Virus Corona

Kasus Covid-19 di Jakarta dan Jawa Tengah Melonjak, Pilihan Terapkan PSBB Total Lagi di Tangan Pemda

Pernyataan Wiku tersebut terkait lonjakan kasus yang terjadi di Jawa Tengah dan DKI Jakarta, dalam beberapa hari terakhir.

Biro Pers/Setpres - Muchlis Jr
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Kantor Presiden, Kamis (19/11/2020). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penerapan kembali PSBB total bergantung pada kebijakan masing-masing daerah.

Pernyataan Wiku tersebut terkait lonjakan kasus yang terjadi di Jawa Tengah dan DKI Jakarta, dalam beberapa hari terakhir.

"Keputusan menerapkan kembali PSBB total adalah wewenang masing-masing daerah."

Baca juga: IPW Prediksi Jagoan PDIP di Surabaya dan Medan Kalah, Beberkan 5 Alasan Pilkada Tak Perlu Ditunda

"Kondisi yang ada menjadi refleksi dan evaluasi dari pimpinan daerah untuk melakukan kebijakan yang paling tepat," kata Wiku dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Kantor Sekretariat Presiden, Selasa (1/12/2020).

Namun, Wiku mengingatkan kebijakan apapun yang diambil nantinya harus mempertimbangkan sejumlah aspek, mulai dari aspek ekonomi hingga sosial.

Karena, tidak bisa dipungkiri pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada masalah kesehatan, melainkan juga sendi sendi kehidupan masyarakat lainnya.

Baca juga: Marak Pencurian, Ini Solusi Lindungi Data Pakai Enkripsi

"Hal yang harus diingat bahwa pandemi Covid-19 merupakan masalah kesehatan yang berdampak luas ke berbagai sektor."

"Sehingga penanganan yang dilakukan harus bersifat multisektor, sehingga tidak ada yang dikorbankan."

"Penanganan Covid harus betul-betul dengan prinsip kehati-hatian dan memperhatikan segala aspek, dan itu akan dilakukan oleh pimpinan daerah dengan baik," tuturnya.

Baca juga: 19 Warga Kabupaten Bogor Jadi Pasien Baru Covid-19 per 30 November 2020, Terbanyak di Parung Panjang

Wiku Adisasmito mengungkapkan, lonjakan kasus positif Covid-19 dalam seminggu terakhir diakibatkan longgarnya penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat.

Masih banyak warga yang abai menerapkan protokol kesehatan, terutama menghindari kerumunan.

"Faktor utama yang menjadi penyebab meningkatnya kasus aktif Covid-19 adalah ketidakdisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan 3M."

Baca juga: BREAKING NEWS: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Positif Covid-19

"Serta masih banyaknya masyarakat yang berkerumun dalam berbagai kegiatan."

"Kondisi ini memicu terjadinya penularan yang berdampak pada peningkatan kasus aktif," beber Wiku.

Wiku mengatakan, protokol kesehatan merupakan kunci penting dalam menanggulangi penyebaran Covid-19.

Baca juga: Pesan Natal Bersama KWI-PGI 2020: Di Segala Tantangan dan Kesulitan Hidup, Allah Tetap Beserta Kita

Tanpa adanya sikap disiplin dari masyarakat dalam memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, maka upaya masif pelacakan (tracing), pemeriksaan (testing), dan perawatan (treatmen) tidak berarti.

"Pada prinsipnya peningkatan kasus aktif dapat dicegah apabila disiplin protokol kesehatan."

"Kami selalu ulangi protokol kesehatan jadi kunci, dan ternyata masyarakat masih ada yang lengah, tidak menjalankan ini."

Baca juga: Positif Covid-19, Anies-Ariza Harus Diisolasi Mandiri Dua Pekan, Tugas Dikerjakan Secara Virtual

"Maka dari itu, ini perlu dilakukan dengan baik," paparnya.

Pada Minggu lalu, kasus Covid-19 di Indonesia tembus angka 6 ribu, atau tepatnya 6.267.

Wiku meminta lonjakan kasus tersebut menjadi perhatian masyarakat karena dapat menimbulkan multiplier effect.

Baca juga: Ini Kendala Polisi Buru Teroris MIT yang Bunuh Satu Keluarga di Sigi, 100 Personel TNI Diterjunkan

"Karena tingginya angka kasus positif merupakan cerminan meningkatnya penularan."

"Kasus aktif yang tinggi berpotensi meningkatkan multiplier effect yaitu penularan yang lebih tinggi, utamanya jika kita mengabaikan protokol kesehatan," jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan terdapat dua provinsi yang perlu perhatian khusus penanganan Covid-19.

Baca juga: Sekretaris Interpol Ungkap Red Notice Djoko Tjandra Kedaluwarsa Sejak 2014 karena Tak Diperpanjang

Kedua provinsi tersebut adalah DKI Jakarta dan Jawa Tengah, yang kasusnya meningkat drastis.

"Agar dilihat betul betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis," ucap Presiden dalam rapat terbatas Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (30/11/2020).

Presiden meminta Satgas Penanganan Covid-19 tidak lengah, karena berdasarkan data 29 November 2020 terjadi peningkatan kasus aktif secara nasional.

Baca juga: Azan Ajakan Jihad Viral di Medsos, Ada yang Sambil Bawa Senjata Tajam, Kemenag: Jangan Terprovokasi!

"Kasus aktif kita sekarang ini meningkat menjadi13,41 persen, meskipun ini lebih baik dari angka rata rata dunia."

"Tetapi hati-hati, ini lebih tinggi dari rata rata minggu yang lalu, minggu yang lalu masih 12,78 persen, sekarang 13,41 persen," katanya.

Selain kasus aktif yang meningkat, rata-rata angka kesembuhan juga menurun.

Baca juga: Tunggu Kedatangan Rizieq Shihab, Polda Metro Jaya Siagakan Barakuda, Water Cannon, dan Pasukan Motor

Minggu lalu rata-rata angka kesembuhan 84,03 persen sekarang menurun menjadi 83,44 persen.

"Ini semuanya memburuk semuanya."

"Karena adanya tadi kasus yang meningkat lebih banyak di minggu-minggu kemarin," beber Jokowi. (Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved