PSBB Jakarta
Kebijakan PSBB yang Diperpanjang Anies hingga 8 Maret Sama dengan Kebijakan PSBB Sebelumnya
Kebijakan PSBB yang diperpanjang lagi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga 8 Maret 2021 sama dengan kebijakan PSBB sebelumnya.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta telah memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama dua pekan dari Selasa (23/2/2021) sampai Senin (8/3/2021).
Kebijakan ini diklaim tidak mengalami perubahan dengan PSBB sebelumnya, dan tetap sama dengan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro yang dikeluarkan pemerintah pusat.
"PPKM mikro diperpanjang kembali mulai tanggal 23 Februari sampai dengan tanggal 8 Maret, jadi tidak ada perubahan sehingga sama seperti dua minggu sebelumnya. Kapasitas sampai 50 persen dan jam operasional sampai jam 21.00 dan kami bersyukur dua minggu terakhir ada penurunan kasus," kata Ariza di Balai Kota DKI pada Selasa (23/2/2021).
Video: Timbulkan Antrean, DPR RI Evaluasi Pendaftaran Vaksin Covid-19
Ariza mengungkapkan, kebijakan kapasitas 50 persen yang dimaksud adalah orang yang berkegiatan di tempat usaha seperti di perusahaan, restoran, alat transportasi umum, termasuk tempat peribadatan.
Ariza berharap, masyarakat tetap mematuhi kebijakan PSBB sehingga kasus Covid-19 bisa terus turun di Ibu Kota.
"Di Jakarta ini terkait angka kematian sudah turun terus sampai 1,6 persen (5.248 orang) dan angka kesembuhan sudah 94,8 persen (314.563 orang). Ini sesuatu yang menggembirakan itu artinya sekalipun memang penyebaran daripada Covid-19 masih cukup tinggi di DKI Jakarta, tapi kita semua bersama-sama bisa mengendalikan," ujar Ariza.
Baca juga: RESMI, Test Covid-19 Akan Gunakan GeNose di Semua Moda Transportasi Mulai 1 April, Termasuk Pesawat
Baca juga: Update Banjir Exit Tol Bitung, Jasa Marga: Akses Keluar Bitung Tol Jakarta-Tangerang Kembali Normal
Menurut Ariza, turunnya kasus Covid-19 karena adanya kerja sama yang baik dengan semua pihak di antaranya masyarakat, dan pengawasan yang dilakukan petugas.
Ariza menyadari, kasus akfif Covid-19 di Jakarta masih banyak mencapai 12.065 orang karena interaksi warga Ibu Kota sangat tinggi dibanding provinsi lain di Indonesia.
Ariza mengatakan, Ibu Kota ini provinsi yang interaksinya tertinggi dari seluruh Indonesia, karena orang yang datang dari luar negeri dan tujuan ke luar negeri di Indonesia melalui Jakarta.
Kemudian dari seluruh daerah, Jakarta sebagai penghubung dari Aceh sampai di Jakarta.
Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Melonguane Kepulauan Talaud Rabu Pagi
Lalu pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat bisnis, pusat pendidikan, segala pusat termasuk pusat partai politik juga di Jakarta.
"Jadi interaksi di Jakarta tinggi, itulah makanya kalau interaksi tinggi maka potensi kerumunan juga tinggi, potensi penyebaran Covid-19 juga tinggi," ujar Ariza.
Di sisi lain, kata Ariza, tingginya kasus Covid-19 karena Pemprov DKI menggiatkan upaya 3 T, yaitu testing (pengetesan), tracing (pelacakan) dan treatment (pengobatan) Untuk pengetesan, DKI telah melakukan rata-rata pemeriksaan PCR kepada 274.608 orang per 1 juta penduduk.
Kemudian untuk pelacakan Covid-19 dilakukan kepada 30 orang yang menjalani kontak erat dengan orang yang terpapar Covd-19.
Baca juga: ALHAMDULILLAH, Tinggi Muka Air Rabu Pagi Ini Semua Pintu Air Status Normal, Kecuali Pasar Ikan
Sementara untuk langkah pengobatan, DKI telah menyiapkan 106 rumah sakit rujukan dengan tempat tidur isolasi mencapai 8.275 unit dan 1.130 unit tempat tidur ICU.
Fasilitas kesehatan yang disediakan setelah Pemprov DKI menggandeng lembaga vertikal, BUMN, TNI-Polri, dan pihak swasta.
"Jadi ini upaya kami terus ditingkatkan apalagi testing kami sudah rata-rata di atas 10 kali dari standar WHO. Kontribusi (testing) kami terhadap testing nasional sudah mencapai 43,1 persen," ucap Ariza.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta kembali memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama dua pekan.
Baca juga: COPOT Kapolsek Astana Anyar, Kapolri Sigit Terbitkan Surat Telegram: Seluruh Anggota Polri Tes Urine
Kebijakan ini dimulai dari Selasa (23/2/2021) sampai Senin (8/3/2021) mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, PSBB diperpanjang guna menekan laju penurunan kasus aktif sekaligus menjaga penurunan penggunaan trmpat tidur isolasi atau bed occupancy rate (BOR) di Jakarta.
Keputusan, ini kata dia, telah tertuang dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 172 tahun 2021.
“Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa perpanjangan PSBB yang sebelumnya dilaksanakan per tanggal 7-22 Februari 2021 mampu menekan laju kasus aktif di Jakarta,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti berdasarkan keterangannya pasa Selasa (23/2/2021).
Baca juga: PERINGATAN Dini BMKG Rabu: Waspadai Hujan Petir di Empat Wilayah Jakarta pada Rabu Siang
Widyastuti memaparkan ada penurunan jumlah kasus aktif saat PSBB sebelumnya.
Saat itu per tanggal 7 Februari 2021 laju kasus aktif di DKI Jakarta sebesar 23.869 orang dan turun secara signifikan per tanggal 21 Februari 2021 menjadi 13.309 orang.
“Laju kasus aktif yang nampak menurun ini juga disumbang oleh peningkatan kesembuhan pasien positif Covid-19, yang mana per tanggal 7 Februari 2021 sebesar 265.359 orang dengan persentase kesembuhan 90,3 persen. Ini meningkat per 21 Februari 2021 sebesar 310.412 orang dengan persentase 94,5 persen dari persentase kesembuhan nasional yang berada pada 85 persen,” ujar Widyastuti.
Sejalan dengan penurunan kasus aktif tersebut, BOR untuk tempat tidur isolasi maupun ICU juga terus mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Jokowi di Tengah Kerumunan Warga, Istana Bilang Hanya Spontanitas, Iwan Sumule:Rakyat Diminta Maklum
Hal ini menunjukkan bahwa treatment (pengobatan) dan langkah Pemprov DKI untuk terus menambah kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU sangat efektif meningkatkan tingkat kesembuhan pasien sehingga berdampak pada berkurangnya BOR.
Dia menjelakan, ada penurunan yang cukup signifikan pada keterisian tempat tidur isolasi.
Pada tanggal 5 Februari 2021 ada 8.259 tempat tidur isolasi dan yang telah terpakai 72 persen atau 5.921 persen.
Kemudian pada 21 Februari DKI menambah ketersediaan tempat tidur menjadi 8.321 unit dan terisi 66 persen atau 5.461 unit.
“Sementara itu kapasitas ICU juga mengalami penurunan, yakni per tanggal 5 Februari 2021 kapasitas ICU kami sebesar 1.133 dan terisi 842 atau 74 persen, dan pada 21 Februari 2021 kapasitas ICU sebesar 1.156, terisi 817 atau 71 persen,” jelasnya. (faf)