Banjir Bandang di NTT

Pascabadai Siklon, Ini yang Dilakukan Telkomsel untuk Pulihkan Jaringan di Wilayah NTT

Base Transceiver Station milik Telkomsel mengalami kerusakan akibat banjir bandang yang menerjang sejumlah kawasan di NTT sejak Minggu (4/4/2021).

Istimewa
Kondisi pasca banjir bandang di NTT, BNPB rilis sebanyak 41 orang meninggal dunia, namun diprediksi lebih karena sejumlah warga masih dalam pencarian. 

Hingga proses pencairan pada pukul 17.00 Wita 13 korban berhasil ditemukan oleh tim pencarian dari pemkab Lembata dan warga setempat.

Diketahui, 13 orang tersebut berasal dari 5 warga Desa Amakaka, 5 warga Desa Tanjung Batu dan 3 warga Desa Waowala.

Baca juga: Baznas Gelar Rakor Untuk Perkuat Pengumpulan dan Pendistribusian Zakat

"Untuk sementara 5 orang ditemukan dari desa Amakaka, 1.Bengang geroda usia 70an, 2. Sarina bunga usia 40an, 3. Kadija ohin usia 60an, 4. Ali prahi usia 50an 5. Cucu dari Ali prahi, kurang tau nama dan identitas" sebut salah seorang warga dari desa Amakaka, Minggu 4 April 2021.

Ia mengungkapkan, hingga saat ini tim sedang melakukan pencarian desa Amakaka yang merupakan desa terparah dari banjir ini. Diperkirakan, puluhan orang saat ini belum ditemukan.

Kepala desa setempat yang dihubungi POS-KUPANG.COM, belum memberikan jawaban. Pasalnya, pihaknya masih melakukan pencarian dan evakuasi terhadap korban banjir.

Perlu diketahui, akibat banjir ini, warga di ketiga desa memilih mengungsi ke kota Lewoleba sembari menunggu keadaan membaik.

Baca juga: Ini Cara Mengecek Terdaftar Atau Tidak Sebagai Penerima BLT UMKM Rp1,2 Juta

Kondisi cuaca, menurut warga hanya terjadi gerimis. Akses jaringan komunikasi dan transportasi darat masih lumpuh total. 

Cuaca buruk di Laut Flores menjadi kendala BPBD Sikka belum bisa mengirim bantuan bagi korban badai rob di Pulau Sukun, Desa Samparong, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.

Yang mana saat ini warga di pulau itu sangat mengharapkan bantuan karena diungsikan ke gedung sekolah.

Kalak BPBD Sikka, Daeng Bakir kepada wartawan di Maumere, Minggu (4/4/2021) siang menjelaskan, pengiriman bantuan logistik untuk korban banjir rob yang ada di tempat pengusian Desa Semparong terkendala cuaca buruk.

Baca juga: Demokrat Kubu Moeldoko Tawari AHY Maju Pilgub DKI 2024

"Kami mau antar bantuan menuju Desa Semparong harus gunakan kapal. Kami belum antar logistik bagi korban banjir rob yang ditempat pengungsian karena kondisi cuaca buruk di laut Flores. Jadi bantuan dari BPBD belum bisa kami antarkan," kata Daeng.

Ia menjelaskan, sampai saat ini kapal pengangkut bantuan tidak bisa diberangkatkan ke Desa Samparong karena tingginya gelombang mencapai tiga sampai empat meter.

"Kami tunggu cuaca membaik agar bantuan bagi warga yang terdampak akibat banjir rob bisa diantar," papar Daeng.

Ia mengungkapkan, saat ini ada sekitar 1.195 warga Samparong berada di tempat pengungsian di dua sekolah.

"Hal ini dikarenakan banjir rob yang terjadi beberapa hari ini merendamkan rumah mereka. Sampai saat ini belum ada korban jiwa akibat banjir rob yang melanda Desa Samparong," paparnya.

Baca juga: Kemendagri Harap Kota Bogor Jadi Referensi Nasional SIPD, Bima Arya Siap Jembatani Kendala Kota Lain

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved