Berita Nasional
Epidemiolog Pertanyakan 'Kebijakan Aneh' Pemerintah, Larang Orang Mudik tapi Dorong Warga Berwisata
Menurut Pandu, pemerintah harusnya bersikap lebih tegas apalagi saat ini dalam situasi pandemi Covid-19.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM,GAMBIR -- Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan keputusan pemerintah untuk melarang mudik tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah yang juga mendorong orang mengunjungi tempat-tempat wisata.
Atas hal ini, tentu ada kebijakan yang dianggap besifat standar ganda.
Padahal, menurutnya, pemerintah harus bersikap lebih tegas apalagi saat ini dalam situasi pandemi Covid-19.
Baca juga: Partai Demokrat Kubu KLB Tuding SBY Putarbalikkan Fakta, Sebut Moeldoko Bisa Selamatkan Partai
Baca juga: Mudik Lebaran 2021 Dilarang, Kemenhub Siapkan Aturan Pengendalian Transportasi
"Mendua lagi ya. Kalau mendua terus ya sebenarnyaa tujuan mudik apa sih. Mencegah penularan?. Kalau mendorong pariwisata juga akan mendorong penularan," kata Pandu Riono, Jumat (26/3/2021).
Dikatakan Pandu, pelarangan mudik dibarengi dengan mendorong orang pergi ke tempat wisata, adalah dua hal yang bertentangan.
"Jadi, sebenarnya pemerintah itu nggak tau apa yang mesti dilakukan. Kalau mau melarang mudik, benar-benar 100 persen melarang," ujarnya.
Andaipun mudik tetap diberikan, dia menyarankan agar syarat perjalanan diperketat.
Misalnya mensyaratkan swab antigen sesaat sebelum keberangkatan.
Baca juga: Wisatawan Turun Hingga 73,6 Persen, Pariwisata Halal Janjikan Kebangkitan Wisata di Indonesia
Dia justru mendorong agar tekhnologi GeNose tidak dijadikan tekhnologi pelacak virus pada pemudik.
Sebab ia menilai jika GeNose tidak begitu akurat digunakan untuk mendeteksi Covid-19.
"Harus swab antigen menjelang berangkat. Tidak boleh pakai GeNose. Emang akurat apa GeNose? Yang sudah di approve akurat adalah tes antigen," ucapnya.
Baca juga: Pihak Hotel Akhirnya Buka Suara Soal Rencana Akad Nikah Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah
Alasan pemerintah larang mudik
Pemerintah menghapus kegiatan mudik Lebaran pada tahun ini, karena tingginya angka penularan dan kematian akibat Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan, peningkatan angka Covid-19 terjadi setelah libur panjang Natal dan Tahun Baru.
"Tingginya angka penularan dan kematian, baik masyarakat maupun tenaga kesehatan akibat wabah Covid-19 setelah beberapa hari libur panjang."
Baca juga: BREAKING NEWS: Pemerintah Tiadakan Mudik Lebaran 2021, Jatah Cuti Cuma Sehari