Berita Jakarta

Cerita Anies tentang Jokowi yang Pusing Ngurusin Pintu Stasiun saat Jadi Gubernur DKI

Anies Baswedan menyebut Presiden RI Joko Widodo ketika menjadi Gubernur DKI tahun 2012-2014 lalu sempat pusing menata pintu stasiun

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
Wartakotalive.com/Fitriyandi Al Fajri
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bercerita tentang pengalaman Presiden RI Joko Widodo ketika menjadi Gubernur DKI tahun 2012-2014 lalu.

Kata Anies, dulu Jokowi pernah pusing saat menata transportasi darat yang menjadi kewenangan DKI, dengan transportasi berbasis rel yang menjadi tugas PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) di Ibu Kota.

Hal itu dikatakan Anies saat penandatanganan kesepakatan bersama PT Transjakarta dengan UNUSIA tentang Sosialisasi Kolaborasi Tridharma Perguruan Tinggi pada Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Polisi Geruduk Markas Pemuda Pancasila Cibodas setelah Dilaporkan Jadi Tempat Nyabu dan Jualan Miras

Baca juga: Aa Gym Cabut Gugatan Cerai padahal Sudah Jatuhkan Talak Tiga, Pihak Teh Ninih Bingung

Awalnya, Anies membeberkan kisahnya saat meminta izin kepada Presiden Jokowi untuk menata sistem transportasi darat dan berbasis rel di Ibu Kota.

Anies berkata, penataan transportasi di Jakarta bakal sulit dilakukan bila dia tidak memiliki kewenangan.

Presiden lalu menyetujui rencana Anies untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture) yaitu PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).

Baca juga: Anies Baswedan Minta SMK Lebih Proaktif Menjangkau Industri demi Lulusan Berdaya Saing Tinggi

Baca juga: Terlibat Bentrok Berdarah dengan Pendekar PSHT, 3 Anggota Kelompok Kupang Dilarikan ke Rumah Sakit

Sebanyak 51 persen saham di perusahaan ini dikuasai PT Mass Rapid Transit Jakarta (Perseroda), sedangkan 49 persen dimiliki PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Dengan keterlibatan Pemprov DKI melalui PT MRT Jakarta di perusahaan ini, pemerintah daerah memiliki kewenangan menata stasiun-stasiun di Jabodetabek.

“Kami matur (izin) ke Pak Presiden, minta supaya stasiun di Jakarta dikelola DKI. Untungnya Presiden mantan Gubernur DKI, jadi ketika beliau dengar (permohonan penataan) langsung dia katakan iya saya juga dulu pusing ngurusin pintu stasiun,” ujar Anies berkelakar.

Baca juga: Dua YouTuber Terancam Enam Tahun Penjara, Sebarkan Hoaks Koban Kilang Balongan, Ini Deretan Faktanya

Anies menjelaskan, maksud dari pintu stasiun tersebut adalah kesemrawutan penumpang di stasiun yang menjadi tupoksi PT KAI.

Sedangkan di bagian luarnya, juga terjadi kemacetan lalu lintas yang menjadi kewenangan DKI Jakarta.

“Alhamdulillah kemudian pengelolaan stasiun di Jakarta diserahkan kepada DKI sekarang. Jadi ini kemurahan (kebaikan hati) KAI karena KAI menjadi sahabat kami,” kata Anies yang disambut tepuk tangan para tamu undangan. 

Integrasi transportasi di Jakarta tingkatkan daya saing

Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pengintegrasian sistem transportasi beserta pembayarannya merupakan hal yang mutlak diterapkan di kota besar di dunia, termasuk Indonesia.

Tujuannya untuk mendorong penduduk memakai angkutan umum karena pemerintah telah memberikan kemudahan transportasi sekaligus metode pembayarannya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved