Perlintasan KA Sebidang di Palmerah Ditutup Permanen, Ini Alasannya
Perlintasan kereta api sebidang di dekat Stasiun Palmerah dan Gedung DPR/MPR ditutup permanen.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Perlintasan sebidang di dekat Stasiun Palmerah dan Gedung DPR/MPR ditutup permanen.
Perlintasan yang menghubungkan Jalan Gelora menuju Pasar Palmerah dan Jalan Tentara Pelajar itu kini sudah ditutup permanen menggunakan barrier beton.
Saat ini tengah dilakukan kajian apakah di lokasi itu memungkinkan pembangunan flyover atau underpass.
"Kita sedang kaji juga apakah memungkinkan dibangun flyover atau underpass di situ, tapi yang penting sekarang kita tutup dulu," kata Direktur Utama PT Moda Integrasi dan Transportasi Jabodetabek (MITJ) Tuhiyat kepada Kompas.com, Senin (30/11/2020).
Baca juga: 17 Kecelakaan Terjadi Sepanjang 2020, PT KAI Pamerkan Poster : Terobos Perlintasan KA Game Over
Menurut Tuhiyat, penutupan jalur sebidang ini merupakan salah satu bagian dari penataan kawasan Stasiun Palmerah tahap dua.
Dengan penutupan ini, diharapkan bisa menghilangkan kemacetan dan kesemrawutan yang kerap kali muncul.
Selain itu, juga untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas. Di saat bersamaan, penataan tahap dua ini juga akan meliputi pembangunan selter untuk bus Transjakarta, angkot, dan ojek online (ojol).
Baca juga: PERHATIAN, Perlintasan KA Jalan Perjuangan Dekat Stasiun Bekasi Mulai Besok Ditutup, Ada Proyek DDT
Melalui penataan ini, diharapkan Stasiun Palmerah bisa terintegrasi dengan moda transportasi lain, dan pada saat bersamaan tak lagi terjadi kemacetan di kawasan tersebut.
Namun, dengan penutupan jalur sebidang ini, kendaraan dari arah Senayan tak bisa lagi belok kanan ke arah Tanah Abang atau lurus ke arah Pasar Palmerah.
Oleh karena itu, pembangunan underpass atau flyover juga tengah dikaji sebagai solusi jangka panjang.
Baca juga: Perlintasan KA Bulak Kapal, Kota Bekasi Banyak Telan Korban Jiwa, Terakhir Pengendra Motor Tewas
Menurut dia, hasil kajian baru akan keluar pada Februari 2021 mendatang.
Kajian tak hanya dilakukan untuk pelintasan sebidang di Stasiun Palmerah, tetapi juga sejumlah kawasan lain.
"Nanti akan ditetapkan pelintasan sebidang mana yang ditutup permanen tanpa flyover dan underpass, dan mana yang bisa dibangun flyover atau underpass," katanya.
Shelter angkutan umum
Sebagian lahan Gedung DPR yang terletak persis di seberang Stasiun Palmerah, Gelora, Jakarta Pusat, akan diubah menjadi shelter bus, angkot, dan ojol.
Ini akan menjadi bagian dari penataan Stasiun Palmerah tahap dua yang kini mulai dikerjakan.
Tuhiyat mengatakan, pihaknya sudah mendapat persetujuan untuk menggunakan sebagian lahan milik DPR itu.
"Yang dari arah Manggala Wanabakti nanti kita minta lahannya DPR, jadi nanti ada coak untuk bus Transjakarta, angkot, dan ojek online bisa masuk ke coak itu," kata Tuhiyat. "Dengan catatan, bus dan angkot bukan untuk stay ya, hanya drop off dan pick up saja," katanya.
Selama ini, keberadaan bus Transjakarta, taksi, dan ojol memang kerap membuat kemacetan dan kesemrawutan di area sekitar Stasiun Palmerah.
Baca juga: Pemkot Bekasi Desak KAI dan Kemenhub Segera Pasang Palang Otomatis di Perlintasan KA Bulak Kapal
Kemacetan biasanya terjadi saat jam berangkat kerja dan pulang kerja.
Namun, di sisi lain, keberadaan bus, taksi, dan ojol itu dibutuhkan pengguna KRL yang hendak melanjutkan perjalanan.
Oleh karena itu, shelter ini disediakan untuk membuat Stasiun Palmerah lebih terintegrasi dengan mode transportasi lain, dan pada saat bersamaan bisa mengurai kemacetan.
Baca juga: Stasiun Tanah Abang Ditutup, Perlintasan KA Pejompongan Dipenuhi Massa
Meski demikian, shelter serupa tak bisa dibangun di bagian jalan yang mengarah ke Tanah Abang/Slipi.
Sebab, di area pasar Palmerah itu belum ada pemilik lahan yang bersedia melepas lahannya.
"Lahannya memang susah yang di situ. Tapi kita lagi usaha , kalau DPR kita sudah berhasil, pasti bisa. Yang sebelah sana masih berjuang," kata Tuhiyat.