Impor Beras
Buwas Ungkap Beras Impor 2018 Masih Ada di Gudang Bulog, Jadi Buat Apa Rencana Impor Beras Lagi
Budi Waseso alias Buwas ungkap bahwa beras impor tahun 2018 masih ada di Gudang Bulog. Karena itu ia menolak rencana impor beras
Direktur Utama Perum Bulog menyebut, dirinya sempat terkejut ketika diminta untuk mengimpor beras.
Instruksi untuk mengimpor beras diberikan oleh Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam sebuah rapat koordinasi terbatas.
“Sehingga saat rakortas saat itu enggak diputuskan untuk impor. Hanya kebijakan dari Pak Menko (Perekonomian) dengan Mendag itu yang pada akhirnya kita dikasih penugasan tiba-tiba untuk laksanakan impor,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Badan Legislasi DPR secara virtual, Selasa (16/3).
Buwas menambahkan, dalam rakortas yang dipimpin Menko Airlangga tersebut hanya membahas mengenai kemungkinan kelangkaan dan prediksi cuaca.
Baca juga: Live Streaming Borneo FC vs Persija, Macan Kemayoran Wajib Menang, Suporter Ingatkan Lambang Monas
“Enggak ada. Jadi saat itu hanya membahas kemungkinan dan cuaca prediksi kelangkaan, sehingga waktu itu perlu kita impor sebagai buffer stock atau iron stock,” katanya.
Bulog menyatakan akan kesulitan menyalurkan beras impor tersebut.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Firman Subagyo menyebut, dalam Rapat Dengar Pendapat, Perum Bulog menyatakan bahwa pihaknya tidak akan melakukan impor satu juta ton beras.
Baca juga: Bukan Hanya untuk Pertandingan Sepak Bola, Gubernur Anies Akan Jadikan JIS Tempat Gelar Konser
Dijelaskan bahwa Bulog menyatakan bahwa ketersediaan pangan nasioal masih mencukupi.
"Kan yang ditugaskan Bulog. Kalau Bulog sudah yakin stok cukup, ya tinggal lapor kepada pemerintah tidak usah impor, pemerintah juga akan mendengarkan dan tidak usah impor" kata Firman kepada wartawan, Selasa (15/3/2021).
Dalam RDP dengan Komisi IV DPR, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melaporkan, persediaan beras per 14 Maret 2021 di gudang Bulog mencapai 883.585 ton.
Dengan rincian 859.877 ton merupakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 23.708 ton stok beras komersial.
Baca juga: Hubungan Asmara Billy Syahputra dan Amanda Manopo Hancur, Hilda Vitria Bantah Jadi Pelakor
Sementara beras sisa impor tahun 2018 yang masih tersedia di gudang Bulog yaitu 275.811 ton, dengan 106.642 ton di antaranya mengalami turun mutu. Adapun total impor beras tahun 2018 sebesar 1.785.450 ton.
"Kesalahan pada impor beras tahun 2018 dikarenakan rata-rata jenisnya merupakan jenis beras pera yang tidak sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Akibatnya, sulitnya penyaluran beras tersebut. Kita perlu mencampur beras impor tersebut dengan beras produksi dalam negeri agar bisa disalurkan ke masyarakat," kata Buwa seperti dikutip dari antaranews.com.
Pada Maret 2020, lanjut Buwas, beras impor tahun 2018 masih tersisa sekitar 900 ribu ton.
Baca juga: Rotasi Saham Masih Akan Terjadi, Sektor Teknologi Berpeluang Ditinggalkan
Beras tersebut kemudian digunakan untuk penyaluran bantuan sosial dari Kementerian Sosial dan bantuan langsung dari Presiden kepada masyarakat dalam menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi.