Bulan Suci Ramadan
Para Ahli Paru Ingatkan Pentingnya Atur Pola Tidur Agar Tetap Segar Selama Berpuasa Ramadan
Ibadah malam dan aktivitas sahur pada dini hari dapat membuat kebiasaan tidur berubah selama puasa Ramadan.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Salah satu hal yang jarang diperhatikan saat menjalani ibadah puasa Ramadan adalah pola tidur.
Sudah menjadi maklum, saat berpuasa otomatis pola tidur akan berubah drastis dari hari-hari biasanya.
Pasalnya, saat tengah malam seseorang yang berpuasa harus bangun di sepertiga malam untuk menyiapkan sahur atau makan sahur.
Video: Puasa Ramadan Tetap Sehat saat Pendemi Covid-19
Ramadan adalah bulan ibadah dan kebersamaan, namun ibadah malam dan sahur pada dini hari dapat membuat kebiasaan tidur berubah.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang berpuasa tidur sekitar satu setengah jam lebih sedikit dari biasanya.
Kualitas tidur juga bisa terganggu karena dibagi menjadi waktu tidur terpecah-pecah selama periode 24 jam.
Baca juga: Strategi GoMart di Bulan Ramadan, Hadirkan Fitur Chat dengan Asisten Belanja dan Resep Buka Puasa
Baca juga: Ini Menu Makanan Saat Ramadan yang Tidak Bikin Begah dan Secara Kesehatan Sangat Dianjurkan
Oleh karena itu, dokter menyarankan untuk mengatur jadwal tidur yang bisa diterapkan selama sebulan, dan untuk memastikan setiap orang bisa tidur setidaknya empat jam tanpa gangguan di malam hari.
Dr Sobia Farooq, ahli paru di Klinik Cleveland Abu Dhabi mengatakan, tidur adalah bagian penting dari menjaga kesehatan yang memungkinkan tubuh untuk mengisi energi dan memulihkan diri.
"Kurang tidur dapat memengaruhi suasana hati serta kesehatan fisik seseorang, termasuk penambahan berat badan hingga peningkatan risiko penyakit jantung atau bahkan diabetes," kata Dr Sobia Farooq, dikutip dari Gulf News, Sabtu (17/4/2021).
Rata-rata, orang dewasa membutuhkan antara tujuh setengah hingga delapan jam tidur setiap malam.
Baca juga: Dinas Pendidikan Kota Depok Tetapkan Waktu Belajar dan Pesantren Kilat Secara Online selama Ramadan
Sedangkan anak-anak berusia enam hingga 12 tahun membutuhkan waktu antara sembilan hingga 12 jam tidur setiap hari.
Dr Muhammed Anas Ayoob, spesialis penyakit paru di Rumah Sakit Spesialis NMC, mengatakan, banyak orang menghadapi kurang tidur akut pada malam hari, yang menyebabkan lelah, mengantuk, dan perubahan suasana hati di siang hari.
Dr Ayoob mengatakan, penelitian telah menunjukkan penundaan waktu tidur dan bangun yang tiba-tiba pada peserta yang menjalankan Ramadhan jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Selain itu, kata Dr Ayoob, persentase subjek yang bangun setelah jam 12 siang secara signifikan lebih tinggi pada minggu ketiga Ramadhan, dan kantuk di siang hari lebih tinggi secara signifikan.
Baca juga: Berziarah ke Makam Pahlawan KH Noer Ali, Jadi Pilihan Wisata Religi saat Bulan Ramadan