Berita Nasional
Stop Bully Megawati Sekarang Juga, Hasto Jelaskan Maksud Mega Soal Sumbangsih Generasi Milenial
Ternyata ini maksud Megawati mengkritik sumbangsih generasi milenial terkait kasus penolakan UU Cipta Kerja yang berbuntut perusakan fasilitas umum.
Sebagian dari mereka, terutama yang berada pada rentang usia 18-25 tahun sudah dikategorikan ke dalam kelompok usia produktif.
Namun, jika dilihat dari jumlahnya, ada 62,1 juta orang yang masuk ke dalam kelompok usia ini.
Terakhir, ada generasi Alpha, yaitu mereka yang lahir di atas tahun 2011 hingga saat ini.
Rentang usia mereka berkisar antara 0-9 tahun. Jumlahnya, terdapat sekitar 47,5 juta jiwa.
Baca juga: Protes Penghinaan Karikatur di Perancis, Mahasiswa STIKOM El Rahma Gelar Aksi Demo di Tugu Kujang
Generasi Sandwich
Untuk diketahui, kelompok generasi X, generasi Y, dan generasi Z yang telah masuk usia produktif juga termasuk kedalam kelompok generasi Sandwich.
Dilansir Kompas.id dari artikel jurnal yang ditulis Elaine Brody dan Dorothy Miller pada 1981, generasi Sandwich dicirikan sebagai kelompok generasi berusia produktif, tetapi berada dalam impitan dua tugas utama.
Di satu sisi, generasi ini mempunyai tugas membesarkan anak yaitu kelompok generasi Alpha dan sebagian generasi Z yang belum masuk usia produktif.
Di sisi lain, generasi ini juga dituntut merawat orangtua atau bahkan keluarga besar.
Sebagian kelompok generasi sandwich bahkan mengemban dua tugas tersebut.
Baca juga: Kemenpan RB Umumkan Lowongan CPNS 2021 akan Lebih Banyak Dibanding 2019
Tugas ganda yang harus dijalani generasi ini, bahkan sebagian besar dialami oleh kelompok milenial jika merujuk data rasio ketergantungan penduduk yang dikeluarkan BPS.
Kreatif Milenial
Rasio ketergantungan penduduk adalah perbandingan antara penduduk di kelompok usia produktif dan kelompok usia tidak produktif dalam satuan persen.
Semakin tinggi rasio ketergantungan, semakin berat beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk menanggung biaya hidup penduduk usia tidak produktif.
Tahun lalu, rasio ketergantungan penduduk Indonesia tercatat 45,56 persen.
Angka itu bermakna, setiap 100 penduduk berusia produktif, menanggung beban hidup sekitar 46 penduduk tidak produktif, yaitu mereka yang berusia 0-14 tahun ditambah usia 65 tahun ke atas.
Tanggapan Fahri Hamzah
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengatakan, politisi seharusnya tidak menanyakan apa sumbangsih yang diberikan generasi milenial untuk bangsa dan negara.

Bahkan, menyalahkan generasi milenial atas kondisi demokrasi saat sekarang ini.
Hal tersebut disampaikan Fahri dalam menanggapi pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang mempertanyakan sumbangsih generasi milenial, pada Rabu (30/10/2020).
"Kaum milenial itu tidak bisa disalahkan, mereka tumbuh dengan zaman dan kompleksitas yang mempengaruhi, tapi politisi tidak boleh menanyakan apa yang telah mereka lakukan, sebab mereka akan bertanya balik apa yang kalian contohkan kepada kami. Apa yang kita sudah buat cukup untuk menjelaskan kepada mereka?," kata Fahri saat dihubungi, Jumat (30/10/2020).
Fahri mengatakan, sebaiknya para elite politik menyadari bahwa kegagalan berdemokrasi ada pada generasi yang seharusnya menjadi contoh bagi generasi milenial.
"Oleh karena itu, introspeksi paling besar dilakukan oleh politisi, karena politisi yang diberi amanah untuk menjadi political educated, pendidik politik, menjadi pemimpin bangsa. Dia dikasih uang dan anggaran untuk itu," ujarnya.
Baca juga: PT LIB Cari Solusi Terbaik untuk Kelanjutan Kompetisi
Lebih lanjut, Fahri menilai, para elite politik saat ini tidak mendominasi iklim demokrasi Indonesia.
Padahal, kata Fahri, hal tersebut merupakan pilihan yang baik agar generasi milenial memiliki alternatif yang baik untuk menyongsong masa depan.
"Jadi kalau harus disalahkan, salahin lah pemimpin dan pemimpin akan bertanggung jawab terhadap keadaan bangsanya, ini introspeksi bagi kita semua terutama yang senior," pungkasnya.
Tak Cerminkan Negarawan
Sementara itu Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi menilai pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang mempertanyakan sumbangsih anak muda tak mencerminkan sosok negarawan.
"Kok seperti bukan negarawan ya, katanya partai demokrasi, tapi kok antidemokrasi," ujar Rukka saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/10/2020).
Rukka menyatakan anak muda saat ini tengah menunjukkan sumbangsih kepada negara, yakni melalu aksi demonstrasi.
Baca juga: Blak-blakan, PROJO Minta Erick Thohir Perbanyak Komisaris dan Direksi dari Pendukung Jokowi
Ia mengatakan, aksi demonstrasi yang dilakukan anak muda memperlihatkan jika mereka tengah berupaya memperbaiki kesalahan pemerintah.
"Demo itu adalah hak untuk menyampaikan pendapat, hak untuk berpartisipasi dalam memperbaiki sikap pemerintah yang tidak benar, anak muda sedang melakukan itu," tegas dia.
Di samping itu, lanjut dia, negara seharusnya bersyukur atas keputusan angkatan muda turun ke jalan. Apalagi, kemerdekaan yang diraih Indonesia juga tak lepas dari sumbangsih anak muda.
"Lah wong pendiri bangsa ini kan anak-anak demonstran dalam bentuk yang lain, termasuk Bapaknya Megawati," kata dia.
"(Pernyataan Megawati) ini memperlihatkan bahwa beliau tidak melihat teladan anak muda di masa lalu," tegas dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sekjen PDI-P Jelaskan Maksud Megawati soal "Sumbangsih Milenial"", Penulis : Rakhmat Nur Hakim