Calon Kapolri
Neta S Pane Sebut Istana Sudah Pegang Dua Nama Calon Kuat Kapolri Pengganti Idham Aziz
IPW berharap proses pencalonan Kapolri tetap melalui prosedur yang baku.
Penulis: Budi Sam Law Malau |
WARTAKOTALIVE, SEMANGGI - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengklaim pihak Istana sedang mempertimbangkan dua nama bakal calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis.
Diperkirakan pada pertengahan Januari 2021, satu dari dua nama calon Kapolri itu sudah dikirim ke Komisi III DPR untuk uji kepatutan dan kelayakan.
"IPW mendapat informasi ini, tapi mengingatkan kalangan Istana, bahwa minimal 20 hari sebelum Kapolri Idham Azis pensiun, nama calon penggantinya sudah bisa diproses," kata Neta kepada Wartakotalive, Sabtu (19/12/2020).
Baca juga: Bareskrim Sebut 6 Anggota FPI yang Tewas Ditembak Polisi Belum Bersatus Tersangka
Meskipun kalangan Istana sudah melirik dua nama bakal calon, kata Neta, IPW berharap proses pencalonan Kapolri tetap melalui prosedur yang baku.
"Yakni melalui dua arah, melalui Kompolnas yang mengusulkan nama bakal calon ke Presiden."
"Lalu, Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri juga mengusulkan nama bakal calon ke Presiden," tuturnya.
Baca juga: Begini Alur Proses Vaksinasi Covid-19 di Kota Bekasi, 480.000 Warga Bakal Disuntik
Sehingga, kata Neta, tidak seperti saat Idham Azis menjadi Kapolri, yang tidak melalui proses Wanjakti.
Nama Idham Azis diperoleh Presiden hanya melalui usulan Kompolnas.
"Untuk itu, saat ini sudah saatnya Wanjakti Polri memproses nama calon Kapolri pengganti Idham Azis."
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di RI 18 Desember 2020: Pasien Positif Jadi 650.197, Usai Tambah 6.689 Orang
"Sehingga pada minggu pertama Januari 2021, nama nama bakal calon Kapolri sudah bisa diusulkan kepada Presiden Jokowi," paparnya.
Dalam menilai calon Kapolri pengganti Idham Azis, lanjut Neta, IPW melihal ada tiga poin penting yang harus diperhatikan Presiden Jokowi maupun lingkaran dalamnya di Istana.
"Pertama, sejauh mana loyalitas dan kedekatan sang calon dengan Presiden Jokowi."
Baca juga: Wagub DKI Masih Bingung Kenapa Bisa Tertular Covid-19, Padahal Paling Disiplin Protokol Kesehatan
"Kedua, sejauh mana sang calon bisa mengonsolidasikan internal kepolisian, dengan jam terbang yang dimilikinya."
"Dengan kapasitas dan kapabilitasnya yang bisa diterima senior maupun yunior di tubuh Polri."
"Dan dengan kualitas kepemimpinan yang mampu menyelesaikan masalah di internal ataupun eksternal kepolisian," papar Neta.
Baca juga: Ini Hasil Karya Inovasi Anak Bangsa Juara DKAI 2020, dari Susu Rempah Hingga Internet Tenaga Gowes
Dan ketiga, menurut Neta, sejauh mana figur calon Kapolri itu tidak memiliki kerentanan masalah, terutama masalah yang bisa menjadi polemik di masyarakat di masa sekarang maupun ke depan.
"Ketiga kriteria ini menjadi bahasan serius dalam menentukan dan memilih calon Kapolri pasca Idham Azis," bebernya.
Sebab, masalah Polri ke depan, menurut Neta, tidak lagi sekadar menghadapi para kriminal dan ancaman keamanan zaman old.
Baca juga: Baru 2.200 Buruh, Tes Swab Massal di Kawasan Industri Kabupaten Bekasi Bakal Dilanjutkan Awal 2021
"Di era milenial sekarang ini tantangan tugas Polri harus menghadapi dampak Covid 19 dan pasca-Covid 19."
"Menghadapi maraknya kelompok radikal, intoleransi, terorisme, separatisme, dan lain-lain," ulasnya.
Jika Kapolri baru tidak bisa mengonsolidasikan Polri dengan kapabilitas dan jam terbang yang tinggi, menurut Neta, tentu akan merepotkan Presiden Jokowi.
Baca juga: Masyarakat Anggap Pandemi Covid-19 Bakal Usai Setelah Ada Vaksin, Ini Kata Jubir Satgas
"Apalagi jika Kapolri pengganti Idham Azis itu memiliki kerentanan masalah yang akut."
"Tentu Polri dan pemerintahan Jokowi akan menjadi bulan-bulanan kelompok tertentu yang ingin mengacaukan Kamtibmas," cetusnya.
Jangan Senang Lihat Teman Susah
Kapolri Jenderal Idham Azis berbicara mengenai pergantian jabatan, di mana dirinya segera memasuki masa pensiun.
Seluruh personel diminta tetap menjaga soliditas internal menjelang pergantian Kapolri pada 2021.
Idham Azis memaparkan tak boleh ada anggota yang memiliki mental yang disebutkannya SMS, dalam perebutan jabatan orang nomor satu di korps Bhayangkara tersebut.
• Djoko Tjandra Dikabarkan Sudah Tiga Bulan di Indonesia, Menkumham: Tidak Ada Datanya Kok
"Pada akhirnya sesuai dengan Presiden, marilah kita jaga solidaritas internal kita dengan baik."
"Jangan SMS, senang melihat teman susah dan susah melihat teman senang," kata Idham Azis saat merayakan HUT ke-74 Bhayangkara di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020).
Ia memastikan setiap personel dapat memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan jabatan yang diembannya sekarang.
• Imam Nahrawi Bersumpah Sama Sekali Tidak Terima Dana Hibah KONI, KPK Segera Gelar Rapat
"Gantungkan harapan setinggi langit. Karena semua memiliki kesempatan yang sama dalam memimpin Polri ini," ucapnya.
Idham Azis meminta seluruh personel mewaspadai adanya isu liar yang bisa saja berkembang menjelang pergantian Kapolri.
Nantinya isu tersebut bakal mulai memanas dimulai pada Bulan September.
• Kecewa Keluarga Santri Tercoreng, Imam Nahrawi Pertimbangkan Banding Vonis Hakim
"Saya perlu mengingatkan awal-awal ini supaya tidak banyak susupo atau isu yang liar kalau orang Palu itu bilang."
"Semakin ke depan itu nanti semakin tajam. Nanti kalau udah bulan yang ada ber ber ber itu udah mulai tajam," tuturnya.
Kapolri Jenderal Idham Azis akan memasuki masa pensiun pada Januari 2021.
• DAFTAR Lengkap 25 Kapolri dari Masa ke Masa, Ada yang Menjabat Cuma Dua Bulan
Sejumlah nama telah beredar dan masuk dalam bursa pengganti Idham Azis.
Kapolri Jenderal Idham Azis mengatakan, kepolisian telah berupaya optimal untuk memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.
Namun pekerjaan Polri tidak selalu mendapatkan respons yang baik dari masyarakat.
• 7 Amanat Jokowi kepada Jajaran Polri: Jaga Kepercayaan!
"Polri bekerja baik aja belum tentu dinilai baik oleh masyarakat," kata Idham Azis dalam paparannya.
Ia menuturkan, Polri dituntut masyarakat selalu bekerja sempurna.
Tak hanya dalam pekerjaan, begitu juga di dalam tindakannya sehari-hari di dalam masyarakat.
• DAFTAR Rancangan Undang-undang yang Diusulkan Ditarik dari Prolegnas Prioritas 2020, Tak Ada RUU HIP
Atas dasar itu, Idham Azis meminta seluruh jajaran personel Polri untuk bisa memberikan yang terbaik kepada masyarakat, agar dapat mencuri hati masyarakat Indonesia.
"Faktanya memang setiap hari kita dituntut selalu melakukan perbuatan, tindakan maupun kegiatan yang terbaik."
"Hanya dengan cara itu kita bisa makin disenangi oleh masyarakat dan semakin dicintai masyarakat," jelasnya.
• UPDATE 1 Juli 2020: 578 Pasien Positif Covid-19 Dirawat di RS Wisma Atlet, di Pulau Galang 22 Orang
Namun demikian, ia menyebutkan 82 persen masyarakat menyampaikan puas dengan kinerja polri.
"82 persen penilaian masyarakat kepada kinerja Polri itu bagus."
"Mempertahankan itu jauh lebih susah daripada meraih."
• Pidato Lengkap Jokowi di HUT ke-74 Bhayangkara: Kalau Ada yang Niat Korupsi, Silakan Digigit Saja
"Saya harap Kapolri ke depan itu bisa lebih baik lagi dari sekarang," harapnya.
Idham Azis juga meminta maaf kepada rakyat Indonesia, apabila di mata masyarakat kinerja Korps Bhayangkara masih belum bisa memuaskan dan optimal.
Khususnya, mengenai pelayanan kepada masyarakat.
• Satu Pedagang Positif Covid-19, Begini Suasana Pasar Kemiri Saat Ditutup
"Dalam kesempatan ini juga mohon maaf kepada masyarakat seluruh Indonesia."
"Apabila masih ada kinerja atau hal-hal yang belum bisa membuat ekspektasi masyarakat senang kepada Polri, dan bisa membuat puas terhadap pelayanan kita," tutur Idham Azis.
Polri, menurut Idham Azis, selalu berusaha optimal bekerja untuk masyarakat.
• UPDATE 1 Juli 2020: 1.115 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19, 747 Orang Sembuh, 77 Meninggal
"Jauh di lubuk hati, saya berdoa, bertindak, berpikir, dan berbuat bagaimana selalu menampilkan yang terbaik untuk Polri."
"Karena itulah modal dasar kita sehingga kita dicintai oleh masyarakat," terangnya. (*)