Berita Nasional

Masyarakat Was-was soal kabar Bocornya Data Pribadi, Begini Langkah yang Ditempuh BPJS Kesehatan

Pihak BPJS Kesehatan juga telah mengeluarkan holding statement tertulis, dan memastikan hanya memiliki data penduduk sebanyak 222,4 juta per Mei 2021

Editor: Feryanto Hadi
faktualnews.co
ILUSTRASI hacker 

Lebih lanjut, Iqbal mengatakan bahwa pihaknya secara rutin melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan perlindungan data yang lebih maksimal.

Dihubungi secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate mengatakan sedang melakukan pendalaman atas kasus kebocoran data pribadi tersebut.

"Kementerian Kominfo sedang melakukan pendalaman atas dugaaan kebocoran data tersebut," kata Johnny melalui pesan singkat.

Sementara Juru Bicara Kemenkominfo, Dedy Permadi mengatakan, hingga Kamis (20/5/2021) malam, pukul 20.00 WIB, belum dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kebocoran data pribadi dalam jumlah yang masif seperti yang diduga.

"Kesimpulan ini diambil setelah dilakukan beberapa tahap pemeriksaan secara hati-hati terhadap data yang beredar," kata Deddy.

Data yang bocor Di dalam deskripsinya, penjual mengatakan bahwa data tersebut berisi NIK, nomor ponsel, e-mail, alamat, dan gaji.

Baca juga: Polisi Dalami Motif Pembunuhan Pendekar PSHT, Terduga Pelaku Sempat Melayat tapi Sikapnya Aneh

Data tersebut termasuk data penduduk yang telah meninggal dunia.

Dari data 279 juta orang tersebut, 20 juta di antaranya disebut memuat foto pribadi. Adapun dataset tersebut dijual dengan harga 0,15 bitcoin, atau sekitar Rp 84,4 juta.

Penjual juga menyertakan tiga tautan berisi sampel data yang bisa diunduh secara gratis.

Saat mengunduh dan mencoba data sampel tersebut, KompasTekno mendapati beberapa nomor ponsel teridentifikasi di aplikasi penelusuran nomor Get Contact, dengan nama yang mirip dengan data nama yang ada di sampel.

Beberapa nomor lain juga ditemukan di aplikasi Get Contact, namun dengan nama pemilik yang berbeda dengan data sampel.

Saat menelusuri beberapa nama di Google, sangat mudah untuk menemukan media sosial mereka, yang tidak jarang mencakup identitas alamat lengkap, yang ternyata juga cocok dengan sampel.

Baca juga: Halal Bihalal dan Dangdutan di Markas PDI P Tuai Kecaman, Camat Minta Maaf, Mengaku Cuma Diundang

Namun, sangat banyak pula data yang tidak cocok dan tidak teridentifikasi, ketika ditelusuri dengan mesin pencarian. Kendati demikian, belum diketahui pasti keabsahan data in

(Fandi Permana)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved