Info Balitbang Kemenag

Penelitian ini Ungkap Kerentanan Psikologis terhadap Ekstremisme Agama di Kalangan Pemuda

Ruang kerentanan psikologis sangat penting untuk dieksplorasi karena kaum muda adalah generasi muda dalam tahap mencari identitas diri.

Penulis: Ichwan Chasani | Editor: Ichwan Chasani
Dok. kemenag.go.id
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat membuka dan memberi arahan dalam kegiatan Bimtek Penguatan Agen Moderasi Beragama di Jakarta, Rabu (28/4/2021). Kegiatan ini mengusung tema "Implementasi Moderasi Beragama Menuju Indonesia Toleran". 

Dalam penelitian ekstremisme, banyak calon ekstremis tidak hanya menemukan rasa makna, tetapi mereka juga memiliki perasaan memiliki dan koneksi yang kuat dengan afiliasi mereka. Inilah sebabnya mengapa gerakan ekstremisme dianggap sebagai proses sosial.

Rekomendasi

Sekarang, ekstremisme agama terkait erat dengan masalah yang sering dibahas dalam skala dunia. Para pemuda mungkin beresiko karena para pemuda umumnya dalam kondisi yang sangat baik untuk dipengaruhi dalam kelompok gerakan kekerasan dengan nama agama atau diindoktrinasi dalam isu jihad.

Mereka berisiko, karena mereka dianggap memiliki kesehatan yang baik, energi yang baik, emosi yang berapi-api. Mungkin mereka memahami jihad sebagai satu-satunya cara untuk mengubah dunia yang tidak memuaskan sesuai dengan persepsi mereka.

Sementara, penelitian ini menemukan hubungan yang signifikan antara kerentanan psikologis dan ekstremisme agama, beberapa rekomendasi harus dicantumkan seperti di bawah ini:

Secara sistematis mengubah sistem pendidikan dan cara mengembangkan pikiran generasi kita. Ini dapat dilakukan melalui pengajaran nilai-nilai keragaman dan tidak pernah memberitakan pengucilan dan kebencian orang lain dalam penyebab perbedaan. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved