Wawancara Ekslusif

Kisah Nyata Ganjar Ramadhan Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Jadi Guru Honorer Digaji 3 Bulan Sekali

Kisah nyata Ganjar Ramadhan Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, jadi guru honorer digaji 3 bulan sekali. Ganjar lahir di Kampung Sentra Emping.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dodi Hasanuddin
Wartakotalive.com/Hironimus Rama
Kisah Nyata Ganjar Ramadhan Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Jadi Guru Honorer Digaji 3 Bulan Sekali. 

WARTAKOTALIVE.COM, CiANJUR - Kisah nyata Ganjar Ramadhan Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Jadi guru honorer gaji dibayar 3 bulan sekali.

Siapa Ketua DPRD termuda di Indonesia? Ya, dialah Ganjar Ramadhan. Politisi Partai Gerinda menjadi orang nomor satu di legislatif Kabupten Cianjur.

Umurnya genap 33 tahun, kemarin. Kendati menyandang status Ketua DPRD termuda, Ganjar mengaku percaya diri.

Kepada tim Warta Kota, pria kelahiran Cianjur, 22 April 1988 ini menceritakan perjalanan kariernya hingga terjun ke dunia politik.

Ganjar mengawalinya dengan menjadi guru honorer pada salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri di Cianjur.

Baca juga: Ketua DPRD Cianjur Ganjar Ramadhan Dari Guru Honorer Hingga Jadi Ketua DPRD Termuda se-Indonesia 

Apa yang menjadi target Ganjar setelah memimpin DPRD? Apakah kepemimpinannya berpihak kepada rakyat?

Berikut wawancara eksklusif Warta Kota dengan Ketua DPRD termuda se-Indonesia, Ganjar Ramadhan:

Bisa diceritakan kepada pembaca Wartakotalive.com bagaimana latar belakang Anda sebelum dikenal sebagai Ketua DPRD dan politisi partai Gerindra?

Ganjar Ramadhan lahir di Kampung Cilaku Empang, Desa Sukasari, Cianjur, Jawa Barat pada 22 April 1988.  Sukasari.

Baca juga: Pemudik Asal Cianjur di Terminal Kampung Rambutan Dibawa ke Wisma Atlet karena Positif Virus Corona

Kampung Cilaku Empang merupakan sentra kerajinan emping. Ganjar dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang guru SD.

Ganjar sekolah di SDN Cilaku 1. Lalu, di SMP Negeri Cilaku dan pindah ke MTs. SMA nya di SMAN Cibeber.

Setelah itu, ia kuliah di Universitas Surya Kencana jurusan PJKR (Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi).

Pada 2009, saat masih kuliah saya juga jadi guru honorer sampai 2013.

Kehidupan sebagai guru honorer ternyata susah. Selain pendapatan kecil, perjuangan untuk jadi PNS juga enggak gampang, tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Baca juga: Cegah Ledakan Kasus Corona Usai Lebaran, Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor Data Warga Pulang Mudik

Ada yang butuh 10 tahun, bahkan ada yang 16 tahun. Cuma ada beberapa teman yang sudah masuk tenaga honorer kategori 2 (K2) dan ada juga sebagian jadi PNS yang diangkat dari K2.

Ganjar juga nyambi bekerja di event organizer (EO) dari salah satu merek rokok untuk menyambung hidup.

Tahu sendiri kan, gaji guru honorer dibayar tiga bulan sekali, sangat prihatin.

Baca juga: Kutuk Agresi Isreal, Jurnalis Bogor Barat Galang Dana Kemanusiaan untuk Masyarakat Palestina

Tetapi berkat pengalaman hidup itu dan doa rekan-rekan, keluarga, dan almarhum bapak, ia bisa dapat kursi di gedung dewan ini.

"Orangtua saya kan PNS biasa. Karena itu, untuk mendapatkan uang saku saya jualan baju online dengan mengambil barang dari konveksi-konveksi. Teman saya sempat mengajak kerja di distro," kata Ganjar Ramadhan.

"Waktu itu distro sedang naik daun. Saya ngambil barang dari distro dan jual di rumah. Lumayan juga saya dapat penghasilan dari situ untuk bantu orangtua. Alhamdulilah, setelah kuliah saya tidak minta duit ke orangtua lagi," tambahnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved