Lawan Penyakit Jantung Aritmia dengan Perbaiki Gaya Hidup
Lawan Penyakit Jantung Aritmia dengan Perbaiki Gaya Hidup. Simak selengkapnya dalam berita ini.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Theo Yonathan Simon Laturiuw
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Salah satu masalah pada jantung adalah gangguan pada iramanya.
Detak jantung yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur disebut dengan penyakit aritmia jantung.
Umumnya, penyakit ini ditandai dengan gejala dada berdebar, pusing, ingin pingsan, lemas, atau sesak nafas.
Tetapi, banyak juga penderitanyayang tidak mengalami gejala apapun, sehingga tidak memeriksakan diri ke dokter karena kondisi masih ringan.
• 28 Pasien Jalani Isolasi Mandiri Di Stadion Patriot Candrabhaga
Dr Febtusia Puspitasari SpJP, FIHA dari RS Premier Bintaro mengatakan, sebaiknya kita semua rutin melakukan medical check-up (MCU) untuk dapat mengetahui ada tidaknya potensi aritmia jantung serta mendeteksi dini penyakit jantung coroner.
Karena, katanya dari hasil MCU, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis, jika ditemukan tanda-tandanya.
Adapun beberapa pemeriksaan penunjang kata Febtusia diantaranya Elektrokardiografi, yaitu tindakan merekam listrik jantung untuk mendeteksi kelainan irama, atau Holter Monitoring yaitu perekaman listrik jantung terus menerus selama 24 jam atau lebih untuk mendeteksi aritmia.
"Ada juga Ekokardiografi yaitu pemeriksaan ultrasonografi (USG) jantung untuk mengetahui kelainan struktur dan fungsi katup dan otot jantung serta mengukur kekuatan pompa jantung," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Kota, Selasa (29/9/2020).
• Banyak Masyarakat Butuh Kerja, Pemkot Tangerang Gelar Job Fair 1 Oktober 2020
Pemeriksaan yang sering dilakukan menurut Febtusia adalah treadmill test atau exercise stres test yaitu uji latih jantung untuk menilai cukup atau tidaknya suplai darah dan oksigen ke otot jantung oleh arteri koroner serta menilai adakah kelainan irama jantung dan peningkatan tekanan darah yang terlampau cepat.
"Sedangkan CT scan jantung bertujuan untuk mendeteksi adanya penumpukan kalsium di arteri koroner serta menilai letak dan beratnya sumbatan di arteri koroner akibat plak aterosklerosis," ujarnya.
MRI jantung juga bisa dilakukan untuk mengevaluasi struktur anatomi, ukuran ruang-ruang jantung, fungsi pergerakan, inflamasi atau peradangan pada otot jantung, pola aliran darah, pola dan distribusi jaringan parut/skar pada otot jantung.
Sedangkan Kateterisasi jantung adalah pemeriksaan invasif untuk melihat letak penyempitan arteri jantung dan beratnya sumbatan pada arteri jantung dengan memasukan selang kecil (kateter) ke pembuluh darah.
• Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Udara? Berikut Ini Penjelasan Lengkapnya
"Siapa saja bisa berisiko terkena penyakit aritmia jantung ini, terutama pada mereka yang rentan dan sensitif terhadap zat yang terkandung dalam obat untuk mengobati batuk dan pilek, penderita hipertensi lama yang tidak terkontrol, orang pasca serangan jantung, dan penderita kelainan katup jantung," katanya.
Selain itu, para pengguna narkoba dan zat aditif, mereka yang mengonsumsi alkohol dan kafein berlebihan, dan perokok karena kandungan nikotin serta karbon monoksida dalam rokok berbahaya bagi jantung dan pembuluh darah.