Vaksinasi Covid19

Menkes Klaim Indonesia Peringkat 8 Vaksinasi Covid-19 Tercepat di Dunia, Nomor 4 Negara Non Produsen

Vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dilakukan di berbagai lokasi, mulai dari drive thru, sekolah, pusat perbelanjaan, hingga gedung pertemuan.

Dok. Pemkot Bogor
Pemkot Bogor melakukan vaksinasi Covid-19 untuk guru sebagai persiapan pembelajaran tatap muka. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklaim Indonesia kini berada di urutan ke-8 vaksinasi Covid-19 tercepat di dunia.

Hal itu ia ungkapkan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, setelah kabar terkendalanya vaksin Covid-19 masuk ke Indonesia menyeruak pasca-embargo.

"Ada sekitar hampir 60 negara yang sudah melakukan vaksinasi di dunia."

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Bertambah Jadi 10, Bali dan Kalteng Terbanyak

"Indonesia ada di ranking nomor 8," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (8/4/2021).

Ada pun Indonesia yang berada di urutan ke-8, kalah dari Jerman, Turki, Brasil, Inggris, India, dan Amerika Serikat.

Salah satu penyebab Indonesia berada di posisi tersebut, kata Budi, karena ada beberapa vaksin yang diproduksi oleh suatu negara, dan hanya boleh dipergunakan di negara tersebut.

Baca juga: Dua Polisi Tersangka Penembak Anggota FPI Dijerat Pasal Pembunuhan, Ancaman Hukumannya 15 Tahun Bui

Dia mencontohkan Amerika Serikat dan Inggris menjadi dua negara yang melakukan hal itu.

Namun terkait jenis vaksin Pfizer asal Amerika Serikat yang digunakan di negara-negara Eropa, Budi menjelaskan hal itu bisa dilakukan, karena vaksin tersebut diproduksi beberapa perusahaan di luar Amerika Serikat.

"Jadi negara yang memproduksi vaksin dan mengekspor secara besar sekarang adalah Cina dan India," ungkapnya.

Baca juga: 2 Polisi Tersangka Tak Ditahan, Kuasa Hukum Rizieq Shihab: Apakah Prokes Lebih Bahaya dari Membunuh?

Budi juga mengklaim Indonesia berada di urutan ke-4 dari negara non produsen vaksin, terkait laju penyuntikan vaksin Covid-19.

Posisi Indonesia yang cenderung tinggi, kata dia, disebabkan vaksinasi di Indonesia telah menjadi gerakan nasional, dan tak sekadar program pemerintah.

Bahkan, vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dilakukan di berbagai lokasi, mulai dari drive thru, sekolah, pusat perbelanjaan, hingga gedung pertemuan.

"Di mana semua komponen bangsa, baik itu lembaga sosial, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, maupun yang lain sebagainya, sudah membantu pemerintah untuk melakukan vaksinasi," bebernya.

Update Vaksinasi

Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 9.187.757 (22,77%) penduduk hingga Rabu (7/4/2021).

Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 4.547.580 (11,27%) orang.

Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 181.554.465 penduduk yang berumur di atas 18 tahun.

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Bertambah Jadi 10, Bali dan Kalteng Terbanyak

Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).

Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.

Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Naik Tipis Jadi 8, Ada di Papua, Nias, dan Maluku

Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 12.552.001 orang.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 5 April 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 386.989 (25.8%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 253.455 (8.9%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 170.684 (8.4%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 140.782 (12.7%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 64.497 (3.5%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 59.875 (4.4%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 44.184 (2.3%)

BALI

Jumlah Kasus: 40.608 (2.8%)

RIAU

Jumlah Kasus: 35.572 (3.6%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 34.278 (0.9%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 32.206 (3.6%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 29.024 (2.8%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 27.695 (3.2%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 19.698 (2.2%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 18.069 (1.9%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 17.695 (1.1%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 15.387 (1.3%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 14.234 (0.5%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 12.642 (0.2%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 11.351 (0.2%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 11.282 (0.2%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 10.283 (1.2%)

ACEH

Jumlah Kasus: 9.933 (1.8%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 9.755 (0.1%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 9.698 (1.0%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 9.358 (1.0%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 8.406 (1.0%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 7.375 (0.9%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 6.405 (0.3%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 6.091 (0.4%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 5.549 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 5.373 (0.2%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 5.202 (0.7%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 4.332 (0.5%). (Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved