Vaksinasi Covid19
Minta Jangan Adu DPR dengan BPOM Soal Vaksin Covid-19 Nusantara, Dasco: Tujuan Kami Sama
Kekinian, Dasco mendapat kabar BPOM mempersilakan uji klinis vaksin Nusantara dilanjutkan.
"Dan ada beberapa pertanyaan mengenai penyakit yang diderita, misalnya sebelum ini, dan kita sudah tuliskan."
"Dan itu juga berlaku bagi setiap yang akan diambil uji klinis fase II ini," jelasnya.
Baca juga: Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2021 : Tes Swab, Rapid Test, dan GeNose Tidak Batalkan Puasa
Dasco mengatakan, pengembangan vaksin Nusantara membutuhkan dukungan dari semua pihak.
Selain itu, saat ini vaksin Covid-19 sangat dibutuhkan untuk menekan laju penyebaran Covid-19.
Apalagi, saat ini embargo vaksin diterapkan di beberapa negara di dunia.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 13 April 2021: Pasien Baru Tambah 5.702, 6.349 Orang Sembuh, 126 Wafat
"Nah, saya pikir dengan ada vaksin Nusantara akan menambah kekayaan vaksin."
"Apalagi produksi dalam negeri, sehingga bisa membantu pemerintah umtuk menekan laju Covid di negara kita," ucap Ketua Harian DPP Partai Gerindra itu.
Proses pertama penggunaan vaksin Nusantara adalah dengan mengambil darah dari tubuh seorang subyek atau pasien.
Baca juga: Firli Bahuri: Masih Banyak Orang Baik, yang Ditangkap KPK karena Korupsi Tidak Lebih dari 1.550
Selanjutnya darah itu akan dibawa ke laboratorium untuk dipisahkan antara sel darah putih dan sel dendritik (sel pertahanan, bagian dari sel darah putih).
Sel dendritik ini akan dipertemukan dengan rekombinan antigen di laboratorium, sehingga memiliki kemampuan untuk mengenali virus penyebab Covid-19 SARS-CoV-2.
Kemudian setelah sel berhasil dikenalkan dengan Covid-19, maka sel dendritik akan kembali diambil untuk disuntikkan ke dalam tubuh subyek atau pasien (yang sama) dalam bentuk vaksin.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 13 April 2021: Dosis Pertama 10.373.963, Suntikan Kedua 5.431.997
Dengan ini, pasien diharapkan memiliki kekebalan atau antibodi yang baik dalam melawan Covid-19.
Dari proses pengambilan darah, laboratorium, hingga akhirnya menjadi vaksin yang siap disuntikkan, diperlukan waktu satu minggu.
Sebelumnya, vaksin Nusantara yang digagas Terawan belum bisa lanjut ke tahap uji klinis fase II, oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Tambah Jadi 9, Tetap di Papua, Nias, dan Maluku
Dokumen hasil pemeriksaan tim BPOM menunjukkan berbagai kejanggalan penelitian vaksin.