Virus Corona

Sri Mulyani: Dampak Terburuk dari Covid-19 Sudah Kita Lewati, Sekarang Tahap Pemulihan

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, hampir semua sektor mengalami perbaikan, dan hal terburuk dari pandemi Covid-19 ia klaim sudah berakhir.

Kompas.com/Mutia Aziza
Menteri Keuangan Sri Mulyani 

Mata uang Asia terpantau bergerak menguat rupiah 1,25 persen, won Korea 0,48 persen, dan ringgit Malaysia 0,22 persen.

Adapun mata uang bergerak melemah antara lain rupee India 0,46 persen, baht Thailand 0,13 persen, dolar Singapura 0,07 persen, dan baht Thailand 0,13 persen.

"Rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.520-Rp14.600 per dolar AS," prediksi Ariston.

Baca juga: Pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor Tambah 46 Orang, Kecamatan Sukamakmur Keluar dari Zona Merah

Sebelumnya diberitakan, BPS akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2020, Kamis (5/11/2020).

Pengumuman ini sangat dinanti. Sebab, ekonomi RI akan dinyatakan resesi jika pertumbuhan kembali minus.

BPS sebelumnya merilis pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II 2020 minus 5,32 persen (year on year/yoy).

Baca juga: 3 Skenario Pemerintah Hadapi Lonjakan Pasien Covid-19 Usai Libur Panjang, Tenda Darurat Masuk Opsi

Suatu negara baru dikatakan mengalami resesi setelah mengalami kontraksi PDB dalam dua kuartal beruntun secara tahunan.

Pemerintah RI sendiri sudah melakukan berbagai upaya agar kontraksi pertumbuhan ekonomi tidak terlalu dalam, melalui pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemberian insentif, bantuan sosial, dan lainnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III di kisaran minus 1 persen hingga minus 2,9 persen, dan keseluruhan tahun di minus 0,6 persen hingga minus 1,72 persen.

Baca juga: Pondok Pesantren di Bekasi Dihujani Peluru Senapan Angin, Begini Kronologinya

Dia optimistis ekonomi bisa tumbuh hingga 5 persen di kuartal akhir 2020, didorong belanja pemerintah.

"Kita akan lihat sampai kuartal IV nanti tetap terjaga di sekira 5 persen pertumbuhannya."

"Tentu dengan asumsi bahwa seluruh momentum belanja dan eksekusi belanja PEN (pemulihan ekonomi nasional) dan KL (kementerian dan lembaga) tetap terjaga," ujarnya saat konferensi pers virtual, Selasa (27/10/2020).

Baca juga: Pimpin Apel Musim Hujan, Anies Baswedan Berharap Air Surut Kurang dari 6 Jam

Sementara dari sisi konsumsi rumah tangga, pemerintah memproyeksikan di dua kuartal terakhir 2020 bisa kembali ke titik nol persen dari minus dalam di kuartal II.

"Dari kuartal III hingga kuartal IV, kita harapkan akan mulai dekati titik nol persen."

"Kalau di kuartal II konsumsi rumah tangga alami kontraksi minus 5,5 persen," papar Sri Mulyani.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved