Berita Jakarta
MENCEKAM, Bentrok Pecah di Pancoran, Saling Lempar Batu dan Bom Molotov, Diduga terkait Penggusuran
Bentrokan di Pancoran, Jakarta Selatan diduga disebabkan oleh upaya penggusuran warga setempat oleh anak perusahaan BUMN.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Tawuran antara warga Pancoran, Jakarta Selatan, dengan kelompok diduga dari luar wilayah Pancoran pecah pada Rabu (17/3/2021) malam hingga jelang dini hari.
Polisi berupaya membubarkan bentrokan dengan menembakkan gas air mata.
Tawuran diduga disebabkan oleh upaya penggusuran warga setempat oleh anak perusahaan BUMN.
Sejumlah warga Pancoran bahkan meminta bantuan melalui media sosial.
Baca juga: Ririe Fairus Tegar Hadapi Sidang Cerai, Ayus dan Nissa Sabyan Masih Ngumpet dari Media
Baca juga: Tak Setuju Anies Lepas Saham Produsen Bir, Prasetyo Edi: Bukan Berarti Saya Bela Miras
Baca juga: Frustasi dengan Keberadaan Harun Masiku yang Hilang Entah Kemana, Sang Istri Memilih Bercerai

Mereka melaporkan, kampungnya diserang oleh kelompok organisasi kemasyarakatan baik berseragam maupun menggunakan pakaian preman.
Warga menuding, kelompok tersebut merupakan suruhan dari perusahaan BUMN yang sejak beberapa waktu lalu terlibat perselisihan dengan warga terkait upaya penggusuran kampung.
Baca juga: Ririe Fairus Tegar Hadapi Sidang Cerai, Ayus dan Nissa Sabyan Masih Ngumpet dari Media
Kericuhan bermula ketika organisasi masyarakat dan preman mendatangi lokasi pemukiman warga dan memblokade akses masuk dan pintu belakang Gang Buntu II sekitar pukul 15.00 WIB.
Semenjak itu, warga setempat mulai bersiaga menghadapi kemungkinan terburuk.
Warga kemudian meminta preman-preman itu segera pergi.
Pihak ormas yang datang itu juga diminta segera mengembalikan sekolah PAUD di wilayah pemukiman yang disebut dikuasai secara paksa.
Meski demikian, kelompok ormas tersebut tetap bertahan di depan gang perkampungan.
Sekitar pukul 17.00 WIB, warga dan perwakilan forum melakukan negosiasi dengan pihak Pertamina, Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Pancoran.
Dalam negosiasi yang dilakukan itu, Pertamina meminta warga mengirimkan perwakilan untuk melakukan mediasi. Namun warga menolak.
Baca juga: Tanpa Takut, di Depan Anggota DPR Buwas Bongkar Dua Sosok Menteri yang Instruksikan Impor Beras
Baca juga: Demokrat Kritik Rencana Impor 1 Juta Ton Beras: Jangan Sampai Petani Lokal Dikorbankan
Mediasi tak menemukan titik terang.
Kericuhan pun mulai pecah sejak pukul 22.00.