dengan revenue turun 90 persen.
Sudah jatuh tertimpa tangga,” sambungnya.
Dikabarkan, perusahaan berkode saham GIAA ini memiliki utang sekitar Rp70 triliun atau setara 4,9 miliar dollar AS.
Baca juga: Fahri Hamzah: 1271 Pegawai KPK yang Dilantik Adalah Generasi Baru yang Lebih Baik
Baca juga: Pimpin Rapimnas Partai Berkarya, Muchdi PR Ganti Sejumlah Pengurus DPP yang Tak Loyal
Angka tersebut akan terus membengkak apabila Perseroan menunda pembayaran kewajibannya tersebut.
Diketahui, kondisi keuangan Garuda Indonesia sejak beberapa tahun silam memang sudah kurang sehat.