Berita Politik
Fenomena Menarik di Balik Gaduh 'Kudeta' Partai Demokrat, Rizal Maulana: Membuka Borok Sendiri
Teddy menyarankan agar PD banting stir dengan memperbaiki postur dan gaya berpolitik, termasuk restrukturisasi sampai di tingkat pucuk pimpinannya
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Rizal Maulana selaku Ketua Seknas Dakwah Jabodetabek menyebutkan, tudingan adanya upaya kudeta terhadap kepengurusan Agus Harimurti Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat justru memberi sinyal ada ketidakberesan yang terjadi di internal partai berlambang mercy tersebut.
Rizal Maulana menyebut, bahkan, terkesan membuka borok sendiri.
Ia pun memberikan analisa, pengungkapan upaya kudeta itu justru membuat publik mengerti kekisruhan yang ada di tubuh Partai Demokrat.
• Sekjen Partai Demokrat: Ini Bukan Hanya Masalah Internal, Megawati Juga Pernah Diturunkan Lewat KLB
"Ada dua fenomena yang muncul terkait apa yang disampaikan AHY soal kudeta, pertama, publik sekarang jadi tahu adanya kisruh di internal PD, dimana ada 4 faksi yang tidak mempercayai kepemimpinan AHY sebagai Ketum PD," ujar Rizal melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (6/2/2121)
"Kedua, tudingan yang diberikan kepada Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan (KSP), menjadi semacam 'promosi' gratis', karena disebut-sebut kudeta itu dilakukan untuk mendukung pencalonannya sebagai Capres 2024 mendatang," imbuhnya.
Ia menggambarkan, secara terang-terangan, pendiri dan mantan pengurus PD menyatakan dukungannya kepada Moeldoko untuk menjadi Ketum DPP PD, bahkan Capres 2024.
• Jokowi Tak Balas Surat AHY, Sekjen Partai Demokrat: Kami Menghormati, tapi Masih Ada Teka-teki
"Ini menunjukkan Moeldoko memiliki kapasitas, kualitas, dan kapabilitas untuk jadi memimpin partai, bahkan menjadi Capres. Hal tersebut tentu menjadi stimulan tersendiri bagi popularitas Jenderal Moeldoko," kata Rizal yang juga Ketua Forum Silaturrahmi Dakwah Kebangsaan ini.
Dia menyimpulkan, rumor kudeta yang digaungkan AHY melahirkan polemik yang lebih banyak merugikan PD dan dirinya sendiri.
"Hal itu sangat merugikan PD dan juga AHY pribadi. Karena persoalan yang seyogyanya bisa diselesaikan secara internal jadi konsumsi publik. Masyarakat jadi tahu bahwa di dalam PD ada masalah hingga menimbulkan faksi dan melahirkan distrust pada kepemimpinan AHY," terang ulama yang biasa disapa Ustad Rizal Asyik.
• Diserang Buzzer usai Kritik Utang Negara, Kwik Kian Gie: Saya Belum Pernah Setakut Ini Berpendapat
Sementara itu, Teddy Mulyadi Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian dan Informasi Pembangunan Bangsa (LPIPB) mengatakan, sudah banyak pemberitaan yang mengungkap kegagalan AHY dalam Pilkada DKI dan kader-kader di daerah yang banyak menelan kegagalan dalam Pilkada yang baru lalu menjadi salah satu dasar merebaknya distrust kepada PD dibawah kepemimpinan AHY. Situasi ini bisa berlanjut ke degradasi PD dalam Pemilu dan Pilkada 2024.
Untuk itu, Teddy menyarankan agar PD banting stir dengan memperbaiki postur dan gaya berpolitik, termasuk restrukturisasi sampai di tingkat pucuk pimpinannya agar bisa mengangkat citra partai dari keterpurukan yang terus tergerus.
Di sisi lain, timpal Rizal, pihaknya mengapresiasi sikap Presiden Joko Widodo yang enggan menanggapi hal tersebut.
• Pembuat Video Jakarta Rasa Seoul Diganjar Hadiah Kamera dari Anies Baswedan
• Jumlah Ibu Hamil Cukup Stabil di Masa Pandemi, tapi Angka Konsultasinya Menurun
"Keterangan Mensesneg Pratikno bahwa Presiden Jokowi tidak akan membalas surat permintaan klarifikasi tentang tudingan rencana kudeta AHY dari kursi Ketum PD oleh Jenderal Purn. Moeldoko sudah clear dan memperkuat fakta bahwa kegiatan yang dilakukan Moeldoko bersifat personal. Sehingga Presiden Jokowi tidak perlu tahu segala urusan pribadi Moeldoko."
"Dalam hal ini juga tidak perlu dikait-kaitkan dengan urusan kenegaraan dan kebangsaan yang kini sedang fokus dilaksanakan oleh Presiden Jokowi," pungkas Rizal.
Penjelasan Sekjend Demokrat