Berita Jakarta
Jadi Langganan Artis, Begini Cara Al Barkat Rugs and Carpets Tetap Eksis di Tengah Pandemi
Usaha yang telah didirikan pengusaha asal Pakistan Malik Masood Ahmad, sejak 1997 ini mencoba menjaga eksistensi dengan terus memasarkan produk karpet
Melihat peluang yang cukup menjanjikan, Malik Masood Ahmad memulai usaha penjualan karpet pada 1997.
Ketika itu, ia membuka toko pertama kali di Jalan RS Fatmawati 28AA
"Waktu itu cuma dua ruko lalu pelan-pelan nambah satu lagi jadi tiga ruko dan dari tahun 1997 berjuang-juang udah punya 27 cabang. Orang sekarang kan liat enaknya kita, tapi kalau tanya ayah saya waduh luar biasa berjuangnya istilahnya sampe berdarah-darah," kata Atta Ul Karim
Atta menuturkan, sang ayah dalam menjalankan bisnis jual beli karpet selalu mengutamakan kejujuran.
Menurutnya, sang ayah tidak pernah memainkan harga terhadap pelanggan dan memberikan kenyamanan untuk para konsumen saat berbelanja.
"Saya sih lihat ayah saya selalu bersyukur dan kalau jualan juga pakai jujur nggak main-main harga," tuturnya.
Dalam bisnis, niatnya cuma satu, hanya ingin memberi kebaikan terhadap sesama.
"Semua karpet di sini enggak bikin alergi. Ini bahan yang bagus, banyak yang datang ke sini, mereka merasa nyaman, enggak batuk-batuk," terangnya.
Jenis dan harganya juga variatif. Jumlahnya sampai ratusan.
"Saya punya karpet terbaik di dunia, ada karpet masjid yang sampai Rp 1,2 juta per meter. Ada juga yang 200 ribu per meter, Rp 8 miliar per lembar juga ada," katanya.

Strategi pemasaran
Meraih kesuksesan seperti saat ini, ternyata ada perjuangan yang pernah dilalui Malik Masood Ahmad.
Dahulu untuk mencari pelanggan tentu tidak semudah seperti saat ini.
Diceritakan Atta, sang ayah mencari pelanggan dengan menelepon orang satu per satu.
Atau pun tak jarang Malik harus jemput bola datangi rumah calon pembelinya sambil membawa contoh karpet.