Kapolri: Ada Komunikasi yang Terputus Antara Umara dan Ulama

Dalam bincang santai itu, dia menyatakan ingin meningkatkan komunikasi antara umara dan ulama untuk menjaga Kamtibmas.

TRIBUNNEWS/IGMAN IBRAHIM
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berkunjung ke Kantor DPP Rabithah Alawiyah, Jakarta Selatan, Sabtu (30/1/2021). 

"Saya sampaikan kepada seluruh jajaran saya di polda-polda."

"Yang saat ini sedang berdampingan dengan kawan-kawan kami pengurus Rabithah yang ada di polda-polda atau mungkin di tingkat polres, untuk tolong dibangun hubungan yang baik dan komunikasi yang baik."

"Karena segala sesuatu sebenarnya bisa diselesaikan dengan komunikasi dan dialog."

Baca juga: Total 2.174 Pelamar, Tak Ada Satupun yang Lolos Seleksi Jadi Juru Bicara KPK

"Karena memang manakala komunikasi itu terputus, maka masing-masing akan membawa cara berpikir masing-masing."

"Yang sebenarnya kalau didialogkan itu ternyata enggak sama-sama begitu."

"Ini yang kami ke depan itu komunikasi antara umara dan ulama harus terjalin dengan baik," ucapnya.

Mudah Terpecah Belah

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menilai kelemahan Bangsa Indonesia adalah masih mudah terpecah belah dengan isu suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA).

Hal itu ia sampaikan saat bersilaturahmi dengan pengurus DPP Rabithah Alawiyah, Jakarta Selatan, Sabtu (30/1/2021).

Semula, dia menceritakan terkait perkembangan teknologi yang pesat mengubah tindakan kejahatan menuju kejahatan siber.

Baca juga: Yakin Istrinya Tak Kecipratan Duit Suap Izin Ekspor Benur, Edhy Prabowo: Kan Anggota DPR, Punya Uang

Menurutnya, banyak pihak yang menggunakan ruang siber untuk menyebarkan ungkapan yang bersifat SARA.

Hal ini dikhawatirkan akan berdampak dalam konflik horizontal di masyarakat.

"Kalau sifatnya masih kritik dan ujaran-ujaran keras dalam rangka mengkritik, buat kita tidak ada masalah."

Baca juga: Diduga Salah Paham Soal Renovasi Kamar Mandi Tahanan, Nurhadi Pukul Petugas Rutan KPK

"Tetapi yang kita jaga adalah jangan sampai ruang siber dunia maya itu digunakan untuk mengeluarkan ungkapan-ungkapan yang berdampak terhadap SARA."

"Hal tersebut pasti akan kami proses, karena dampaknya luar biasa, itu bisa konflik horizontal yang menimbulkan dan menyebarkan ke berbagai daerah," tutur Sigit.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved