Berita Jakarta
Jadi Langganan Artis, Begini Cara Al Barkat Rugs and Carpets Tetap Eksis di Tengah Pandemi
Usaha yang telah didirikan pengusaha asal Pakistan Malik Masood Ahmad, sejak 1997 ini mencoba menjaga eksistensi dengan terus memasarkan produk karpet
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun lalu telah menyebabkan dampak besar di berbagai bidang, salah satunya sektor usaha.
Al Barkat Rugs and Carpets, yang berpusat di Jalan RS Fatmawati nomor 28AA termasuk salah satu usaha yang turut terdampak pandemi.
Meski demikian, sang pemilik melihat kondisi yang terjadi saat ini sebagai sebuah tantangan.
Usaha yang telah didirikan pengusaha asal Pakistan Malik Masood Ahmad, sejak 1997 ini mencoba menjaga eksistensi dengan terus memasarkan produk karpet unggulan.
Atta Ul Karim, owner Al Barkat Rugs and Carpets yang juga putra dari Malik Masood Ahmad mengungkapkan, selama virus corona, usaha yang dikelola oleh keluarga tersebut mengalami sedikit tekanan.
• Petani Keluhkan Buruknya Kondisi Ekonomi, Sandiaga Uno Ungkap Kegerus Jadi Solusinya

Ia bilang, produk karpet yang dijual Al Barkat selama ini menyasar banyak kalangan, namun lebih dominan kepada kalangan menengah ke atas, termasuk selebritas hingga para pesohor negeri ini yang telah menjadi pelanggan tetap.
Pergeseran segmen pun terjadi, di mana selama pandemi corona berlangsung, justru permintaan karpet untuk tempat ibadah mengalami kenaikan.
"Kalau sekarang banyakan maunya karpet masjid. Orang mau ganti suasana masjid, biar jamaah banyak datang untuk salat, tiap tahun mereka ganti suasana masjid. Alhamdulilah masjid-masjid besar kita dapat proyeknya," ungkapnya di Jakarta, Selasa (3/9/20200
Dikatakannya, karpet telah menjadi semacam gaya hidup bahkan gengsi bagi sebagian masyarakat.
• Kadin DKI Jakarta Dorong Kaum Muda Tekuni Bisnis Pertanian saat Pandemi Virus Corona
Produk karpet dengan harga jutaan hingga miliafran rupiah selama ini menjadi buruan.
"Kalau jaman dulu masuk toko karpet berasa getar, karena mirip sama toko berlian. Sebab, harga karpet itu bervariasi. Mau cari harga berapapun tersedia. Cuma sekarang sejak pandemi ini, untuk segmen pengguna pribadi memang agak menurun," ungkapnya
Bisnis menggiurkan
Atta Ul Karim berkisah bagaimana sang ayah berjuang memulai bisnis karpet di Indonesia.
Dikatakan Atta, sang ayah memulai bisnis karpet di Jakarta sejak tahun 1997 setelah datang ke Indonesia pada 1993.
"Pas ayah datang tahun 1993 itu di Jakarta hanya ada beberapa gerai khusus penjualan karpet yang dilakukan oleh orang Iran dan orang Pakistan yang kebetulan saudara papah saya," jelasnya.