Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF: Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto: Dunia Industri Dilibatkan dalam Pengajaran SMK
Itu ibarat orang berhubungan, pacaran saja belum, baru kenalan. Link and match kami tidak hanya sekadar pacaran, tapi sampai menikah levelnya.
SMK dan kursus pelatihan. Itu semua kemudian dikelola dalam Dirjen baru.
Ini semua berlaku untuk seluruh perguruan tinggi vokasi, ada politeknik, ada universitas, yang memiliki diploma 1, diploma 2, D3 dan D4, S1 terapan, S2 terapan, hingga tingkat doktor.
Advokasi yang paling bawah juga ada, lembaga kursus dan pelatihan.
• Mendikbud Minta Adanya Sinergi Pendidikan Vokasi dan Dunia Usaha
Kalau SMK 14 ribu, di lembaga kursus dan pelatihan ada 17 ribu.
Training yang satu - tiga bulan, yang kompetensinya langsung dan praktis dibutuhkan dunia kerja.
Ini kejuruan-kejuruan yang langsung spesifikasi, ada teknik seperti STM, perhotelan, pariwisata, tata boga, fashion, penerbangan, desain grafis, ini yang spesifik.
Apa yang Anda harapkan masyarakat mau mendukung sekolah vokasi?
Poinnya begini, setelah ini kita kelola, kami memiliki strategi khusus, yaitu link and match.
Jadi seluruh kampus vokasi, SMK, lembaga kursus dan pelatihan, harus link and match dengan industri dan dunia kerja.
Ini adalah kebijakan utama Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
Link and match ini tidak hanya sekadar tanda tangan MoU, foto-foto kemudian masuk koran, tidak.
Itu ibarat orang berhubungan, pacaran saja belum, baru kenalan. Link and match kami tidak hanya sekadar pacaran, tapi sampai menikah levelnya.
Jadi ada paket link and match itu lima minimal, kurikulum dibikin bersama, dosen tamu dan guru tamu minimal 50 jam per semester.

Artinya industri mengajar di kampus?
Industri mengajar di kampus atau di SMK. Magang dari awal sudah dirancang, jangan sampai tiba-tiba industri cuma disodori magang suruh nerima tidak, dari awal sudah dirancang.