Vaksinasi Covid19
5 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Disuntik Vaksin Covid-19, Tak Perlu Makanan Khusus
Pemerintah terus mempercepat pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 nasional, dengan sasaran penerima 181,5 juta orang.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pemerintah terus mempercepat pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 nasional, dengan sasaran penerima 181,5 juta orang.
Pertanyaan sederhana muncul, bagaimana persiapan diri sebelum melakukan vaksinasi?
Apakah ada makanan atau perilaku tertentu yang harus dikonsumsi atau dilakukan?
Tribunnews mencoba merangkumnya dari berbagai sumber untuk Anda:
1. Pastikan Kondisi Diri Sehat
Ketua Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof Dr Kusnandi Rusmil, dr, SpA(K), MM mengatakan, hal utama untuk seseorang yang akan divaksin Covid-19 adalah memastikan dirinya dalam keadaan sehat dan bugar.
Menurutnya, tidak ada persiapan secara khusus yang perlu dilakukan.
Sama seperti menjalankan aktivitas sehari-hari, seseorang perlu istirahat yang cukup dan makanan bergizi.
Baca juga: Tak Takut Dihukum Mati, Edhy Prabowo: Lebih dari Itu Pun Saya Siap!
Sebab, saat mengalami demam dan kondisi tekanan darah tidak normal, maka vaksinasi akan ditunda.
"Makanan yang biasa saja, yang penting makanan bergizi."
"Kita meyakinkan diri kita sehat, fit, dan kondisi bagus."
Baca juga: Irjen Napoleon Bonaparte Bilang Langkah Cepat Polri Usut Kasus Djoko Tjandra Bikin Publik Curiga
"Dipersiapkan tidur cukup kalau terima vaksin jadi enak," ujarnya dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Ia meyakini, masing-masing individu telah mengetahui bagaimana menjaga kondisi tubuh agar bugar.
2. Gunakan Baju Lengan Pendek
Saat melakukan vaksinasi, penerima akan disuntik pada bagian lengen kiri atas.
Ada baiknya, Anda menggunakan baju dengan lengan pendek agar memudahkan proses penyuntikan.
Sementara, bagi perempuan yang berhijab bisa menggunakan cardigan atau baju menutup yang mudah dibuka.
3. Istirahat Setelah Menerima Vaksin
Istirahat yang cukup tidak hanya dibutuhkan sebelum menerima vaksin.
Setelah menerima vaksin, seseorang disarankan menunggu dan tidak langsung beraktivitas selama 30 menit untuk melihat reaksi penyuntikan vaksin.
"Tidak ada yang spesial dalam persiapaan vaksinasi."
"Masing-masung individu saya yakin sudah mengetahuinya bagaimana menjaga kondisi sehat," ucapnya.
4. Kekebalan Baru Muncul Setelah 28 Hari Penyuntikan Dosis Kedua
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi M Epid menjelaskan, seseorang yang telah divaksinasi masih memiliki peluang terpapar Covid-19.
Hal itu disampaikan Nadia dalam konferensi pers virtual bertajuk 'Penjelasan Mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Covid-19,' Senin (22/2/2021).
Antibodi akan terbentuk dalam kurun waktu 28 hari, setelah penyuntikan dosis kedua.
Baca juga: Edhy Prabowo: Saya Bawa Atlet Sumbang 14 Medali Emas Asian Games, kenapa Itu Tidak Dihormati?
Suntikan dosis pertama untuk memicu respons kekebalan awal.
Kemudian dilanjutkan suntikan kedua untuk semakin menguatkan respons anti imun yang sudah terbentuk.
Sehingga, respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif, akan terbentuk di masa yang akan datang.
Baca juga: Irjen Napoleon Bonaparte: Penghapusan Nama Djoko Tjandra Kewenangan Menkumham Atau Dirjen Imigrasi
"Kita tahu bahwa suntikan kedua sifatnya merupakan booster untuk meningkatkan titer antibodi secara optimal."
"Sehingga imunitas baru yang akan terbentuk sebagai vaksinasi Covid-19 itu akan terbentuk setelah 28 hari penyuntikan dosis kedua."
"Jadi memang membutuhkan waktu untuk tubuh kita tadi membentuk antibodi yang optimal, dengan dua kali penyuntikan dan rentang waktu 28 hari."
"Kita perlu pahami meskipun kita sudah divaksinasi Covid-19, kita masih memiliki risiko untuk terpapar dan tertular virus Covid-19," sambung Nadia.
5. Tetap Patuhi Protokol Kesehatan 3M
Nadia pun berpesan kepada seluruh pihak agar selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas, juga menghindari kerumunan harus tetap dijalankan secara bersamaan dengan vaksinasi.
"Selain kita harus tetap menjaga diri kita sendiri, juga harus menjaga orang lain."
"Karena masih dibutuhkan tentunya waktu untuk bersama-sama bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mencapai kekebalan kelompok," pesan Nadia.
Update Vaksinasi
Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 1.269.905 (86,46%) penduduk hingga Selasa (23/2/2021).
Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 789.966 (53,78%) orang.
Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 181.554.465 penduduk yang berumur di atas 18 tahun.
Baca juga: Kekebalan Tercipta Maksimal 28 Hari Setelah Penyuntikan Kedua, Jangan Lengah Meski Sudah Divaksin!
Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).
Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.
Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Baca juga: Anggap Dana Otsus Berkah Tuhan Melalui Pemerintah Pusat, Tokoh Papua Minta Penyelewengnya Dihukum
Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 4.219.883 orang.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 22 Februari 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 331.094 (25.9%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 198.181 (14.4%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 148.509 (11.6%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 126.467 (10.0%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 54.209 (4.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 52.906 (4.0%)
BALI
Jumlah Kasus: 32.637 (2.5%)
RIAU
Jumlah Kasus: 30.858 (2.5%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 28.690 (2.3%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 28.603 (2.2%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 26.594 (2.1%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 23.755 (1.9%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 20.881 (1.6%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 16.568 (1.3%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 15.587 (1.2%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 14.837 (1.2%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 13.380 (1.0%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 12.087 (0.9%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 9.982 (0.8%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 9.659 (0.8%)
ACEH
Jumlah Kasus: 9.458 (0.8%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 9.177 (0.7%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 8.626 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 8.479 (0.7%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 8.391 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 7.203 (0.6%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 6.879 (0.6%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 6.864 (0.5%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 5.239 (0.4%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 5.091 (0.4%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 4.825 (0.4%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 4.721 (0.4%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 4.448 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 3.948 (0.3%). (Rina Ayu)