Berita Nasional

Beredar Pesan Vaksin Sinovac Mengandung Jaringan Kera Hijau Afrika, Begini Penjelasan Prof Zubairi

Dalam beberapa grup whatsApp dan internet beredar berita yang cukup heboh perihal kandungan vaksin Covid-19 Sinovac yang tercantum dalam kemasan.

Editor: Feryanto Hadi
Kolase foto/net
Masyarakat bisa cek di link pedulilindungi sebagai penerima vaksin Covid-19 

Dikutip Kompas.com, sebelum menjelaskan, Ahmad mengingatkan bahwa vaksin adalah bagian terakhir dari tiga lapis pengendalian pandemi.

Lapis pertama adalah 3M dari setiap individu, yakni mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker.

Lapis kedua adalah dari pemerintah, yakni menerapkan 3T yang semakin masif, yaitu Testing (pemeriksaan), Tracing (pelacakan), dan Treatment (pengobatan). Penerapan 3T ini bertujuan untuk mengenali dan mencari orang-orang dengan Covid-19 yang tidak bergejala.

Baca juga: BEM UI Diserang di Sosmed, Dituding Bela FPI usai Kritik Pembubaran Ormas Tanpa Proses Peradilan

Lapis terakhir yang masih dalam satu kesatuan pengendalian pandemi adalah vaksin.

Tujuan pembuatan vaksin adalah untuk menumbuhkan antibodi yang spesifik mengenali protein spike atau protein lonjakan.

Untuk diketahui, protein spike yang berbentuk paku di permukaan virus corona merupakan pintu masuk virus menginfeksi sel manusia melalui ACE2.

"Nah kita harapkan kalau ada antibodi di sini (tubuh), ikatan antara protein spike dan ACE2 bisa dihambat sehingga penyakit (Covid-19) tidak terjadi," jelas Ahmad dalam video YouTube-nya yang tayang Sabtu (2/1/2021).

Pembuatan vaksin di masa lalu memang membutuhkan waktu lama, sekitar 4-7 tahun.

Baca juga: Diperiksa Polisi terkait Aksi 1812, Slamet Maarif: Kami Hanya Tuntut Keadilan Kematian 6 Anggota FPI

Namun, dengan teknologi yang semakin maju dan canggih saat ini, terbukti kita dapat membuat vaksin lebih cepat.

"Tentu untuk fase (pembuatan) vaksin tidak bisa dilewati, tapi dari sisi pengembangan vaksinnya kita sekarang tahu - dengan teknologi mRNA misalnya, dalam kurun waktu tiga minggu kita bisa mendapatkan vaksin yang sekarang kita ketahui setelah 11 bulan efikasinya (kemampuannya) bagus, antara 65-90 persen," terang dia.

Belum dapat izin BPOM

Vaksin Covid-19 dari perusahaan Sinovac telah mulai didistribusikan ke sejumlah daerahdi Indonesia.

Vaksin tersebut rencananya akan diberikan pada kelompok prioritas utamanya para tenaga medis.

Meskipun telah didistribusikan, sejauh ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum
mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) terkait dengan vaksin
tersebut.

Lalu kenapa perlu adanya izin EUA?

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved