Pilpres 2024

Diusulkan Jadi Capres 2024, Dahlan Iskan: Jangan Lah, Saya Kan Sudah Tersangka Beberapa Kali

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan diusulkan menjadi calon presiden pada 2024, oleh salah satu kader Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.

TRIBUNNEWS/SENO TRI SULISTIYONO
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan saat webinar Gelora Kemerdekaan Indonesia, Menuju Indonesia 5 Besar Dunia, di Jakarta, Sabtu (15/8/2020). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan diusulkan menjadi calon presiden pada 2024, oleh salah satu kader Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.

Hal tersebut disampaikan saat acara webinar Gelora Kemerdekaan Indonesia, Menuju Indonesia 5 Besar Dunia, di Jakarta, Sabtu (15/8/2020).

"Katanya tadi Partai Gelora menyiapkan pemimpin-pemimpin, ya jangan lah," ucap Dahlan Iskan sembari tertawa mendengar usulan tersebut.

KRONOLOGI Nawawi Pomolango Cekcok dengan Mumtaz Rais Versi KPK, Bawa-bawa Wakil Ketua Komisi III DPR

Menurut Dahlan Iskan, Partai Gelora yang merupakan partai baru dan tidak memiliki beban masa lalu, harus dapat melakukan terobosan dalam merebut hati rakyat.

"Partai Gelora tidak ada beban apa pun, ya mulailah sesuatu yang menerobos. Saya kan sudah tersangka beberapa kali," ucap Dahlan Iskan diselingi tawa.

Partai Gelora saat ini sedang menyiapkan pemimpin-pemimpin Indonesia ke depan dan membangun narasi Indonesia menjadi lima besar kekuatan dunia.

Akademi Pemimpin Indonesia

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menggelar 'Gelora Kemerdekaan Indonesia 2020' dalam rangka memperingati HUT ke-75 kemerdekaan Indonesia.

Disiarkan secara daring, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengungkap pihaknya memiliki sejumlah rangkaian acara.

Puncaknya adalah launching Akademi Pemimpin Indonesia (API).

Minta Insiden Nawawi Pomolango dengan Mumtaz Rais Tak Diperpanjang, PAN: Sayang Uang Negara

API diharapkan dapat melahirkan para pemimpin yang cukup bagi Bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

"Dengan ini semua, kami berharap bahwa bangsa ini akan memiliki cukup pemimpin, cukup stok dari putra-putri terbaik yang mengerti tentang Indonesia, keadaan kita sekarang, dan bagaimana kita melangkah ke depan."

"Ini semua harus disiapkan dari sekarang, karena kita tahu Indonesia berada dalam gelombang perubahan yang dahsyat akibat Covid-19," ujar Fahri Hamzah secara virtual, Jumat (14/8/2020).

INI Tiga Klaster Kasus Djoko Tjandra, Dimulai dari Tahun 2008

Partai Gelora memandang krisis akibat pandemi Covid-19 adalah momentum bagi Bangsa Indonesia untuk mengisi kekosongan narasi dan kekosongan kerja besar di dalam tubuh bangsa ini.

Terutama, dalam rangka mengantarkan Bangsa Indonesia menjadi kekuatan kelima dunia yang akan menjadi bagian dari percaturan global.

"Serta mengangkat derajat harkat dan martabat Bangsa Indonesia menjadi setara di atas dan di antara bangsa yang ada di dunia."

Nawawi Pomolango Disebut Pahlawan Kesiangan oleh Mumtaz Rais, Belum Saling Memaafkan

"Ini waktunya untuk membangunkan Bangsa Indonesia. Inilah waktumu, kesempatanmu, untuk bangkit," tuturnya.

Namun, Fahri Hamzah mengungkap pertanyaan besar pun muncul bagaimana Indonesia bisa mewujudkan hal tersebut. Jawabannya, kata dia, ada pada tiga persoalan.

Pertama, Bangsa Indonesia memerlukan pemahaman yang lebih luas tentang siapa kita, peta hari ini, dan peta masa depan kita sendiri.

Jokowi Cabut Keppres Pemecatan Evi Novida Ginting, Ketua DKPP: Biarlah Sejarah Mencatat

Menurutnya perlu ada kejelasan dalam jati diri bangsa kita.

"Rasanya ini yang kita tidak punya, kita ini sekarang hadir di tengah bangsa yang tidak mengerti siapa dirinya."

"Tidak memahami jati dirinya, tidak memahami dari mana dia berasal, tidak memahami di mana dia berada sekarang, dan kita akan melangkah ke mana di hari-hari ke depan," tuturnya.

Antisipasi Lonjakan Pasien Covid-19, RSPI Sulianti Saroso Tambah Kapasitas Hingga 90 Tempat Tidur

Dia mencontohkan para pemimpin bangsa ini cenderung bertengkar akibat persoalan kecil, tidak bisa mengangkat perdebatan besar yang akan menyatukan bangsa.

Selain itu, masih mengalami konflik ideologi seolah-olah idelogi negara belum selesai, hingga memperdebatkan Pancasila.

Kedua, Fahri Hamzah mengatakan Bangsa Indonesia memikirkan bagaimana meninggikan kemampuan dan kapasitas negara menghadapi tantangan yang semakin besar.

Agustus Baru Setengah Bulan, Tambahan 2 Ribu Lebih Pasien Covid-19 Sudah Empat Kali Terjadi

Mantan Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu kemudian mengutip kalimat yang sering diucapkan Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, yakni Anis Matta.

Kalimat itu mengatakan 'langit kita terlalu tinggi tetapi kita terbang terlalu rendah'.

"Itulah yang kita lihat sekarang ketika negara seperti tidak berdaya dan hanya mengerjakan persoalan-persoalan rutin, tapi tampak tidak selesai."

UPDATE 15 Agustus 2020: Hore! Semua Pasien Positif Covid-19 di Secapa AD Sudah Sembuh

"Karena itulah kita harus memikirkan bagaimana mengungkit kapasitas negara, birokrasinya, strukturnya, sipil dan militer, teknologinya, kapasitas perekonomian dan politik lebih besar daripada masa sebelumnya."

"Ini yang kedua yang akan kita lakukan dan akan terus kita perjuangkan," ungkapnya.

Terakhir, Bangsa Indonesia dinilai memerlukan pemimpin yang kuat, besar, dan yang memiliki kemampuan spektakuler dalam jumlah yang besar di seantero bangsa.

UPDATE 15 Agustus 2020: RS Wisma Atlet Masih Rawat 1.379 Pasien Covid-19, di Pulau Galang 42 Orang

Menurut Fahri Hamzah, pemimpin itu harus mengerti bahwa dia memimpin atau menjadi nakhoda kapal besar bernama Republik Indonesia, yang terdiri dari beribu pulau, beribu bahasa.

Pemimpin itu harus memahami kapasitas sebesar apa yang harus dia miliki untuk membimbing dan mengantar bangsa ini ke depan.

Akan tetapi, Fahri Hamzah melihat adanya pelemahan kapasitas kepemimpinan di Indonesia.

Sambut HUT ke-75 RI, Ribuan Bunga Hiasi Sejumlah Jalan di Jakarta Pusat

Oleh sebab itulah pemimpin-pemimpin besar itu harus dilahirkan.

Dan hal itulah yang coba dilakukan Partai Gelora, di mana API akan menjadi kawah candradimuka bagi pemimpin itu.

"Di dalam API ini kita mempersiapkan orang untuk berpikir sedalam-dalamnya, seluas-luasnya, sekuat-kuatnya."

BPKD DKI Pastikan Duit Insentif Penggali Kubur dan Sopir Ambulans Pasien Covid-19 Sudah Cair

"Sehingga pikiran itu akan menjelma menjadi keyakinan di dalam dada, kuat tak bisa digoyahkan seperti karang di dasar lautan."

"API akan menyiapkan para pemimpin yang hatinya bersih, yang punya karakter yang baik, yang membanggakan, memukau, dan mempesona."

"API juga akan mempersiapkan pemimpin yang apabila dia hadir saja, kita semua jadi percaya bahwa semua masalah bisa kita hadapi."

Densus 88 Bekuk 15 Terduga Teroris di Jakarta dan Jawa Barat dalam Satu Hari, Ini Identitasnya

"Begitulah pemimpin-pemimpin besar di masa yang lalu, sering dia tidak banyak bicara, tidak banyak bertingkah."

"Tapi sekadar dia hadir, mengirim pesan, mengirim surat, membuat pernyataan, maka semua melihat inilah pemimpin yang bisa membawa bangsa ini keluar dari situasi sekarang, terbang ke angkasa dan menjadi besar."

"Itulah pemimpin yang punya pesona yang kita bayangkan akan menjadi objek dari kajian, pelatihan dan pembentukan yang dibuat oleh Akademi Pemimpin Indonesia," bebernya. (Seno Tri Sulistiyono/Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved