Berita Nasional
Utang Garuda Indonesia Tembus Rp70 Triliun, Yenny Wahid: Kami Berjuang Keras Agar Tidak Dipailitkan
Utang Garuda Indonesia terus menumpuk hingga mencapai Rp 70 triliun dan diperkirakan terus bertambah Rp 1 triliun tiap bulannya.
Terlebih dengan adanya pandemic covid-19,
kondisi Garuda Indonesia semakin terpukul.
Yenny kembali menyampaikan, permasalahan yang dialami Garuda Indonesia sangatlah besar.
Mulai dari permasalahan pada efisiensi biaya, hingga adanya kasus korupsi.
Baca juga: Bela Eko Kuntadhi, Guntur Romli Minta UAH Jangan Baper: Tunjukkan Saja Bukti Transfernya
Baca juga: Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom Tuai Kritik Pedas, Ridho Slank: Teman Happy, Kita Ikut Happy
Maka dari itu, dirinya bersama segenap manajemen Garuda Indonesia sedang berjuang sangat keras agar Perseroan dalam kondisi lebih baik lagi.
Sehingga maskapai kebanggaan masyarakat Indonesia ini tidak dipailitkan.
“Banyak yang tanya soal Garuda. Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tidak dipailitkan,” tukasnya.
Penjelasan manajemen
Manajemen Garuda Indonesia menyatakan, saat ini perseroan terus melakukan optimalisasi pengelolaan sejumlah lini bisnis potensial untuk mendukung peningkatan pendapatan usaha.
Selain pensiun dini, sejumlah inisiatif turut dilakukan Garuda Indonesia, diantaranya memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong peningkatan pendapatan.
"Lalu meluncurkan program promosional berupa Garuda Eco Lite, Garuda OnlineTravel Fair dan ThankGod Its Friday serta berbagai program promosional lainnya," kata manajemen Garuda Indonesia dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (31/5/2021).
Kemudian, dengan melakukan pembukaan penerbangan langsung khusus kargo guna mendukung daya saing komoditas ekspor nasional dan pengembangan UMKM.
Serta pengoperasian pesawat passenger freighter, optimalisasi layanan carter kargo, dan pengembangan layanan pengiriman barang Kirim Aja berbasis aplikasi digital.
"Sejalan dengan optimalisasi bisnis Cargo, perseroan berencana untuk memperbesar porsi pendapatan usaha dari lini bisnis Cargo hingga 40 persen dari sebelumnya 10 hingga 15 persen," lanjut keterangan manajemen.
Baca juga: Suasana Haru Para Karyawan Giant Graha Raya Tangerang Jelang Tempat Kerja Mereka Ditutup Permanen
Baca juga: Soal Amien Rais Bukan Tokoh Reformasi, Barikade 98 Tak Terima Benny Ramdani Disebut Pengekor Adian
Terkait sisi biaya dan utang, perseroan saat ini telah dan terus melakukan upaya-upaya dalam rangka memastikan risiko solvabilitas dapat dimitigasi dengan sebaik-baiknya.