Ucapkan Fastabiqul Khoirot, Jenderal Listyo Sigit Prabowo Disebut Muhammadiyah Cabang Kepolisian
Fastabiqul Khoirot merupakan salah satu ucapan salam yang biasa diucapkan oleh anggota Pemuda Muhammadiyah.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengucapkan kalimat 'Fastabiqul Khoirot' saat bersilaturahmi ke PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/1/2021).
Fastabiqul Khoirot merupakan salah satu ucapan salam yang biasa diucapkan oleh anggota Pemuda Muhammadiyah.
Dalam Islam, Fastabiqul Khoirot memiliki arti berlomba-lomba lah dalam kebaikan.
Baca juga: Kapolri Minta Muhammadiyah Bantu Tanggulangi Pandemi Covid-19, Berikan Edukasi Tegakkan Prokes
Ucapan tersebut pertama kali disampaikan oleh Jenderal Listyo saat tengah berbincang dengan sejumlah pengurus PP Muhammadiyah.
Dalam kesempatan itu, eks Kabareskrim tersebut tengah membuka sesi tanya jawab santai yang disampaikan pengurus.
Usai menyelesaikan sesi pertanyaan itu, Jenderal Listyo pun mengakhiri sesi tersebut dengan ucapan salam penutup ala Pemuda Muhammadiyah.
Baca juga: Ukuran Petak Makam Covid-19 di TPU Bambu Apus Dikurangi, Wagub DKI: Sesuai Kebutuhan
Hal tersebut pun langsung mengundang tawa pengurus sembari memberikan tepuk tangan.
"Sekali lagi pak terima kasih, ada satu catatan yang harus laksanakan ini."
"Kami tutup dengan fastabiqul khoirot, wabillahitaufiq walhidayah, wassalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh," kata Jenderal Listyo.
Baca juga: Sudah 13.513 Warga Kabupaten Bekasi Terpapar Covid-19, 12.440 Orang Sembuh
Ucapan penutup itu pun disambut hangat oleh Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.
Dia tak menyangka Jenderal Listyo mengucapkan salam penutup ala Pemuda Muhammadiyah.
"Terima kasih Pak Kapolri, yang ini rupanya banyak Muhammadiyah cabang kepolisian," ucapnya.
Baca juga: Menko PMK: Karantina RT/RW Bisa Bikin Pelacakan Kasus Covid-19 Terbatas, Biayanya Juga Besar
PP Muhammadiyah mengapresiasi kedatangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyampaikan, pihaknya menganggap Polri telah menjadi bagian PP Muhammadiyah.
Atas dasar itu, dia pun berseloroh Jenderal Listyo tidak perlu lagi menjadi anggota Muhammadiyah.
Baca juga: Sambangi PP Muhammadiyah, Kapolri Janjikan Hal Ini untuk Tangani Intoleransi dan Radikalisme
Sebab, kata Abdul, seluruh anggota Muhammadiyah diwajibkan membayar iuran sebagai anggota.
"Bahwa Muhammadiyah sudah menganggap Polri sebagai bagian dari keluarga Muhammadiyah."
"Dan kami memang menyampaikan Pak Kapolri tidak perlu menjadi anggota Muhammadiyah."
Baca juga: Rumah Sakit Tidak Alokasikan Minimal 40 Persen Tempat Tidur untuk Pasien Covid-19 Bakal Disanksi
"Karena kalau menjadi anggota Muhammadiyah harus membayar iuran anggota walaupun beliau pun siap," tutur Mu'ti diiringi tawa sejumlah pengurus PP Muhammadiyah.
Menurut Mu'ti, PP Muhammadiyah akan mendukung penuh program-program gagasan Jenderal Listyo Sigit sebagai Kapolri.
Dia bilang, salah satu programnya berkaitan dengan moderasi beragama.
Baca juga: Diduga Salah Paham Soal Renovasi Kamar Mandi Tahanan, Nurhadi Pukul Petugas Rutan KPK
"Poinnya, Muhammadiyah mendukung program Pak Kapolri, terutama program yang berkaitan dengan moderasi."
"Pak Kapolri menyatakan bahwa moderasi itu adalah program yang akan beliau kembangkan," jelasnya.
Tak hanya itu, dia menuturkan pihaknya juga memberikan harapan agar Jenderal Listyo bisa membawa Polri lebih humanis dan merakyat.
Baca juga: Yakin Istrinya Tak Kecipratan Duit Suap Izin Ekspor Benur, Edhy Prabowo: Kan Anggota DPR, Punya Uang
Ia mengusulkan adanya tagline Polisi Sahabat Umat.
"Kemudian ada dukungan penuh oleh Kapolri untuk melakukan pendekatan secara lebih humanis, lebih merakyat."
"Kami sepakati mengusulkan tagline baru yaitu polisi sahabat umat," paparnya.
Baca juga: Maruf Amin: Vaksinasi Covid-19 Hukumnya Wajib Kifayah
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjanjikan beberapa program kepada Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Janji-janji itu disampaikan langsung oleh Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam konferensi pers, usai pertemuan dengan Kapolri di Kantor Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/1/2021).
Abdul Mu'ti mengatakan, di ruang utama Kantor PP Muhammadiyah, Kapolri bertemu langsung dengan para pimpinan Muhammadiyah lewat aplikasi zoom.
Baca juga: Edhy Prabowo Akui Doyan Minum Wine, Bayar Pakai Uang Sendiri yang Dikelola Asisten Pribadinya
Satu di antaranya berdiskusi langsung dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Perbincangan tersebut, kata Abdul Mu'ti, berlangsung cukup hangat hingga kedua pihak lupa waktu.
Beberapa topik yang diperbincangkan ialah masalah menghadapi isu radikalisme dan intoleransi.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 29 Januari 2021: 13.802 Pasien Baru, 10.138 Sembuh, 187 Meninggal
Kata Abdul Mu'ti, Kapolri Jenderal Listyo berjanji menggunakan cara moderasi dalam menangani masalah intoleransi dan radikalisme.
Sehingga, cara-cara seperti deradikalisasi mulai ditinggalkan.
"Poinnya Muhammadiyah dukung program-program Kapolri, terutama program dengan moderasi."
Baca juga: Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Pospera oleh Arya Sinulingga, Polda Jateng Periksa Saksi Kunci
"Jadi Kapolri sampaikan bahwa moderasi program akan dikembangkan bukan program deradikalisasi," tutur Mu'ti kepada pewarta.
Selain itu, lanjut Mu'ti, Muhammadiyah menyampaikan saran terkait program tagline baru untuk Polri, yakni polisi sahabat umat.
Polri akan didekatkan dengan hal-hal humanis yang bersentuhan langsung dengan umat.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 di Indonesia 29 Januari 2021: Dosis Satu 405.012 Orang, Dosis Dua 11.287
Namun, kata Mu'ti, Listyo menjamin program itu akan dipikirkan kembali oleh Polri.
Sementara, Listyo membenarkan pihaknya akan memakai cara-cara humanis seperti moderasi dalam atasi permasalahan intoleransi dan radikalisme.
"Tantangan ke depan untuk saudara-saudara yang terpapar ajaran-ajaran tertentu."
Baca juga: Pemerintah Terapkan Karantina RT/RW, Sudah Lama Diperintahkan Jokowi tapi Tidak Dijalankan
"Maka pemahaman dengan moderasi beragama tentu akan jauh lebih bermanfaat dibanding pendekatan-pendekatan hard," papar Listyo.
Namun demikian, baik Listyo dan Abdul Mu'ti tidak menjelaskan rinci bagaimana konsep kerja sama program moderasi antara Polri dan Muhammadiyah, dalam mencegah intoleransi dan radikalisme.
Pertemuan keduanya berlangsung tertutup selama kurang lebih 1,5 jam.
Kapolri diterima di ruang tamu PP Muhammadiyah pukul 16.40 WIB, dan keluar dari ruangan tersebut pukul 18.10 WIB. (Igman Ibrahim)