Virus Corona Jabodetabek
Pengikut Rizieq Shihab Tak Patuhi Protokol Kesehatan, Ketua PBNU: Enggak Boleh Mudarat ke Orang Lain
Para jemaah Rizieq Shihab, katan Marsudi, sebaiknya menaati protokol kesehatan, sebab Islam mengajarkannya.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengomentari pendukung Rizieq Shihab yang berkerumun, sehingga berpotensi menimbulkan penularan Covid-19.
Sejak hari pertama datang, kerumunan jemaah tak terhindarkan, baik di Bandara Soekarno-Hatta hingga sekarang saat Rizieq Shihab berada di Megamendung, Bogor.
"Bagi Umat Islam itu sudah ada patokannya."
Baca juga: Moeldoko: Apa yang Mau Direkonsiliasikan dengan Rizieq Shihab?
"Rasulullah pun menyampaikan bahwa larilah, takutlah, waspadalah kepada wabah seperti kita takut kepada macan atau singa," kata Marsudi saat dihubungi, Jumat (13/11/2020).
Para jemaah Rizieq Shihab, katan Marsudi, sebaiknya menaati protokol kesehatan, sebab Islam mengajarkannya.
"Kita enggak boleh mudarat ke orang lain, dan saya yakin mereka tahu."
Baca juga: Minta Kerumunan Seperti Penjemputan Rizieq Shihab Tak Terulang Lagi, Satgas Covid-19: Jangan Egois
"Kalau lupa ya diingatkan. Saya kalau lupa pun diingatkan," ucapnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat tak membuat kerumunan lagi, seperti saat menjemput Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11/2020) lalu.
Dirinya mengatakan kerumunan tersebut berpotensi menciptakan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
"Jadi kami berharap kejadian kemarin adalah kejadian yang terakhir."
Baca juga: Berharap Massa Penjemput Rizieq Shihab Tak Jadi Klaster Baru Covid-19, Wagub DKI: Kita Berdoa
"Karena hal ini berimplikasi terhadap potensi penularan dan peningkatan kasus yang sangat besar," tutur Wiku yang disiarkan channel YouTube BNPB, Kamis (12/11/2020).
Wiku meminta masyarakat tidak egois dengan tetap membuat kerumunan.
Kegiatan dengan kerumunan, menurut Wiku, dapat membahayakan di tengah situasi pandemi ini.
Baca juga: Serka BDS Ditahan Usai Bernyanyi Sambut Kepulangan Rizieq Shihab, Ini Aturan yang Ia Langgar
Menurutnya, masyarakat juga harus berperan aktif dalam pencegahan penyebaran Virus Corona, termasuk dengan tidak membuat kerumunan.
"Jangan egois, kita harus ingat bahwa jika kita berkerumun, maka kita dapat membawa malapetaka di masa pandemi ini."
"Kita harus bisa menjalankan peran masing-masing, untuk memastikan bahwa kejadian seperti ini tidak terulang lagi," tambah Wiku.
Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi PT Asabri, Polisi Masih Tunggu BPK Hitung Kerugian Negara
Dirinya membeberkan alasan kerumuman di masa pandemi Covid-19 wajib dihindari.
Kerumunan, menurut Wiku, akan menyulitkan menjaga jarak.
Selain itu, risiko penularan akan semakin tinggi, ketika masyarakat yang berkerumun tidak menggunakan masker.
Baca juga: Rizieq Shihab: Tak Ada Rekonsiliasi Tanpa Dialog, Bebaskan Ulama
Dirinya menilai ketidakpedulian masyarakat terhadap protokol kesehatan dapat membahayakan nyawa
"Kelalaian ataupun ketidakpedulian terhadap kondisi ini, serta terhadap protokol kemanusiaan, dapat membahayakan nyawa manusia," ucap Wiku.
Wiku juga meminta masyarakat penjemput Rizieq Shihab yang merasakan gejala Covid-19, memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Baca juga: Penderita Covid-19 di Kabupaten Bogor Tambah 28 Orang, Kecamatan Leuwisadeng Masuk Zona Oranye
Langkah ini, menurut Wiku, perlu dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.
"Kami meminta kepada masyarakat yang mengalami gejala Covid-19 untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan."
"Untuk memastikan status kesehatannya," pinta Wiku.
Baca juga: DAFTAR Lengkap Tarif Terintegrasi Tol Jakarta-Cikampek, Lewat Atas Atau Bawah Sama
Wiku mengingatkan agar masyarakat tidak lalai terhadap protokol kesehatan.
Menurut Wiku, kelalaian terhadap protokol kesehatan dapat membahayakan nyawa masyarakat, mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir.
Bahaya yang mengancam, menurut Wiku, tidak hanya mengincar diri sendiri, namun juga orang terdekat.
Baca juga: Syarat Dialog, Rizieq Shihab Minta Pemerintah Bebaskan Baasyir, Bahar Smith, Hingga Aktivis KAMI
"Tidak hanya diri kita, namun keluarga di rumah juga orang yang berada di sekitar kita."
"Antisipasi terhadap potensi lonjakan kenaikan kasus terus dilakukan," papar Wiku.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 12 November 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 115.174 (25.5%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 55.575 (12.3%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 42.572 (9.4%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 39.788 (8.8%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 19.060 (4.2%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 16.709 (3.7%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 16.384 (3.6%)
RIAU
Jumlah Kasus: 16.170 (3.6%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 14.051 (3.1%)
BALI
Jumlah Kasus: 12.519 (2.8%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 12.365 (2.7%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 10.554 (2.3%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 9.408 (2.1%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 8.534 (1.9%)
ACEH
Jumlah Kasus: 7.797 (1.7%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 5.827 (1.3%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 5.529 (1.2%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 4.801 (1.1%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 4.640 (1.0%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 4.615 (1.0%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 4.399 (1.0%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 4.314 (1.0%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 4.073 (0.9%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 3.054 (0.7%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 2.445 (0.5%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 2.275 (0.5%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 2.035 (0.4%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 1.399 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 1.295 (0.3%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 1.271 (0.3%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 1.126 (0.2%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 928 (0.2%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 805 (0.2%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 777 (0.2%). (Reza Deni)