Marahi Staf Kemensos dan Risma, PDIP Langsung Cabut Dukungan Terhadap Bupati Alor Amon Djobo
PDIP langsung merespon video Bupati Alor, NTT, yang marah kepada Staf Kemensos. Respon berupa pencabutan dukungan terhadap Bupati Amon Djobo
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- PDIP langsung merespon video Bupati Alor, NTT, yang marah kepada Staf Kemensos.
Bupati bernama Amon Djobo itu marah karena bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) tidak melalui Pemkab Alor melainkan DPRD setempat.
Faktanya ternyata bukan dana bantuan PKH melainkan bantuan bencana.
Baca juga: Risma Luruskan Bantuan yang Bikin Bupati Alor Marahi Staf Kemensos, Bukan Bantuan PKH tapi Bencana
Baca juga: Marah Besar kepada Risma, Bupati Alor Amon Djobo Minta Staf Kemensos Angkat Kaki dari Wilayahnya
Bantuan itu butuh tiba dengan cepat sementara pihak Pemkab sulit dihubungi.
Ketika ada anggota DPRD menawari penanganan bantuan cepat ke Alor, Kemensos menyetujuinya.

Dengan demikian kemarahan Bupati Amon Dj0bo dianggap tidak pantas dan tidak pada tempatnya.
"Surat pencabutan rekomendasi dan dukungan itu dikeluarkan hari ini dan ditandatangani oleh Sekjen PDI Pak Hasto. Surat itu ditujukan kepada kami," ungkap Ketua DPRD Kabupaten Alor Enny Anggrek kepada Kompas.com, Rabu (2/6/2021) malam.
Baca juga: Dianggap Promosikan Pedophilia, Petisi Hentikan Sinetron Suara Hati Istri Trending Topic di Twitter
Enny yang merupakan Ketua DPC PDI-P Kabupaten Alor menjelaskan, terdapat empat poin penting dalam surat tersebut.
Di antaranya PDIP mencabut rekomendasi dari dukungan kepada bupati dan wakil bupati Alor, pasangan Amon Djobo-Imran Duru.
Langkah mencabut dukungan diambil karena bupati bukan kader PDI-P.
Kemudian mencabut surat DPP PDIP Nomor: 3628/IN/DPP/XI/2017, 30 November 2017, perihal rekomendasi calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Alor pada Pilkada Serentak 2017 dan dinyatakan tidak berlaku.
Baca juga: Link Live Streaming Thailand vs Indonesia Kick Off Pukul 23.45 WIB, Timnas Berpeluang Dapat Poin
Selanjutnya, menginstruksikan kepada DPC PDI-P Kabupaten Alor untuk segera berkoordinasi dengan seluruh pimpinan dan anggota Fraksi PDI-P DPRD Kabupaten Alor terkait pencabutan rekomendasi dan dukungan.
Terakhir, kader yang tak mengindahkan instruksi tersebut akan mendapat sanksi organisasi.
Baca juga: Daftar Lengkap 26 Pemain pada 24 Timnas Peserta Euro 2020, Hanya Spanyol yang Ngotot Bawa 24 Pemain
Alasan pencabutan dukungan
Menurut Enny, ada beberapa alasan PDIP mencabut dukungan itu, yakni selama kepemimpinan Amon, ada beberapa tindakan tidak terpuji yang dilakukan Bupati Alor dua periode itu.
Di antaranya, mengusir dua staf Kementerian Sosial dan aparat TNI.
"Tentu dengan keputusan DPP PDIP, kami sebagai pengurus DPC PDI-P Kabupaten Alor akan segera menjalankan," kata Enny.
Sebelumnya, Sebuah video berdurasi 3 menit 9 detik yang berisi Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) Amon Djobo marah terhadap Menteri Sosial Tri Rismaharini, beredar di grup media sosial.
Baca juga: Salam Perpisahan, Aguero Bagi-Bagi Jam Mahal dan Undian Mobil Mewah untuk Staf di Manchester City
Dalam video itu terlihat Amon marah terkait bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) oleh Kementerian tersebut.
Amon marah, karena bantuan PKH itu diurus oleh DPRD Alor.
Amon menuding, pihak Kementerian Sosial tidak menghargai pemerintah daerah Alor.
Amon pun lantas mengusir sejumlah staf Kementerian Sosial agar segera meninggalkan Kabupaten Alor secepatnya.
Amon mengaku, akan segera bersurat ke Presiden Joko Widodo terkait itu.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kamis Siang Ini Menteri Agama Akan Umumkan Keputusan soal Haji
Bupati Minta Maaf
Sekretaris Daerah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Soni Alelang mengatakan, video viral yang memperlihatkan Bupati Amon Djobo memarahi dua staf Kementerian Sosial dan Menteri Sosial Tri Rismaharini tak ditampilkan secara utuh.
"Saya juga ada di lokasi saat itu, jadi saya tahu persis kejadiannya seperti apa," ungkap Soni, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/6/2021) malam.
Saat kejadian, kata Soni, dirinya bersama bupati dan sejumlah pejabat lainnya sedang menyusun surat untuk Presiden Jokowi.
Baca juga: Anies Hari ini Akan Gowes Sepeda dari Senayan ke Balai Kota saat World Bike Day
Surat itu berisi tentang kekecewaan Pemkab Alor terhadap Menteri Risma yang mengirim bantuan kemanusiaan melalui DPRD.
Di saat itu, kata dia, datanglah dua staf Kemensos.
Sehingga, kata dia, Bupati melampiaskan kekesalan itu ke staf Kemensos.
Namun, setelah itu, bupati meminta maaf kepada kedua staf Kemensos itu.
"Seharusnya mereka videokan secara lengkap, bukan sepenggal-penggal yang nantinya memprovokasi. Videonya juga dibuat lengkap sehingga alurnya jelas. Setelah marah saling memaafkan dan omong baik-baik dan semuanya berjalan dengan baik," sebut dia.
Baca juga: Awas Banjir Rob, Tinggi Muka Air Laut di Pompa Pasar Ikan Jakarta Utara Lebih dari 2 Meter
Usai meminta maaf, Bupati Amon dan dua staf Kemensos itu saling berpelukan.
Penjelasan Risma
Namun dari penjelasan Menteri Sosial Tri Rismaharini tampaknya ada miskomunikasi terkait kemarahan sang Bupati.
Pertama soal jenis bantuan yang disebut Bupati sebagai bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Risma meluruskan itu bukan PKH melainkan bantuan bencana.
Nah yang namanya bantuan bencana, nyampenya harus cepat.
Baca juga: Jadi Saksi Bisu Medan Pertempuran, Disparbud Usul ke Wali Kota Bekasi Gedong Papak Dijadikan Museum
Saat itu nomor Pemkab Alor tak bisa dihubungi, lalu datang tawaran bantuan dari DPRD Alor, Kemensos langsung mengiyakannya.
Risma mengatakan, bantuan yang diurus oleh DPRD Alor saat itu adalah bantuan bencana banjir bandang dan siklon tropis Seroja di NTT.
"Ta jelaskan ya, jadi sebetulnya itu bantuan bukan PKH, tapi bantuan untuk bencana," kata Risma saat ditemui di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Viaduct, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/6/2021).
Risma mengatakan, pada saat bantuan tersebut dikirimkan, dia sama sekali tidak bisa menghubungi siapa pun, baik staf Kemensos maupun pihak Pemerintah Kabupaten Alor.
Baca juga: VIDEO Harga Mie Pakai Telur di Puncak Bogor Rp 54 Ribu, Foto Notanya Viral di Medsos
"Saya mengirim barang saat itu dari Jakarta jauh, kita kepengin cepat, jadi kita kirim dari Surabaya, karena kalau dari Surabaya angkutan itu gratis. Tapi kita tidak bisa masuk ke pulau itu (Alor). Saya hubungi bagaimana kondisi di sana, karena hampir seluruh NTT kena, saya hubungi kepala dinas, staf saya, enggak ada yang bisa karena memang saat itu jaringan terputus," kata Risma.
Selain jaringan terputus, menurut Risma, kendaraan pengangkut bantuan untuk bencana di NTT juga terhambat di pelabuhan karena kondisi cuaca yang buruk.
"Kita tidak bisa merapatkan bantuan, karena cuacanya buruk, sehingga syahbandar mengatakan tidak bisa melaut, kapal-kapal semua berhenti," kata Risma.
Baca juga: Banyak yang Sembuh Mikro Lockdown di RT 06 Ciracas Distop, Namun Pengawasan Prokes Tetap Dilakukan
Risma bahkan mengaku sempat putus asa pada saat itu.
Kemudian, di tengah ketidakjelasan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Alor Enny Anggrek menawarkan pertolongan agar bantuan untuk korban bencana bisa cepat diterima masyarakat Alor.
"Saat itu kemudian adalah Ketua DPRD (Alor) menyampaikan kami butuh bantuan, tapi tidak bisa (masuk). Beliau (Ketua DPRD) menawarkan, 'Bu, itu ada paket dari Dolog yang ibu bisa ganti'," kata Risma.
Tanpa pikir panjang, Risma menyetujui tawaran tersebut agar bantuan bisa cepat diterima masyarakat terdampak bencana.
Baca juga: Pelajar Berusia 16 Tahun Diminta Segera Datang ke Kelurahan Untuk Rekam Data KTP-el
"Ya sudahlah, kemudian disebarkanlah, karena kami tidak bisa (karena banyak sekali (yang membutuhkan) saat itu kami tidak bisa kontak siapa pun di situ. Jadi seperti itu," ujar Risma.
Sebelumnya, dalam sebuah video yang beredar di grup media sosial, tampak Bupati Alor Amon Djobo memarahi staf Kemensos.
Video itu direkam di rumah jabatan Bupati Alor.
Para staf yang duduk berhadapan dengan Amon terdiam dan tak berkutik saat mendengarkan ucapan sang Bupati.
Baca juga: Bos Plastik Terlilit Utang Rp 460 Juta Tewas Dibunuh Tetangganya Sendiri, Simak Kronologi Lengkapnya
Amon yang terlihat kesal sempat menyinggung Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Tak hanya itu, dia juga mengancam akan melempar kursi kepada para staf Kemensos.
Para staf juga diusir agar segera meninggalkan Kabupaten Alor.
Usai memarahi staf Kemensos, Amon berjalan meninggalkan mereka.
Kemarahan Amon diduga dipicu oleh Program Keluarga Harapan (PKH).
Ia menumpahkan kekesalannya lantaran bantuan PKH diurus oleh DPRD Alor.
Dalam video berdurasi 3 menit 9 detik itu, Amon menyampaikan bahwa pihak Kemensos tidak menghargai Pemkab Alor.
Baca juga: Pangdam Jaya Berharap Kampung Sawah Bekasi Jadi Pilot Project Kampung Pancasila di Wilayah Lain
Amon menyatakan, bakal mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo mengenai masalah PKH itu.
Saat dikonfirmasi, Amon tak menampik bahwa pria di dalam video tersebut adalah dirinya.
Namun, ia tak mengingat kapan kejadian itu berlangsung.
Ia menegaskan, apa yang disampaikan dalam video adalah fakta di lapangan.
"Itu video betul saya marah. Saya tidak ingat persis kapan karena saya sibuk. Saya marah karena bantuan PKH dikasih melalui DPRD. Padahal, seharusnya Pemda yang bagi," ujar Amon saat dihubungi, Selasa (1/6/2021).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buntut Video Viral Bupati Alor Marahi 2 Staf Kemensos dan Risma, PDI-P Cabut Dukungan",
Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere