Virus Corona Bekasi
22 Karyawan Positif Corona, Begini Penjelasan PT Bridgestone Bekasi
President Director PT Bridgestone Tire Indonesia, Mukiat Sutikno mengungkapkan adanya karyawan yang terpapar corona tidak bisa dihindarkan.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI--- Sebanyak 22 karyawan PT Bridgestone Tire Indonesia terpapar corona atau Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.
President Director PT Bridgestone Tire Indonesia, Mukiat Sutikno mengungkapkan adanya karyawan yang terpapar corona tidak bisa dihindarkan.
Sejauh ini, pihaknya telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat di area pabrik.
Selain itu juga, diberlakukan pembatasan jam kerja serta kapasitas 50 persen.
"Kita sudah ketat sekali di pabrik, walaupun kami sadari ada karyawan yang bandel lah. Tapi kalau dari kami pemakaian masker, jarak antar karyawan sudah kita perhatikan, kita sudah secara terus menerus mengingatkan ke teman teman pabrik," ujarnya, pada Kamis (3/9/2020).
• Penipuan Online di Kota Bekasi Meningkat saat Pandemi Virus Corona, 40 Persen dari Laporan Kejahatan
Akan tetapi untuk di luar area pabrik, sambung Mukiat, perusahaan tidak bisa mengawasinya.
Saat diketemukan kasus awal, pihaknya langsung melakukan tracing yang kontak erat untuk dilakukan rapid test dan swab test untuk memastikan kalau mereka ini benar-benar aman.
"Bersyukur tidak ada penambahan, kita selalu ingatkan ke teman-teman, protokol baik di pabrik dan di luar. Tapi ya itu kembali lagi," ucap dia.
Ia menjelaskan saat ini dari 22 karyawan positif corona, 9 sudah sembuh dan 13 karyawan lainnya masih tahap pemulihan dirawat difasilitas kesehatan rekomendasi pemerintah.
• Klarifikasi Nagita Slavina setelah Gideon Tengker Bikin Pengakuan ke Publik Sulit Temui Rafatar
"Tapi ke 13 yang masih dirawat pun sebenarnya kondisinya oke, bahkan setiap hari tim dari HRD kami kontak dengan mereka, menanyakan statusnya dan mereka menjawabnya langsung telepon, Jadi bukan dalam kondisi bahaya," beber dia.
Terkait operasional pabrik, lanjut Mukiat, tetap beroperasi sesuai rekomendasi dari Pemerintah Kota Bekasi.
Protokol kesehatan juga lebih diperketat, termasuk pengaturan jam kerja.
"Ngga (ditutup) dong. Kalau iya seluruh ekonomi Indonesia tutup. Ngomong jujur pak Wali Kota sudah bilang, lihat lagi pak wali justru transparan," ucap dia.
Ia memaparkan sejak awal muncul virus corona, ekonomi sudah sangat terganggu.
• Jadi Langganan Artis, Begini Cara Al Barkat Rugs and Carpets Tetap Eksis di Tengah Pandemi
Hal itu membuat jumlah produksi di pabrik-pabrik terganggu, tak terkecuali perusahaannya.
Apalagi pabrik ban ini biasanya mengekspor ke 70 negara. Akan tetapi terganggu karena berkurangnya permintaan.
"Dari awal gara-gara Covid begini kan semua industri kena dampak. Ekspor kita terdampak, berkurang bukan karena Covid-19. Tetapi impact ekonomi dari Covid," tandasnya.
Bekasi zona merah corona
Rabu (2/9/2020), kawasan Kota Bekasi ditetapkan sebagai zona merah virus corona
Soal Kota Bekasi zona merah Covid-19 ditetapkan oleh Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional.
Sebelumnya, status Kota Bekasi zona oranye virus corona dengan risiko sedang.
Sedangkan zona merah artinya memiliki risiko tinggi virus corona.
• Kota Bekasi Kembali Jadi Zona Merah, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Jelaskan Penyebabnya
• Kota Bekasi Kembali Menjadi Zona Merah, Wali Kota Bekasi Bilang yang Bisa Kendalikan Hanya Allah
• Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Tidak Yakin Tes Masif Virus Corona Mampu Mengendalikan Covid-19
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan bahwa wilayahnya tak mungkin zona hijau. Pasalnya, Kota Bekasi bersebelahan dengan DKI Jakarta.
"Karena kita daerah transimisi karena daerah lintasan. Zona kuning atau zona merah itu hanya batasan waktu," ujar Rahmat di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Rabu (2/9/2020).
Rahmat Effendi mengatakan, pihaknya hanya bisa terus berusaha agar status tingkat kerawanan atau zona merah tidak berkepanjangan.
Seperti terus berupaya menyediakan alat rapid test, swab PCR maupun persiapan penanganan pasien Covid-19.
"Karena kita bagaimana caranya mengubah dari kuning ke merah atau dari kuning ke merah atau hijau."
"Yang kita sediakan ada infrastruktur rapid, kit PCR sehingga penanganan Covid nya jalan, ekonomi jalan, penanganan Covid-nya bisa kita rem pelan-pelan ekonominya bisa kita gas," ujarnya lagi.
Terkait perpanjang masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional, Rahmat mengatakan, pihaknya melakukan perpanjang tidak hanya sampai 29 September 2020.
Pemkot Bekasi memperpanjang PSBB proporsional sampai 2 Oktober 2020.
"Kita perpanjangan sesuai perintah Pak Gubernur, tapi kita sampai 2 Oktober biar tidak terlalu mengeluarkan banyak SK (surat keputusan)," ucap dia.
Menurut Rahmat Effendi, namanya bukan PSBB proporsional, melainkan masa adaptasi tatanan hidup baru (ATHB) masyarakat produktif aman Covid-19.
"Sesuai sebelumnya, tahapannya masih adaptasi tatanan hidup baru masyarakat produktif aman Covid-19," tutur Rahmat Effendi.
Tes Masif Tidak Yakin
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tidak yakin jika tes masif dapat mengendalikan virus corona atau Covid-19.
Hingga saat ini, Pemerintah Kota Bekasi gencar melakukan tes masif virus corona ke seluruh warganya tersebut.
Diketahui tes masif Covid-19 yang dimaksud yakni tes masif metode rapid test maupun test masif metode swab test.
Bahkan sekarang ini, Pemerintah Kota Bekasi tengah rapid test massal di 289 RW, dengan masing-masing setiap RW lima sampel.
"Ini kan sedang dilakukan rapid, nanti juga kita mau swab mudah mudahan dalam waktu 2-3 Minggu ke depan bisa kita kendalikan," ujar Rahmat, di Stadion Patriot Candrabhaga, pada Rabu (2/9/2020).
Akan tetapi, pria yang akrab disapa Pepen itu mengungkapkan tak yakin sepenuhnya tes masif dapat mengendalikan Covid-19.
Pasalnya, hal utama yang terpenting kesadaran warga menerapkan protokol kesehatan.
"Yang bisa mengendalikan hanya Allah, kita hanya bagiamana supaya ini tidak terus terus melintang," ujarnya.
Pepen menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menggunakan masker karena itu syarat protokol yang utama.
Kedua hindari kerumunan yang bisa menyebabkan interaksi semakin tinggi.
Dan ketiga, ia meminta sesama warga untuk saling mengingatkan kedisiplinan protokol kesehatan.
"Itu poin utamanya, jaga diri sendiri dengan pakai masker dan juga ingatkan warga untuk selalu pakai masker," tandasnya.
Uji Spesimen Virus Corona di Kota Bekasi Sudah Melebihi Kapasitas
Uji spesimen virus corona atau Covid-19 dari swab test di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bekasi dan di RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi sudah melebihi kapasitas.
Setiap hari ada 1.000 spesimen yang diuji di laboratorium tersebut.
"Iya sudah banyak, antrean Labkesda sudah hampir 1.000," kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, di Stadion Patriot Candrabhaga, Rabu (2/9/2020).
Rahmat Effendi mengatakan, ada dua lokasi kapasitas pengujian spesimen yakni di Labkesda Dinkes dan RSUD Kota Bekasi.
"Kemarin ada kendala, harusnya 1 paling lama 3 hari keluar hasilnya. Tapi ini ya itu lama. Kapasitas alat PCR kita sehari cukup banyak mampu 500-an lebih," ujar Rahmat.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezy Syukrawati menjelaskan, Dinkes mendapat 1 alat tambahan pengujian spesimen.
Dia mengatakan, sejak Selasa (1/9/2020) jumlah antrean uji spesimen Covid-19 juga mulai bekurang.
"Spesimen sudah berkurang baik di RSUD sama Labkesda. Labkesda itu kemarin di Jumat antrean kita hampir 1.000. Sekarang kita hanya 500, ini lagi terus diselesaikan," ujarnya.
Dezy menambahkan, antrean uji spesimen itu terjadi karena ada peningkatan permintaan dari puskesmas maupun hasil penelusuran virus corona.
Menurut Dezy, uji laboratorium di RSUD sempat terhambat karena sedang melakukan kalibrasi alat sehingga ditunda dulu pemeriksaan atau pengujiannya.
"Tapi mulai Senin dan Selasa kemarin berjalan normal lagi. Sampel dari pasien RSUD maupun RS swasta sudah mulai diuji lagi," ujar Dezy.
Dezy menjelaskan, di Labkesda Dinkes Kota Bekasi memiliki tiga alat polymerase chain reaction (PCR).
Satu alat itu bisa menguji 80 hingga 240 sampel.
Sedangkan di Laboraturium RSUD Kota Bekasi kapasitasnya lebih besar yang dalam satu hari bisa 360 sampel pengujian.
"Jadi mudahan di hari Kamis ini kita selesaikan yang tertunda kemarin. Jumat sudah normal," kata Dezy.
Seperti diberitakan sebelumnya, peningkatan kasus virus corona atau Covid-19 di Kota Bekasi berdampak pada penyediaan fasilitas dan kapasitas rumah sakit untuk menangani pasien.
Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSI) Kota Bekasi menyebutkan bahwa kapasitas ruang isolasi di rumah sakit swasta hampir penuh.
Sementara Pemerintah Kota Bekasi memastikan bahwa daya tampung rumah sakit umum daerah (RSUD) untuk perawatan pasien Covid-19 masih cukup.
Ketua ARSI Kota Bekasi, Eko Nugroho mengatakan, sudah 90 persen lebih fasilitas ruang isolasi di rumah sakit swasta terisi pasien virus corona.
"Daya tampung untuk pasien Covid di tiap RS swasta Kota Bekasi tersisa sekitar 10 persen atau sudah terisi 90 persen dari total kapasitas," ujar Eko, di Bekasi, Selasa (1/9/2020).
Eko menjelaskan, ada 42 rumah sakit swasta di Kota Bekasi yang menyiapkan ruang isolasi untuk penanganan pasien Covid-19.
Daya tampung ruang isolasi untuk pasien Covid-19 di rumah sakit swasta Kota Bekasi sebanyak 120 tempat tidur.
Peningkatan jumlah pasien kasus Covid-19 ini terjadi dalam kurun dua pekan terakhir ini.
Bahkan ada rumah sakit yang harus menambah kapasitas ruang isolasi pasien positif corona.
"Belakangan ini penambahan, sampai ada beberapa RS yang menambah daya tampungnya karena tingginya kasus."
"Menambah ruang isolasi dengan setara ICU ada ventilator tapi engga bisa banyak," ujar Eko lagi.
Sedangkan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memastikan bahwa daya tampung rumah sakit di wilayahnya cukup untuk merawat pasien positif corona.
"Cukup RSUD kita saja masih cukup, kita juga kan ada RSUD tipe D. Ada juga rumah sakit swasta yang sudah sediakan," kata Rahmat di Bekasi, Selasa (1/9/2020)
Pria yang akrab disapa Pepen ini menjelaskan, ada 45 rumah sakit swasta yang memiliki ruangan khusus pasien corona.
Tak hanya itu, pihaknya juga telah menyiapkan ruangan isolasi di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi.
“RSUD daya tampung 117, rumah sakit daerah tipe D kita tampung 10. Stadion 100 bed, belum yang swasta itu, total bisa 298 bed," ujar Rahmat Effendi.
Direktur RSUD Kota Bekasi, dr Kusnanto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan Gedung F menjadi lokasi perawatan pasien positif corona.
Berdasarkan data Selasa (1/9/2020), ada 63 pasien positif corona yang dirawat, termasuk di antaranya 44 warga Kota Bekasi, sedangkan 19 orang lainnya warga luar.
"Terisi 63 dari kapasitas 117 bed, jadi masih cukup masih aman," kata dr Kusnanto.
Dia menjelaskan, sejauh ini pasien yang dirawat tak pernah melebihi dari angka 100 kasus. Angka paling tertinggi yakni pada April sekitar 68 kasus.
Untuk saat ini rata-rata pasien yang dirawat 50-60 pasien per hari.
"Dulu waktu landai Mei itu sempat dibawah 20 saja yang dirawat. Sekarang 50-60 per hari, ada yang masuk dan pulang tiap hari begitu okupansinya," ujarnya.
Kusnanto menambahkan, angka kesembuhan tinggi membuat perputaran pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD tidak sampai penuh.
Walaupun jumlah positif corona yang masuk baru dirawat banyak, tapi jumlah yang sembuh juga banyak.
"Kesembuhannya juga naik ada korelasi. Tren yang terpapar naik, isolasi mandiri naik, tapi angka kesembuhan juga naik dibanding yang dulu," ujar Kusnanto lagi.
(MAZ/Wartakotalive.com)