Megawati kepada Kader PDIP: Kalian Petugas Partai, Kalau Enggak Mau Dikasih Tugas Partai Out Saja

Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri mengingatkan seluruh kadernya, mereka semua adalah petugas partai.

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PDIP, di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/9/2018). Rakornas PDIP membahas arahan-arahan untuk pemenangan Pilpres dan Pileg 2019. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri mengingatkan seluruh kadernya, mereka semua adalah petugas partai.

Oleh karena itu, menjadi kewajiban kader menjalankan tugas kepartaian apabila tidak ingin diberhentikan.

Hal itu ia sampaikan saat meresmikan 25 prasasti kantor partai secara virtual, Minggu (30/5/2021).

Baca juga: PDIP Ogah Koalisi dengan Partai Demokrat, Andi Arief: Karena Megawati Dua Kali Kalah Lawan SBY

"Kalian-kalian ini adalah petugas partai, jangan lupa, kalian adalah petugas partai, tidak lagi bisa sebagai pribadi-pribadi."

"Karena ini namanya sebuah organisasi, organisasi partai politik," kata Megawati.

Megawati melanjutkan, menjadi petugas partai berarti harus taat dengan tugas yang telah diemban masing-masing kader.

Baca juga: Ini Daftar Badan Eksekutif Mahasiswa yang Dukung Gerakan Separatisme Papua Versi Kabaintelkam Polri

Termasuk, jika sewaktu-waktu partai menugaskan terjun ke bawah.

Atas dasar itu, Megawati berpesan agar kader tidak hanya dapat menjual nama PDIP, namun tidak lalai terhadap tugas yang menjadi kewajibannya.

"Jangan hanya jual nama partai."

Baca juga: Andi Arief: Rugi Besar Jika Partai Demokrat Ikut Koalisi PDIP, Sama Juga Bunuh Diri Politik

"Hanya bisa berpakaian seragam partai, kalau disuruh kerja enggak mau," tuturnya.

Lebih lanjut, Megawati kembali menegaskan kembali kepada kader, jika tidak sanggup untuk mengemban tugas partai, ada dua pilihan bagi mereka, maka pilihan terbaik adalah mundur dari PDIP.

"Makanya lebih baik saya bolak-balik bilang."

Baca juga: Tak Lulus TWK, Novel Baswedan: Kami Seolah Dibuat Lebih Jelek Dibandingkan Koruptor, Ini Keterlaluan

"Kalau ndak mau jadi petugas partai, saya ndak ngomongin lagi anggota partai, petugas partai."

"Artinya enggak mau diberi tugas oleh partai, out saja, mundur, jangan lagi," tegasnya.

Siap Diganti

Megawati Sukarnoputri mengaku siap melepas jabatan ketua umum PDIP

Ia awalnya mengaku tak pernah memberikan uang atau bermain politik uang, kepada para kader di daerah, agar dipilih sebagai ketua umum partai berlambang kepala banteng tersebut.

"Banyak orang tanya kalau saya itu jadi ketum apa ngekei (memberikan) duit sama kalian?"

"Tanya aja sendiri sama mereka."

"Emangnya saya punya duit segitu banyak?" kata dia, saat berpidato di acara peluncuran buku berjudul Merawat Pertiwi secara virtual, Rabu (24/3/2021).

Megawati mengaku tak punya uang banyak untuk diberikan kepada para pengurus yang memiliki hak suara.

Baca juga: Jadi Tersangka Sejak 2015, KPK Kembali Periksa RJ Lino dalam Kasus Dugaan Korupsi di Pelindo II

Setidaknya, kata dia, kini terdapat 514 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP.

"Per struktur saja kira-kira ada 21. Coba bayangkan?"

"Terus kalian aku duiti ngono biar aku jadi ketum? Enggak. Enggak. Bukan sombong, tidak," tegasnya.

Baca juga: JADWAL Lengkap dan Link Live Streaming Misa Minggu Palma 28 Maret 2021 di Jakarta dan Sekitarnya

Megawati menegaskan selama ini rakyat percaya dan memilih dirinya untuk tetap menjadi ketua umum PDIP.

Dia pun tak keberatan jika ada yang menggantikan dirinya sebagai ketua umum PDIP.

"Ada pertanyaan kalau suatu saat ibu harus digantikan? Ya Monggo wae."

Baca juga: BREAKING NEWS: Pemerintah Tiadakan Mudik Lebaran 2021, Jatah Cuti Cuma Sehari

"Tapi PDIP-nya awas lho."

"Sepanjang ada republik ini, PDIP harus tetap ada sebagai salah satu partai andalan di republik ini," ucapnya.

Megawati berharap PDIP tetap menjadi partai harapan rakyat Indonesia, serta para kader tetap solid dan tak mudah terombang-ambing.

Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Tiadakan Mudik Lebaran 2021, Aturan Penunjang Bakal Diatur Kemudian

"Semuanya akan saya pantau untuk jadikan apa?"

"Itu sebuah partai jadi harapan rakyat banyak, enggak mudah digoyangkan, enggak mudah diimingi-imingi," ujarnya.

Megawati Sukarnoputri menjadi Ketua Umum PDIP sejak 1999.

Baca juga: Larangan Mudik Lebaran Berlaku pada 6-17 Mei 2021, Tak Boleh ke Luar Daerah Kecuali Mendesak

Artinya, Megawati Sukarnoputri telah memimpin partai berlambang banteng itu lebih dari 20 tahun.

Megawati Sukarnoputri sempat menjadi Presiden kelima RI periode 2001 hingga 2004, menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

Megawati Sukarnoputri terpilih dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya pada Desember 1993.

Tak Bakal Ada Tiang Listrik dan Kabel Berseliweran di Ibu Kota Baru

Ketika itu, istri Taufik Kiemas tersebut mendapat dukungan dari 27 DPD PDI untuk alih pimpinan partai berlogo banteng, hingga terpilih sebagai ketua umum periode 1993-1998.

Popularitas Megawati Sukarnoputri mengancam kekuasaan Orde Baru.

Apalagi, dikutip dari buku Megawati dalam Catatan Wartawan (2017), ia langsung berkeliling Indonesia untuk konsolidasi dan menemui rakyat.

Jakarta Belum Ideal, Ibu Kota Baru di Kalimantan Bakal Jadi Standar Pembangunan Kota di Indonesia

Hal ini mengakibatkan dualisme di partai banteng itu terjadi, hingga akhirnya PDI terbelah.

Sebuah, kongres PDI di Medan yang didukung Soeharto mengukuhkan kepemimpinan Soerjadi sebagai ketua umum.

Dualisme ini berujung Tragedi 27 Juli 1996.

BMKG Bilang Penurunan Kualitas Udara Jakarta Biasa Terjadi Saat Musim Kemarau

Ketika itu, DPP PDI yang dikuasai oleh pendukung Megawati Sukarnoputri, berusaha diambil alih oleh pendukung Soerjadi.

Setelah Tragedi Kudatuli atau 27 Juli 1996 itu, Megawati Sukarnoputri yang mendapat dukungan dari pihak-pihak yang menentang Soeharto, menjadi simbol perlawanan terhadap Orde Baru.

Hingga kemudian setelah Orde Baru runtuh, Megawati Sukarnoputri membentuk PDIP sebagai wahana politiknya.

2024 Regenerasi Total

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri menyatakan 2024 adalah tahun regenerasi total.

Sehingga, dibutuhkan kantor partai yang diwujudkan sebagai pusat kegiatan rakyat, dan kader sebagai obor penerang jalan bagi rakyat.

Dengan itu pula, diharapkan Indonesia akan hidup 1.000 tahun lagi.

SOSOK Wiku Adisasmito Pengganti Achmad Yurianto, Tak Ada Lagi Konferensi Pers Update Kasus Covid-19

Hal itu disampaikan Megawati dalam pidatonya di peresmian 20 kantor baru PDIP di sejumlah wilayah secara virtual, Rabu (22/7/2020).

"Saudara-saudara, kita akan melakukan sebuah regenerasi. Dapat dikatakan total pada 2024."

"Oleh sebab itu, betapa perlunya kita punya kantor-kantor partai yang seperti tadi saya katakan."

Cuma Ganti Nama Jadi Satgas, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Tak Perlu Dibubarkan

"Bahwa untuk kita melakukan konsolidasi dan bertemu langsung dengan rakyat yang memerlukan bantuan."

"Jadi kalau hal itu dapat dilakukan, saya yakin kehidupan PDI Perjuangan bisa hidup terus di dalam hati rakyat, dan secara fisik bersama rakyat."

"Saudara-saudara harus mengetahui, bahwa saya sangat berkeinginan negara kita juga akan hidup mungkin lebih 1.000 tahun," tuturnya.

Tak Lagi Muncul di Konferensi Pers Bareng Achmad Yurianto, Ini Tugas Baru Reisa Tangani Covid-19

Megawati mengatakan, PDIP adalah sebuah alat perjuangan bagi Republik Indonesia.

Dia mengingatkan negara besar seperti Amerika Serikat (AS) yang sudah berdiri lebih dari 200 tahun, masih memiliki Partai Demokrat dan Partai Republik yang juga masih eksis hingga saat ini.

Megawati menginstruksikan kantor partai adalah rumah rakyat yang harus dijaga, dipelihara untuk bisa melangsungkan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.

Setengah Tahun Buron, Ini Faktor-faktor yang Bikin KPK Gagal Ciduk Harun Masiku Menurut ICW

Juga, untuk rapat partai sehingga konsolidasi terus mengalir dan berjalan dengan baik.

Menurutnya, fungsi kerakyatan dari kantor partai itu makin mendesak, apalagi di saat pandemi Covid-19 sedang berlangsung.

Bagi Megawati, PDIP harus bisa hadir membantu rakyat yang pasti sedang merasakan kesulitan ekonomi.

Naik ke Penyidikan, Polri Cari Tersangka Kasus Surat Jalan dan Bebas Covid-19 Djoko Tjandra

Maka itu, Presiden kelima RI itu pernah melakukan gerakan menanam tanaman pendamping beras.

"Saya sudah mengatakan bagaimana kita harus menyediakan payung sebelum hujan," ucapnya.

Sambil terisak, Megawati juga meminta kepada kader PDIP untuk bergerak menjadi partai pelopor, menjadi obor yang terus menyala bagi masyarakat di sekitarnya.

Sudah 18, PPP Minta Jokowi Bubarkan Lembaga Receh Lainnya

"Jadikan partai ini adalah partai pelopor, sebuah nyala, obor yang terus menyala dan memberi tuntunan bagi rakyat kita," kata Megawati dengan suara bergetar. (Chaerul Umam)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved