Kabinet Jokowi
Sindir Kabinet Gemuk Jokowi, Fadli Zon: Ditambah badan-badan, Dihitung-hitung Ada 100 Menteri
Politikus Partai Gerindra Fadli Zon ikut bicara isu reshuffle kabinet yang terus dibicarakan dalam beberapa pekan terakhir.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon ikut bicara isu reshuffle kabinet yang terus dibicarakan dalam beberapa pekan terakhir.
Fadli Zon mempertanyakan mengapa jarak reshuffle sangat dekat dengan yang dilakukan terakhir kali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, reshuffle yang sangat berdekatan justru akan memunculkan pertanyaan dari berbagai pihak.
Baca juga: Disarankan Kemenkumham, Polisi Bakal Ajukan Permohonan Ekstradisi Jozeph Paul Zhang
"Nah, itu kan baru beberapa bulan."
"Apakah ada sesuatu yang salah dalam jangka waktu yang sangat pendek dalam waktu hanya waktu April-Mei?"
"Ini masih kurang dari enam bulan," ujar Fadli Zon dalam diskusi daring bertajuk 'Jangan Pegel Nunggu Reshuffle', Sabtu (24/4/2021).
Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 Indonesia Sisa 8 Juta Dosis, Cuma Cukup Sampai 20 Hari Lagi
Di sisi lain, Fadli Zon menyoroti pula banyaknya orang yang mengisi posisi menteri.
Berdasarkan undang-undang, jumlah menteri dibatasi sebanyak 34 orang.
Namun, lanjut Fadli Zon, dalam praktiknya saat ini selain para menteri yang didapuk membantu Presiden, juga masih ada jabatan wakil menteri.
Baca juga: Penyidik KPK Terima Suap, Bambang Widjojanto Minta Firli Bahuri Cs Mundur
"Jadi menteri ini sudah cukup banyak, jika ditambah badan-badan kalau dihitung-hitung 100 menteri juga, walaupun dibatasi 34 menteri," tutur Fadli Zon.
Dia juga menilai reshuffle harus dilakukan di sektor yang tepat dan memang dibutuhkan.
Menurutnya, Jokowi seharusnya fokus dan memprioritaskan pada sektor penanganan masalah ekonomi dan kesehatan.
Baca juga: Janji Setop Kasus Wali Kota Tanjungbalai, ICW Yakin Penyidik KPK yang Disuap Tak Main Sendirian
"Kalau menurut saya masalah itu ekonomi dan kesehatan."
"Kalau ada yang lain-lain mestinya dipikirkan dahulu melakukan intervensi."
"Jadi jangan mencoba-coba cari orang yang profesional di bidangnya, dan juga tergantung pada partai politik," ulasnya.