Aksi Bersih-bersih Sebagai Upaya Antisipasi Banjir Sekaligus Kembalikan Fungsi Waduk Cilangkap

Kegiatan ini bertujuan mengembalikan fungsi Waduk Cilangkap sebagai penampungan air dan kapasitas menjadi maksimal.

Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Agus Himawan
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Petugas yang terdiri dari anggota PPSU maupun dari Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur membersihkan Waduk Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur. 

WARTAAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Puluhan petugas yang terdiri dari anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur menggelar aksi bersih-bersih. Kali ini aksi itu dilakukan di Waduk Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur.

Camat Cipayung Fajar Eko Satrio mengatakan aksi bersih-bersih di Waduk Cilangkap dan sekitarnya, itu dilakukan lebih dari 60 petugas gabungan. “Kegiatan ini bertujuan mengembalikan fungsi Waduk Cilangkap sebagai penampungan air. Melalui kegiatan ini kami berharap kapasitas waduk itu nantinya semakim maksimal,” ungkap Fajar, Kamis (8/10/2020).

VIDEO: Dwi Sasono Bahagia Divonis Enam Bulan Rehabilitasi

Melintas di Kerusuhan, Mobil Plat Merah di Menteng Dibakar Massa

Dijelaskan Fajar, banyaknya endapan atau lumpur, termasuk juga sampah, sangat berpengaruh pada kondisi waduk. Waduk bisa menjadi dangkal dan dikhawatirkan tidak mampun menampung banyak air. Imbasnya, saat musih hujan air dari waduk meluap dan mengakibatkan genangan di lingkungan sekitar waduk.

Fajar mengatakan kegiatan yang dilakukan sejak minggu lalu tersebut untuk mencegah banjir dan genangan saat musim hujan yang diperkirakan pada akhir bulan Oktober 2020. Selain membersihkan waduk dari enceng gondok maupun tanaman liar, petugas juga membuat beronjong di pintu air waduk yang sebelumnya rusak karena jadi tempat pemancingan liar.

“Di sini ada dua pintu air yang jebol, satu sudah dipasang kembali oleh petugas SDA Kecamatan Cipayung. Kedua sedang dilakukan penutupan bronjong,” ujarnya. Hal itu penting karena permukiman warga di RW 02 dan RW 06 Kelurahan Cilangkap yang berada di sekitar waduk wilayah langganan banjir.

Detik-detik Massa Timpuk Mobil Kapolres, Wakapolres dan Dandim Bekasi Kota saat Patroli

Mengharukan, Momentum ketika Seorang Anggota Brimob Iba dengan Anak STM dan Para Demonstran

Pasalnya aliran dari Kali Sunter ke saluran PHB Cilangkap tak sepenuhnya tertampung di Waduk Cilangkap sehingga meluap. “Jika memang sudah selesai dan berfungsi kembali akan dapat mengurangi debit air Kali Sunter,” ungkap Fajar.

Pompa apung

Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyerahkan 65 unit pompa apung ke lima Suku Dinas Kota di Jakarta. Seluruh pompa itu dapat digunakan untuk menangani genangan yang kerap terjadi di jalan-jalan dan permukiman warga dengan medan yang sempit.

“Pompa apung itu sudah kami lakukan serah terima di Kantor Unit Alkal (Peralatan dan Perbekalan) di Jalan Raya Pondok Gede, Jakarta Timur ke lima wilayah di Jakarta. Masing-masing wilayah dapat 13 unit pompa apung,” kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf berdasarkan keterangan yang diterima pada Kamis (8/10/2020).

Pemkot Jakut Jadikan Kawasan Teluk Gong Prioritas Dalam Penanganan Banjir

VIDEO: Dwi Sasono Bahagia Divonis Enam Bulan Rehabilitasi

Juaini mengatakan, total anggaran pembelian pompa itu mencapai Rp 6,5 miliar dengan satu unit pompanya sekitar Rp 100 jutaan. Dananya, kata dia, diperoleh dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) murni 2020.

“Pompa itu diserahkan ke lima wilayah kota, nanti disiagakan ke kantor kecamatan yang rawan tergenang ketika hujan deras melanda Jakarta,” ujar Juaini.

Menurutnya, pompa apung ini lebih fleksibel ketimbang pompa mobile yang selama ini dimiliki Dinas SDA dan Sudin SDA di wilayah. Di antaranya dari segi ukuran dan berat pompa itu sendiri.

Anies Baswedan Khawatir Ada Klaster Covid-19 pasca-Aksi Penolakan UU Cipta Kerja

Transjakarta Hentikan Seluruh Operasional Akibat Unjuk Rasa UU Cipta Karya

Untuk pompa apung bisa diangkat hanya dua orang, sedangkan pompa mobile harus diangkat setidaknya oleh 8-10 orang. Selain itu meski ukurannya lebih sederhana, namun daya sedotnya cukup besar dengan diameter pipa satu meter.

“Daya sedotnya sekitar 50 liter per detik dan bentuknya sangat simple (sederhana) serta praktis dipakai di daerah dan jalan yang terjadi genangan. Kemudian bisa dipakai di permukiman, yang kalau kami pakai pompa mobile itu tidak masuk karena lokasinya jalan setapak (sempit),” jelas Juaini.

“Nanti pompa ini tinggal diceburin saja, karena namanya kan pimpa apung. Selangnya bisa sampai 100 meter,” lanjut Juaini.

Berdasarkan data yang dia punya, dinas sebetulnya telah memiliki jumlah apung namun jumlahnya baru sedikit sekitar 10 unit. Demi memenuhi kebutuhan untuk menangani genangan, dinasnya kemudian kembali menganggarkan pembelian pompa apung tersebut.

Latihan Persib Dimundurkan karena Demonstrasi Tolak Omnibus Law

Elkan Baggott Gabung TC Di Kroasia, Timnas U-19 Menang 3-0 Atas NK Dugopolje

“Kalau misalnya ada anggaran lagi di perubahan (APBD-P) kami akan membelinya lagi mungkin ada 100 unit lagi yang dibeli,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, penyerahan pompa ini sekaligus untuk mendukung program yang tengah berjalan yaitu Grebek Lumpur. Dalam program ini, Dinas dan Sudin SDA menggiatkan pengerukan lumpur yang ada di saluran mikro, penghubung, waduk, kali hingga sungai.

Harapannya, kapasitas daya tampung di tempat-tempat air itu menjadi bertambah, sehingga genangan dan banjir dapat dihindari. “Sekarang kami kan lagi melakukan pengendalian banjir, salah satu program unggulannya adalah Grebek Lumpur. Di samping mengeruk lumpur, kami juga mengadakan 65 unit pompa untuk mengantisipasi bila terjadi genangan,” ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved