Omnibus Law Cipta Kerja

Dari 1000 Pemuda yang Diamankan pada Aksi Tolak Omnibus Law, 34 Orang Diantaranya Reaktif Covid-19

Tes Swab dan PCR test kata Yusri untuk memastikan dan melihat apakah mereka terpapar covid 19 atau tidak.

Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota
Demonstran di Jalan Suryapranoto, Gambir, Jakarta Pusat menyanyikan lagu Indonesia Raya pada Kamis (8/10/2020) 

WARTAKOTALIVE.COM, SEMANGGI--Dari sekitar 1000 pemuda yang diamankan polisi sejak Rabu (7/10/2020) sampai Kamis (8/10/2020) malam, karena diduga hendak berbuat rusuh dalam aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law di Gedung DPR, 34 orang diantaranya diketahui reaktif Covid-19.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan ke 34 pemuda yang reaktif Covid-19 itu kini dibawa ke Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Selanjutnya mereka yang ke 34 orang ini, akan dilakukan tes swab atau PCR dan di isolasi sementara," kata Yusri, Kamis malam.

Polisi Tembakkan Gas Air Mata, Massa di Jalan Chairil Anwar Bekasi Bubar

Polisi Bakal Usut Perusakan Fasilitas Umum saat Demo Tolak UU Cipta Kerja di Jakarta

Tes Swab dan PCR test kata Yusri untuk memastikan dan melihat apakah mereka terpapar covid 19 atau tidak.

"Jadi mereka kita pisahkan dari rekan mereka lainnya untuk berjaga-jaga supaya tidak menyebarkan Covid-d19 ke orang lain," katanya.

Sebelumnya Yusri menjelaskan bahwa sampai Kamis (8/10/2020) malam sudah sekitar 1000 pemuda yang diamankan pihaknya, karena diduga hendak berbuat rusuh dalam aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law yang dilakukan gerakan buruh dan mahasiswa di sekitar gedung DPR.

Sekitar seribu pemuda atau remaja itu katanya diamankan di Polda Metro Jaya dan polres jajaran.

Enam Polisi Terluka saat Kerusuhan Aksi Massa Tolak Pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja

"Pada Rabu 7 Oktober 2020 kemarin, kita amankan 200 orang. Sementara hari ini sejak subuh tadi sampai malam kita makan sekitar 800 orang. Semua yang kita amankan itu kebanyakan adalah pemuda pengangguran dan pelajar serta diduga kelompok anarko," kata Yusri, Kamis (8/10/2020) malam.

Menurutnya tidak ada diantara mereka yang merupakan massa dari buruh atau mahasiswa.

"Mereka yang kita amankan ini diduga adalah kelompok anarko yang memang ingin memancing kericuhan dan berbuat kerusuhan dalam aksi unjuk rasa," kata Yusri.

Polisi terluka

Polda Metro Jaya mencatat sedikitnya ada enam orang anggota personel kepolisian yang terluka saat melakukan pengamanan aksi demonstrasi menolak Omnibus Law, yang sempat rusuh dan terjadi bentrokan antara massa dan polisi, di sekitar Harmoni dan Bundaran HI, Kamis (8/10/2020).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan dari 6 anggota kepolisian yang terluka itu, rata-rata semuanya mengalami luka ringan dan sedang.

"Semuanya sudah mendapatkan perawatan, baik di rumah sakit atau tempat lainnya. Dari 6 anggota kepolisian itu, salah satunya adalah anggota Polwan," ujar Yusri, Kamis (8/10/2020).

 Rekor Terbesar, UPAS Dishub DKI Angkut 238 Pasien Mahasiswa PTIQ Terkonfirmasi Covid-19

 Demo Tolak UU Cipta Kerja Ricuh di Sekitar Istana Negara, Ribuan Batu Berserakan di Jalanan

Saat ini kata Yusri, pihaknya masih mendalami dan menginventarisasi apakah masih ada personil atau anggota kepolisian lainnya yang terluka akibat insiden ini.

Menurutnya sampai Kamis malam, kerusuhan dan bentrokan di sejumlah tempat di Jakarta yang sempat memanas berangsur mulai reda.

"Kami tetap melakukan pendekatan secara humanis dan persuasif untuk meredam kerusuhan dan membubarkan massa. Malam ini semuanya mulai kondusif," ujarnya.

 Demonstrasi Tolak Pengesahan RUU CIpta Kerja, Sudah Sekitar 1000 Pemuda Diamankan Polisi

Seperti diketahui dalam aksi unjuk rasa massa buruh dan mahasiswa menolak Omnibus Law, Kamis (8/10/2020) siang, polisi melakukan penyekatan di sejumlah titik jalan, agar massa tidak sampai menuju ke Gedung DPR.

Namun sejumlah massa melakukan aksi pembakaran di beberapa titik diantaranya di Bundaran HI dan di sekitar Harmoni, Jakarta Pusat.

Beberapa halte dan pos lantas sempat dibakar massa. Bahkan di Harmoni bentrokan antara aparat dan massa sempat terjadi.

Ribuan orang diamankan

Sementara itu, sampai Kamis (8/10/2020) malam sudah sekitar 1000 pemuda yang diamankan pihaknya.

Mereka diduga hendak berbuat rusuh atau memicu kerusuhan dalam aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law yang dilakukan gerakan buruh dan mahasiswa di sekitar gedung DPR.

Sekitar seribu pemuda atau remaja itu katanya diamakankan di Polda Metro Jaya dan polres jajaran.

 Demonstrasi Memanas, Ribuan Batu Terhampar di Depan Kompleks Istana Negara

"Pada Rabu 7 Oktober 2020 kemarin, kita amankan 200 orang. Sementara hari ini sejak subuh tadi sampai malam kita makan sekitar 800 orang. Semua yang kita amankan itu kebanyakan adalah pemuda pengangguran dan pelajar," kata Yusri, Kamis (8/10/2020) malam.

Menurutnya tidak ada di antara mereka yang merupakan massa dari buruh atau mahasiswa.

 Jalan Thamrin Porak Poranda, Demonstran Penolak UU Ciptaker Ngamuk, MRT Diperpendek Rutenya

"Mereka yang kita amankan ini diduga adalah kelompok anarko yang memang ingin memancing kericuhan dan berbuat kerusuhan dalam aksi unjuk rasa," kata Yusri.

Rusuh di Jalan MH Thamrin

Massa dari kalangan mahasiswa masih memenuhi sekitar Jalan Raya MH Thamrin, Gambir, Jakarta Pusat.

Hingga Kamis (8/10/2020) petang, sejumlah fasilitas umum dirusak massa.

Kawasan Thamrin yang biasa terlihat megah pun menjadi porak poranda.

 Polisi Kirim 12 Pengunjuk Rasa yang Reaktif Covid-19 ke Tempat Isolasi di Pademangan

 Demo UU Cipta Kerja, Dari Kisah Dosen Beri Nilai A, Sampai Mulai Ricuh di Beberapa Kota

Terlihat pos polisi di Jalan MH Thamrin, tepatnya di seberang Gedung Jaya rusak. Kaca-kaca pos pecah.

Demo tolak UU Cipta Kerja di Istana sempat ricuh.
Demo tolak UU Cipta Kerja di Istana sempat ricuh. (Warta Kota/Desy Selviany)

Sejumlah kamera CCTV yang terpasang di atas pos turut dirusak.

Sementara itu lampu merah di seberang pos juga dirusak oleh massa.

Mereka juga membakar sejumlah cone dan pagar seng.

Kepulan asap hitam membumbung di sekitar perempatan Jalan MH Thamrin.

 Legenda Persita Tangerang Ini Begitu Bangga Timnya Masuk Liga 1

Mereka juga berbuat vandalisme dengan mencorat-coret fasilitas umum.

Para mahasiswa yang turun ke jalan beralasan menentang keputusan UU Cipta Kerja yang baru disahkan itu.

Pengendara terpaksa harus mencari jalan alternatif lantaran Jalan MH Thamrin masih diblokade.

Sampai berita ini diturunkan belum ada tanda-tanda mahasiswa akan meninggalkan lokasi.

MRT Perpendek Rute

Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin, mengatakan rute kereta cepat MRT Jakarta diperpendek.

Hal ini dilakukan karena adanya massa aksi yang berunjuk rasa di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Alhasil, kata dia, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta hanya beroperasi dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Dukuh Atas BNI.

 Premi Tak Sampai Rp 1.000 per Hari, Ini Asuransi Rawat Inap Allianz Life, Beli Semudah Pesan Makanan

Stasiun Bundaran Hotel Indonesia stop beroperasi sementara.

"Mempertimbangkan situasi keamanan di area Bundaran HI yang tidak kondusif, MRT Jakarta saat ini hanya beroperasi dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Dukuh Atas BNI," kata Kamal, dalam keterangan resminya.

"Sambil menunggu perkembangan situasi keamanan lebih lanjut," tutup Kamal, singkat.

Sekadar informasi, berbagai elemen buruh dan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa mentang pengesahan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

 Polisi Kirim 12 Pengunjuk Rasa yang Reaktif Covid-19 ke Tempat Isolasi di Pademangan

Titik Demo Mahasiswa dan Buruh di Jakpus

Sejumlah rangkaian aksi unjuk rasa buruh hingga mahasiswa akan mewarnai wilayah Jakarta Pusat, hari ini (8/10/2020).

Aparat TNI-Polri telah menggelar apel di wilayahnya masing-masing.

Pembagian wilayah penugasan aparat juga telah ditempatkan.

Berikut wilayah yang akan menjadi lautan massa aksi buruh hingga mahasiswa di Jakarta Pusat:

 Konser Dream Theater di Allianz Ecopark Ditunda Akibat Covid-19, Bagaimana Tiket yang Sudah Dibeli?

Wilayah Tanah Abang

Pada pukul 08.00 WIB, aksi unjuk rasa akan dilakukan Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK), KPBI, KASBI, KSN, SGBN, SINDIKASI, FPPI, PPI, FKI, Jarkom SP Perbankan, SPV, KPA, LMND-DN, FIJAR, AKMI, SEMPRO, Perempuan Mahardhika, PurpleCode Collective, LBH Jakarta, KPR, YLBHI, dan BEM Jentera).

Di depan gedung DPR-MPR RI, massa aksi buruh sekira 3 ribu orang bakal menyampaikan pendapat ihwal Undang-Undang Cipta Kerja yang sarat kontroversi.

Wilayah Johar Baru

Pada hari ini, DPP Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) juga akan turun ke jalan guna berunjuk rasa soal UU Cipta Kerja tersebut.

Mereka dikabarkan bakal menuju DPR-MPR RI dengan jumlah sekira 100 orang.

 Siswi SMK Orasi Tolak UU Cipta Kerja: Jangan Mikirin Diri Sendiri, Emang Hidup Bapak Doang?

Mereka mulai bergerak dari Kantor Sekretariat KSBSI, di Jalan Tanah Tinggi II, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.

Disusul oleh massa aksi dari DPP Gabungan Serikat Pekerja Infratruktur Independen Indonesia (GSPMII) yang juga akan ke gedung DPR-MPR RI.

Massa mereka diperkirakan berjumlah 100 orang.

Begitu pun dengan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang akan menuju gedung DPR-MPR RI.

Berdasarkan data yang diterima dari polisi, diperkirakan 1.000 orang.

Mereka juga bakal berpendapat untuk menolak UU Omnibus LAW dan Cipta Kerja.

Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3), ASPSB, KABUT BERGERAK, ALTTAR, dan FBC juga akan menuju DPR-MPR RI dengan jumlah 300 orang.

Bersamaan dengan itu, 300 orang dari DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) juga akan menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat tersebut.

 Unjuk Rasa UU CIpta Kerja, Mahasiswa Di Jalan Chairil Anwar Dihujani Gas Air Mata

Wilayah Gambir

100 mahasiswa dari BEM Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA) juga dikabarkan bakal unjuk rasa di depan kantor Kemendagri.

Mereka menuntut guna membatalkan UU Cipta Kerja, Menuntut Pemerintah dan DPR RI untuk fokus dalam penanganan Covid-19 dan menunda Pilkada serentak.

Sekira 200 mahasiswa dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) UNJ, PNJ, STEI SEBI, IPB, Universitas Jaunda Bogor, dan STT PLN akan berunjuk rasa di Taman Pandang, Depan Istana Negara,

Mereka akan menyuarakan ihwal penolakan UU Omnibus LAW Cipta Kerja.

Kapolsek Metro Gambir, AKBP Kade Budiyarta, mengatakan pihaknya siap mengantisipasi aksi yang tak diinginkan.

"Sebisa mungkin kami berupaya agar kondisi di Kecamatan Gambir ini tertib," kata Budi, sapaannya, saat dihubungi, Kamis (8/10/2020).

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved