Vaksinasi Covid19

Disuntik Vaksin Covid-19, 25 Relawan Uji Klinis Positif Virus Corona, Ini Penyebabnya

Relawan uji klinis yang mendapat vaksin dan positif Covid-19, mengalami gejala ringan, yakni grade 1 dan 2.

Editor: Mohamad Yusuf
the straits time
Sinovac Biotech China berencana memproduksi 1 miliar dosis Vaksin Sovid-19 Sinovac. Indonesia adalah salah satu negara yang telah mendapatkan jutaan dosis Vaksin Sinovac. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sebanyak 25 relawan uji klinis vaksin positif covid-19.

25 relawan uji klinis vaksin positif covid-19 itu dari 1.620 orang relawan uji klinis vaksin Sinovac di Bandung.

Oleh karena hal tersebut memperingatkan bukan berarti dengan telah disuntik vaksin covid-19, maka diperbolehkan tidak menjalankan protokol kesehatan.

Dikutip dari TribunJabar, Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Prof Kusnandi Rusmil, mengatakan, dari 1.620 orang relawan uji klinis vaksin dari Sinovac di Bandung, sebanyak 25 orang di antaranya sempat terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: WNI di Abu Dhabi ini Disuntik Vaksin Covid-19 Merek Sinopharm dari China, Berikut Ceritanya

Baca juga: Banjir Impor Beras dari Vietnam, Pedagang di Pasar Induk Cipinang Menjerit

Baca juga: Pemerintah Targetkan Vaksinasi Covid-19 181,5 Juta Penduduk, Ini Sasaran Warga yang Didahulukan 

Rinciannya, sebanyak 7 orang yang sempat positif Covid-19 adalah dari kelompok 810 orang relawan yang mendapat dua kali suntikan vaksin.

Sedangkan 18 orang lainnya adalah dari kelompok 810 orang yang mendapat suntikan plasebo.

Seperti diketahui, pada uji klinis fase 3 di Indonesia, dari 1.620 relawan, setengahnya mendapat vaksin sebanyak dua kali penyuntikan, sedangkan setengahnya lagi mendapat suntikan plasebo atau air.

Dengan dua pengelompokan inilah akan diketahui efektivitas vaksin.

"Kemudian dilihat berapa yang sakit dari kelompok yang dapat vaksin, berapa yang sakit dari kelompok yang dapat plasebo. Dari hasil yang kemarin, dari yang dapat plasebo 18 orang, yang sakit yang dapat vaksin 7 orang," kata Kusnandi saat ditemui di tempat praktiknya di Kota Bandung, Senin (18/1/2021).

"Mereka dapat virus dari luar (bukan dari vaksin), karena yang ikut uji klinis kan boleh ke mana-mana ya. Nanti kalau ada gejala batuk, pilek, itu harus kontrol. Sehingga kalau kontrol, sama kita di-swab. Tapi sebagian besar dari yang positif itu gejalanya ringan, jadi nggak dirawat yang dapat vaksin itu. Nah yang dapat plasebo ada yang dirawat," tambahnya.

Mereka yang mendapat vaksin dan positif Covid-19, katanya, mengalami gejala ringan, yakni grade 1 dan 2.

Sedangkan yang mendapat plasebo bisa sampai mendapat gejala berat dengan grade 3 dan 4. Mereka pun secara penuh mendapat perawatan.

Baca juga: Datangi RS Yarsi, Yusuf Mansyur Ceritakan Detik-detik Syekh Ali Jaber Menghembuskan Nafas Terakhir

Baca juga: Profil Ribka Tjiptaning yang Tolak Vaksin Covid-19, Seorang Dokter dan Keturunan Ningrat

Baca juga: Jadwal KRL Selasa 12 Januari 2021, Berlaku Selama Aturan Pembatasan Jawa-Bali Hingga 25 Januari 2021

Tak Semua Orang Memproduksi Imun Setelah Divaksin

Kusnandi mengatakan tidak semua orang yang mendapat vaksin Covid-19 akan memiliki imunitas terhadap Covid-19.

Mereka adalah orang-orang yang memiliki sejumlah masalah kesehatan atau beberapa penyakit.

"(Jadi intinya kalau orang yang sudah divaksin masih ada kemungkinan tertular), masih bisa. Dijadikan vaksin itu maksudnya supaya tubuh kita kebal terhadap penyakit. Tapi ada beberapa orang yang mempunyai gangguan sehingga tidak terbentuk kekebalan," katanya.

Orang-orang yang tidak mendapat imunitas setelah divaksin, kata Kusnandi, contohnya adalah orang-orang yang memiliki permasalahan dengan kekebalan tubuh.

"Contohnya orang yang makan-makan obat-obatan tertentu, atau orang sedang kena penyakit, ya umpamanya dia itu penyakit leukemia, atau gangguan imunodefisiensi, sehingga dia gampang tertular. Juga orang-orang yang begitu nggak boleh diimunisasi, karena dia tidak akan terbentuk responnya," ujar Kusnandi.

Dengan demikian, semua orang tetap harus menjalankan protokol kesehatan supaya tidak tertular atau menulari orang lain.

Walaupun diketahui, orang yang dinyatakan positif Covid-19 setelah mendapat vaksinasi, hanya mengalami gejala ringan.

"Semua harus tetap melakukan protokol kesehatan. Vaksin saja kurang. Orang yang divaksin, enggak ikut protokol kesehatan, dia bisa menularkan penyakit ke orang lain. Karena kumannya itu kan ada di baju, ada di leher, ada di semua. Kalau sembarangan, dia akan menularkan karena kuman ada di badan dia," katanya.

Menjadi Landasan Penghitungan Efikasi

Perbandingan jumlah relawan yang terkena Covid-19 tersebut, kemudian dihitung untuk mendapatkan persentase efikasi atau kemanjuran vaksin.

Adanya relawan yang positif Covid-19 ini, kata Kuswandi, memang sudah diperkirakan.

Inilah sebabnya uji klinis tahap 3 dilakukan di negara-negara yang masih terjadi wabah, bukan di China yang wabahnya sudah sangat terkendali.

Dengan efikasi yang mencapai 65,3 persen di Indonesia ini, vaksin tersebut dinyatakan sudah dapat digunakan karena sudah melampaui syarat dari WHO, yakni harus di atas 50 persen.

Jika sudah memenuhi syarat itu, barulah bisa menerbitkan Emergency Use Authorization atau izin untuk otorisasi penggunaan darurat, sebelum uji klinis selesai.

"Kan kita akan meneliti itu supaya tahu, manjur nggak sih vaksin ini. Jadi memang orang yang sudah divaksin sama yang diberi plasebo itu bisa ke mana-mana, supaya dia ada kesempatan untuk ketemu sama orang-orang yang tertular penyakit Covid-19," katanya.

"Badannya kebal atau tidak. Nanti dibandingkan antara yang dapat vaksin berapa yang sakit, yang dapat plasebo berapa yang sakit, kemudian dihitung, ketemulah efikasi yang di sini 65,3 persen," tambahnya.

Di Turki sendiri, efikasi vaksin buatan Sinovac ini mencapai 91,2 persen.

Sedangkan di Brasil, efikasinya mencapai 78 persen, kemudian diturunkan sampai 50,4 persen.

Perbedaan tingkat efikasi ini, menurutnya, disebabkan perbedaan kriteria yang digunakan pada setiap penelitian.

Reaktif 

Sejumlah orang dinyatakan reaktif Covid-19 usai mengikuti rapid tes antigen yang diadakan di Posko SAR Gabungan Sriwijaya Air SJ-182 di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman meminta kepada setiap unsur yang terlibat di Dermaga JICT II mulai dari petugas, relawan hingga para jurnalis agar selalu waspada covid-19. 

Dirinya mengingatkan agar tidak selalu merasa aman karena covid-19 masih mengintai siapa saja.

“Jangan pernah menganggap bahwa diri kita sehat. Makanya ada namanya OTG (orang tanpa gejala),” ucap Rasman, di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/1/2021). 

Rasman menambahkan setiap hari dirinya tidak segan-segan mengingatkan agar menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. 

“Makanya saya setiap pagi menyampaikan, tolong dijaga protokol kesehatan karena kita berinteraksi di sini banyak orang,” ucapnya. 

Baca juga: Waduh, Sejumlah Orang di Posko Sriwijaya Air SJ-182 di JICT II Reaktif Covid-19

“Oleh karena itu dijaga jaraknya, kalau berkumpul, berbicara jangan lama-lama. Gunakan masker kaya begini nih, yang standar, kita bisa ngomong tanpa melepas,” sambungnya. 

Baca juga: Sempat Stabil hingga Pagi Tadi, Syekh Ali Jaber Wafat Setelah Jalani Perawatan Selama 19 Hari

Tidak hanya itu, setiap personel yang bertugas melakukan pencarian di lokasi, juga diwajibkan untuk melakukan rapid antigen.

Sehingga dapat mencegah penyebaran Covid-19. 

“Yang jelas sebelum terjun ke lapangan kita lakukan pengecekan, terutama pada saat dia bergerak dari sini (posko), naik kapal, dicek dulu, benar-benar sehat, termasuk Covid-19,” ucap Rasman. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Dua Pengelola Waterboom Lippo Cikarang Ditetapkan Tersangka Atas Kasus Kerumunan

Namun demikian, Rasman tidak mengungkapkan ada berapa banyak orang yang reaktif Covid-19. Ia beralasan dirinya hanya mendapat laporan dan data tersebut berada di petugas kesehatan. 

“Saya belum tahu orangnya. Kan orangnya di sini macem-macem, ada media, ada pendukung, ada sopir, ada yang ngantar logistik,” katanya. (jhs)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul 25 Relawan Uji Klinis Vaksin Positif Covid, Kok Bisa? Ini Penyebabnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved