Perlintasan KA Sebidang di Palmerah Ditutup Permanen, Ini Alasannya
Perlintasan kereta api sebidang di dekat Stasiun Palmerah dan Gedung DPR/MPR ditutup permanen.
Ini akan menjadi bagian dari penataan Stasiun Palmerah tahap dua yang kini mulai dikerjakan.
Tuhiyat mengatakan, pihaknya sudah mendapat persetujuan untuk menggunakan sebagian lahan milik DPR itu.
"Yang dari arah Manggala Wanabakti nanti kita minta lahannya DPR, jadi nanti ada coak untuk bus Transjakarta, angkot, dan ojek online bisa masuk ke coak itu," kata Tuhiyat. "Dengan catatan, bus dan angkot bukan untuk stay ya, hanya drop off dan pick up saja," katanya.
Selama ini, keberadaan bus Transjakarta, taksi, dan ojol memang kerap membuat kemacetan dan kesemrawutan di area sekitar Stasiun Palmerah.
Baca juga: Pemkot Bekasi Desak KAI dan Kemenhub Segera Pasang Palang Otomatis di Perlintasan KA Bulak Kapal
Kemacetan biasanya terjadi saat jam berangkat kerja dan pulang kerja.
Namun, di sisi lain, keberadaan bus, taksi, dan ojol itu dibutuhkan pengguna KRL yang hendak melanjutkan perjalanan.
Oleh karena itu, shelter ini disediakan untuk membuat Stasiun Palmerah lebih terintegrasi dengan mode transportasi lain, dan pada saat bersamaan bisa mengurai kemacetan.
Baca juga: Stasiun Tanah Abang Ditutup, Perlintasan KA Pejompongan Dipenuhi Massa
Meski demikian, shelter serupa tak bisa dibangun di bagian jalan yang mengarah ke Tanah Abang/Slipi.
Sebab, di area pasar Palmerah itu belum ada pemilik lahan yang bersedia melepas lahannya.
"Lahannya memang susah yang di situ. Tapi kita lagi usaha , kalau DPR kita sudah berhasil, pasti bisa. Yang sebelah sana masih berjuang," kata Tuhiyat.