Berita Nasional

Soal Program Makan Bergizi Gratis, Ini Pandangan Mahasiswa

Soal Program Makan Bergizi Gratis Unggulan Presiden Prabowo, Ini Pandangan Kalangan Mahasiswa

Editor: Dwi Rizki
dok. Forum Tempe Indonesia
MBG - Sejumlah murid sedang menyantap hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) besutan Presiden RI Prabowo Subianto. Dalam hidangan itu terdapat lauk tempe, namun sempat diremehkan karena dianggap murah padahal memiliki segudang manfaat bagi tubuh. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, Fathan Putra Mardela, menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah merupakan langkah nyata dalam mewujudkan keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Menurut Fathan yang juga mahasiswa program Pascasarjana IPB, sebut MBG bukan sekadar kebijakan pemenuhan gizi, melainkan bentuk keberpihakan negara terhadap hak dasar masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mendapatkan makanan sehat, bergizi, dan merata.

“Sebagai generasi muda, kami memandang MBG bukan hanya program rutinitas biasa, tetapi gerakan sosial yang perlu diperkuat dan dikembangkan secara berkelanjutan,” ujar Fathan dalam keterangannya pada Rabu (8/10/2025).

Ia menegaskan, keberhasilan MBG membutuhkan peran aktif seluruh elemen bangsa, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, hingga kelompok pemuda. 

"Melalui kolaborasi yang kuat, semangat MBG dapat benar-benar hidup di setiap lapisan masyarakat", tegasnya. 

Lebih jauh, Fathan melihat MBG memiliki potensi besar sebagai ruang pembelajaran sosial tentang keadilan pangan dan kedaulatan bangsa. 

Baca juga: Pramono Anung Tolak Atlet Israel Bertanding di Jakarta, Khawatir Picu Amarah Publik

"Melalui kegiatan sederhana di dapur dan meja makan, nilai-nilai seperti gotong royong, tanggung jawab ekologis, serta penghargaan terhadap hasil bumi sendiri bisa tumbuh menguat dan langkah membangun karakter bangsa yang sadar gizi dan sadar lingkungan,” jelasnya.

Fathan juga mendorong agar pelaksanaan MBG diarahkan menjadi sentra pembangunan berkelanjutan, dengan mengintegrasikan kebijakan pangan, pemberdayaan ekonomi lokal, pendidikan lingkungan, dan pelestarian budaya kuliner Nusantara.

“Setiap dapur SPPG bisa menjadi laboratorium sosial tempat petani lokal diberdayakan, limbah pangan dikelola bijak, dan anak-anak diperkenalkan pada makanan tradisional yang sehat,” paparnya.

Selain itu, Fathan menyoroti pentingnya pengelolaan food waste untuk mendukung ekonomi sirkular. Menurutnya, sisa pangan dari dapur MBG dapat diolah menjadi kompos, maggot, atau bahan bernilai guna bagi masyarakat sekitar.

“Ini bukan sekadar efisiensi, tetapi bentuk tanggung jawab ekologis terhadap bumi yang menopang kehidupan kita bersama,” ucapnya.

Fathan juga menekankan bahwa MBG dapat menjadi jembatan pelestarian pangan tradisional sekaligus edukasi budaya makan sehat bagi generasi muda. Mengonsumsi bahan pangan lokal, katanya, berarti menumbuhkan kebanggaan dan kedaulatan terhadap hasil bumi sendiri.

“Indonesia kaya dengan sumber pangan tradisional dari singkong, jagung, sagu, hingga sayur dan lauk lokal. Ini harus dihidupkan kembali melalui dapur-dapur MBG,” tambahnya.

Sebagai organisasi kepemudaan yang selama ini aktif mengawal isu sosial dan pembangunan manusia, HMI Cabang Bogor menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program MBG.

Namun, Fathan menegaskan, program ini harus dijalankan dengan prinsip transparansi, partisipasi, dan keberpihakan pada pemberdayaan lokal.

“Di setiap ompreng MBG yang tersaji dari hasil bumi sendiri, tersimpan harapan besar tentang masa depan bangsa dengan generasi yang sehat, berpikir mandiri, dan berdaulat di atas tanahnya sendiri,” tutup Fathan.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved