Pesan SBY kepada yang Suka Bermain Politik Identitas: Jangan Main Api, Tidak Bagus, Sangat Berbahaya
Sejak saat itu, SBY menilai politik identitas telah menjadi unsur utama dalam kontestasi politik di Indonesia.
SBY menekankan pentingnya memiliki jiwa besar dalam menyikapi kekalahan.
SBY mengaku pernah mengalami kekalahan dalam pemilihan Wakil Presiden RI pada 2001, untuk mendampingi Megawati Sukarnoputri.
Saat itu pemilihan presiden dan wakil presiden masih digelar melalui MPR.
Baca juga: Maruf Amin Minta MUI Keluarkan Fatwa Kehalalan Vaksin Covid-19 Sebelum Vaksinasi Digelar
"Saya juga pernah mengalami (kekalahan)."
"Pada tahun 2001 dulu ada pemilihan wakil presiden yang dilaksanakan secara tidak langsung, yang memilih MPR," kisahr SBY.
Saat itu SBY berhadapan dengan kontestan lain, yakni Hamzah Haz, Akbar Tandjung, Siswono Yudo Husodo, dan Agum Gumelar.
Baca juga: DAFTAR Lengkap Ketua Umum MUI Sejak 1975, Ada yang Menjabat Hingga Wafat
SBY lolos pada putaran pertama, namun kalah pada putaran kedua.
Saat itu, SBY mengungkapkan tim suksesnya merasakan kesedihan dan tidak bisa menerima.
Mengingat, saat itu polling memfavoritkan SBY sebagai pemenang.
Baca juga: Luhut Panjaitan: Edhy Prabowo Sebenarnya Orang Baik, Tanggung Jawab, dan Kesatria
"Saya bisa mengontrol emosi. Saya menenangkan, rasional saya. Tidak emosional saya."
"Bersama almarhumah Ibu Ani, saya sampaikan kepada teman-teman kekalahan ini harus diterima."
"Saya menyampaikan penjelasan kepada pers."
Baca juga: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Sekjen Gerindra: Ini Ujian Partai
"Yang pertama saya menerima kekalahan waktu itu, yang kedua mengatakan proses pemilihannya fair."
"Yang ketiga saya mengucapkan selamat kepada wakil presiden terpilih," tambah SBY.
Setelah mengakui kekalahannya, SBY mengaku merasakan ketenangan serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
Baca juga: Edhy Prabowo Korupsi, Gerindra Minta Maaf kepada Jokowi, Jadi Pelajaran Berharga Kelola Kepercayaan