Virus Corona

Gugus Tugas Benarkan Covid-19 Bisa Ditularkan Melalui Udara, Terutama di Ruangan Tertutup

Covid-19 yang menyerang pernapasan mulanya menular melalui droplet atau sentuhan pada benda mati, ternyata berpotensi menular melalui udara.

AFP PHOTO/CENTERS FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION/ALISSA ECKERT/HANDOUT
Ilustrasi COVID-19 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Covid-19 yang menyerang pernapasan mulanya menular melalui droplet atau sentuhan pada benda mati, ternyata berpotensi menular melalui udara.

Hal ini pun sudah diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Menanggapi hal tersebut, Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof I Gusti Kadek Ngurah Mahardika menjelaskan, percikan tersebut adalah yang paling kecil, yang kemudian disebut aerosol.

UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 10 Juli 2020: Pasien Positif Tambah 1.611, 33.529 Orang Sembuh

Namun, Covid-19, kata Mahardika, bukanlah flu aerosol.

"Kalau yang disebut flu aerosol itu menular bersama aliran angin aliran udara."

"Ke mana aliran udara itulah di sana penyakit itu berjangkit," kata Mahardika dalam siaran BNPB, Jumat (10/7/2020).

Dinonaktifkan Gara-gara Bikin KTP Djoko Tjandra, Lurah Grogol Selatan Diduga Langgar Disiplin PNS

Sedangkan Covid-19, Mahardika menyebut virus ini menular lewat udara dalam setting-setting tertentu.

"Ini biasanya dalam setting ruangan tertutup, ruangan ber-AC, pusat perdagangan, perkantoran, tempat-tempat yang menggunakan ventilasi buatan," bebernya.

Di kesempatan yang sama, dr Budiman Bela, juga anggota tim pakar Gugus Tugas, menyebut bukannya WHO tidak pernah mengatakan potensi penularan Covid-19 melalui aerosol itu ada.

Pemprov DKI Minta Pengusaha Kafe Berdayakan Musikus di Tengah Pandemi Covid-19 dengan Cara-cara Ini

"Namun dalam kondisi yang lebih banyak di rumah sakit, di mana kita mengerjakan prosedur-prosedur medik, yang kemudian menimbulkan aerosol."

"Atau di laboratorium di mana di dalam tempat itu virusnya banyak sekali, dan aerosol bisa terbentuk sehingga konstraksi virus semakin tinggi," tutur Budiman.

Untuk itu, Budiman menilai penerapan protokol kesehatan harus ketat dilakukan saat berada di dalam ruangan tertutup seperti yang disebutkan Prof Mahardika.

8 Pegawai RSUD Kalideres Positif Covid-19, Gedung Disterilisasi Hingga 13 Juli 2020

"Seandainya di tempat tertutup tapi kita menjaga jarak dan memakai masker, maka kemungkinan penularan itu menjadi jauh lebih kecil."

"Itu karena pada saat aktivitas mengeluarkam virus, itu akan mengeluarkan cipratan melalui hidung dan mulut."

"Itu akan tertampung oleh masker. Maka saya sarankan tetap gunakan masker," papar Budiman.

Polisi Hentikan Kasus Dugaan Suap kepada Pejabat Kemendikbud, ICW: KPK Takut

Sebelumnya, WHO akhirnya mengakui, virus corona bisa menyebar lewat udara.

Hal itu diungkapkan setelah sebanyak 239 ilmuwan mendesak WHO mengakui penyebaran Virus Corona bisa lewat udara tersebut.

Mengutip Reuters Selasa (7/7/2020), dalam surat terbuka kepada badan yang bermarkas di Jenewa, melalui jurnal Clinical Infectious Diseases, yang terbit pekan ini.

Mantan Komisaris BNI Pesimis Aset Hasil Korupsi Maria Pauline Lumowa Bisa Kembali ke Negara

Di mana, 239 ilmuwan dari 32 negara memberikan bukti yang menunjukkan partikel virus ini, bisa menular mereka yang menghirup udara di dekat mereka yang sudah mengidap virus corona.

Adanya partikel kecil yang bisa mengambang di udara dan mengusung virus, para ilmuwan mendesak WHO agar memperbaiki panduan kesehatan.

"Ini bukan serangan terhadap WHO. Ini adalah debat ilmiah."

Menko PMK Minta Warga Harap Maklum Ventilator Buatan Indonesia Belum Serapi Produk Luar Negeri

"Tetapi kami merasa kami umumkan harus karena mereka menolak untuk mendengar bukti," kata Jose Jimenez, seorang ilmuwan University of Colorado yang menandatangani surat tersebut.

Technical Lead Pencegahan Infeksi dan Pengawasan WHO, Benedetta Allegranzi mengakui ada bukti mengenai penyebaran virus lewat udara, meski semua bukti belum benar-benar jelas.

"Kemungkinan penyebaran lewat udara di tempat umum, khususnya di kondisi yang sangat spesifik, daerah yang padat orang, tertutup, dan memiliki,ventilasi ruangan yang buruk, tidak bisa dikesampingkan."

Mantan Anak Buah SBY: Flu Burung Tak Ada Apa-apanya Dibandingkan Covid-19

"Namun bukti masih harus dikumpulkan dan dikaji, kami terus melakukan hal tersebut," katanya.

Pengakuan oleh WHO tampaknya akan membuat mereka mengubah petunjuk bagaimana menghentikan penyebaran virus corona.

Jadi seperti apa?

Dibanderol Rp 75 Ribu, Rapid Test Kit Buatan Indonesia Diklaim Lebih Unggul dari Barang Impor

Technical Lead Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan WHO akan mengeluarkan publikasi baru mengenai moda penyebaran virus dalam beberapa hari mendatang.

"Paket yang menyeluruh mengenai cara penanangan diperlukan untuk bisa menghentikan penyebaran," katanya.

"Ini  tidak saja social distancing, tapi juga menggunakan masker di tempat yang memerlukan hal tersebut dilakukan."

Jokowi Ingatkan Kepala Daerah: Jangan Langsung Ujug-ujug Putuskan Masuk New Normal, Hati-hati

"Khususnya dimana anda tidak bisa melakukan social distancing dan khususnya bagi pekerja kesehatan," tambahnya.

Jose Jimenez,  mengatakan para pekerja kesehatan sejatinya khawatir menyampaikan penyebaran virus lewat udara tersebut, khawatir akan menimbulkan kepanikan.

"Bila orang mendengar kata "terbang di udara", pekerja kesehatan akan menolak untuk pergi ke rumah sakit," katanya.

Kasus Baru Covid-19 Melonjak Lagi, Partai Demokrat Salahkan Kebijakan New Normal

Dia juga mengatakan ketakutan itu akan membuat banyak orang akan membeli masker canggih yang biasa digunakan oleh petugas di rumah sakit.

Serta dikhawatirkan idak akan lagi yang tersedia untuk negara berkembang.

Meski demikian, Jose Jimenez mengatakan penting sekali agar WHO melihat bukti-bukti secara lebih komprehensif apakah memang virus corona ini bisa menyebar lewat udara. (Reza Deni)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved