Wawancara Eksklusif

Begini Strategi Bandara Soekarno-Hatta agar Penumpang Merasa Aman dari Covid-19 di Pesawat

Covid-19 di DKI Jakarta dan Tangerang Raya mengalami peningkatan tapi diklaim tak berimbas terhadap aktivitas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta

Warta Kota/Andika Panduwinata
Wartawan Warta Kota (kiri) saat mewawancarai Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Agus Haryadi. 

Ada aturan PCR, swab test, dan lain-lain yang tujuannya membatasi pergerakan.

Pemkot Tangerang Gencar Lakukan Sosialisasi Menimalisir Penyebaran Virus Corona

Sekarang kondisi kami sudah mulai lumayan membaik. Kemudian geliat traffic penerbangan sudah mulai terlihat.

Kalau di kondisi normal sebelum pandemi ini, traffic kami sekitar 200.000 penumpang per hari, untuk pergerakan pesawat 1.200.

Nah sekarang memang masih jauh dari angka-angka itu tetapi juga sudah berbeda dengan kondisi pada saat bulan Mei. Mei memang kondisi kami "paling dalam".

Wali Kota Bekasi Sebut Tak Ingin Kejadian Pasien Covid-19 Berkeliaran Kembali Terulang

Sekarang kami sudah ada 490 (pergerakan pesawat) per hari. Penumpang juga kalau tadi antara 180.000-200.000-an sehari itu sekarang kami ada di angka di atas 40.000-an per hari.

Jadi insyaAllah ini tanda-tanda pergerakan mulai bangkit sudah ada.

Suasana antrean penumpang pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang terlihat saling menjaga jarak, beberapa waktu lalu. PT Angkasa Pura II (Persero)  mendukung pemberlakuan PSBB dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat di Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma.
Suasana antrean penumpang pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang terlihat saling menjaga jarak, beberapa waktu lalu. PT Angkasa Pura II (Persero) mendukung pemberlakuan PSBB dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat di Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma. (Dok. AP II)

Tadi Anda bilang dampak "paling dalam" terhadap bandara. Apa yang sebenarnya terjadi di sini selama pandemi Covid-19?
Selama kurun waktu 3-4 tahun ke belakang, kami banjir penumpang. Nah, pandemi ini memberi pelajaran berharga buat kami.

Apalagi (pembatasan terjadi) saat kondisi penerbangan ketat dan dampaknya sangat jelas bahwa traffic kami menurun drastis.

Aspek-aspek lain juga terdampak. Kami melihat di bandara terbesar ini dengan kapasitas 70 juta penumpang per tahun, kami melakukan penutupan penumpang di Terminal 1. Lalu, di T2 (Terminal 2) kami juga lakukan penutupan untuk F semuanya.

Kami arahkan untuk efisiensi menyiasati antara jumlah penumpang yang harus kami layani dengan kapasitas yang tersedia.

Kami memberlakukan beberapa mode operasi. Jadi ada mode yang kami sebut slow the operation, minimum operation, normal operation, dan shutdown operation. Alhamudililah kami enggak sampai tahap terakhir itu.

Demikian juga dengan pola operasi yang dinamis. Awalnya Citilink beroperasi di T1 C, begitu butuh pindah ke T2, belum lama pindah lagi ke T3.

Strategi pemulihan yang dilakukan kini seperti apa?
Tentu kita harus berkreasi, inovatif juga. Kami harus meyakinkan dulu bahwa penerbangan ini menjadi moda yang aman.

Kami paham masyarakat pasti banyak nanya, apa jaminannya di sebuah tempat bernama pesawat orang merasa aman dari Covid-19?

Jadi kami punya konsep bagaimana memikirkan penumpang itu dari re-flight, in-flight, dan lainnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved