Kesehatan
Pfizer dan American College of Cardiology Hadirkan NCD Academy, Platform Edukasi Kedokteran Gratis
NCD Academi, Platform Edukasi Kedokteran berkelanjutan online berguna juga untuk penatalaksanaan pencegahan dan pelayanan penyakit tidak menular (PTM)
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Fred Mahatma TIS
NCD Academy memastikan bahwa platform online ini dilengkapi dengan edukasi yang memadai untuk para tenaga kesehatan profesional.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 sampai sekarang belum berakhir. Namun penyebaran penyakit tidak menular (PTM) hingga kini juga tidak pernah menurun.
Bahkan di masa pandemi, PTM juga jadi penyakit penyerta yang memperberat bila terjadi Covid-19.
Bagi pasien PTM, konsultasi dan berobat teratur harus dilakukan untuk menghindari kekambuhan penyakit.
Namun, di masa pandemi, menggunakan teknologi jadi sarana yang disarankan, kecuali kondisi darurat.
Baca juga: Masyakat Masih Banyak Abaikan Protokol Kesehatan saat Gunakan Jasa Angkutan Umum, Ini Alasannya
Baca juga: Presiden Joko Widodo Waspadai Peningkatan Kasus Covid-19 saat Libur Panjang
Hal ini kemudian jadi keprihatinan para pakar mulitidisiplin dari 6 negara Asia Tenggara (Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Singapura) yang menyerukan pentingnya tindakan yang mendesak dan efektif untuk mengoptimalkan pengendalian PTM di kawasan Asia Tenggara, khususnya pada masa pandemi seperti sekarang.
Daftar rekomendasi yang disusun dan diterbitkan pada jurnal Risk Management and Healthcare Policy dengan judul “Moving Towards Optimized Non-communicable Disease Management in the ASEAN Region: Recommendations from a Review and Multidisciplinary Expert Panel” berusaha untuk mengatasi kesenjangan dalam hal kebijakan, sekaligus meningkatkan praktik klinis dan kesehatan masyarakat.
Baca juga: Lawan Penyakit Jantung Aritmia dengan Perbaiki Gaya Hidup
Baca juga: Berkat JKN-KIS, Dahlan Menyebut Biaya Pengobatan Penyakit Jantung Istrinya Jadi Lebih Terjangkau
Masalah pengendalian PTM berusaha dijawab jurnal tersebut lewat beberapa rekomendasi, seperti penerapan solusi yang terintegrasi, kemitraan publik-swasta multisektoral, serta pendekatan "seluruh-badan-pemerintah" (whole-of-government) dan "seluruh-bagian-masyarakat" (whole-of-society).
PTM, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, pernapasan kronis, diabetes, dan gangguan mental2, telah mengakibatkan lebih dari 70 persen kematian di dunia, sekaligus menimbulkan beban finansial dan sosial yang sangat besar di berbagai negara (baik yang berpenghasilan tinggi, menengah, maupun rendah).
Baca juga: OPPO Art Jakarta Virtual 2020, Pemeran Virtual Karya Seni Rupa, Tetap Bermakna di Tengah Pandemi

Di Indonesia
Di Indonesia, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2016, dilaporkan bahwa angka kematian di Indonesia sebesar 1.863.000 jiwa, di mana 35 persen dari angka tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
Dengan terjadinya pandemi Covid-19, bukan tidak mungkin kondisi ini dapat semakin parah.
Maka dari itu, selain menjalankan protokol kesehatan Covid-19, penting pula untuk tetap memperhatikan upaya optimalisasi pencegahan dan pelayanan pengobatan PTM.
Baca juga: Hari Ini Meluncur, Mitsubishi Xpander Terbaru Masih Menyisakan Teka-Teki
Penyebab utama kematian
Dr. dr Anwar Santoso, SpJP(K), FIHA., Dewan Penasihat & Dewan Etik Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) serta salah satu penulis dalam jurnal Risk Management and Healthcare Policy mengatakan, meskipun tersedia banyak pengobatan yang efektif, PTM seperti penyakit kardiovaskular terus menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Hal ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang telah mengganggu upaya pencegahan dan pelayanan pengobatan PTM di berbagai negara, termasuk Indonesia.