Pekerja Migran Asal Indonesia Saling Dukung Lewat Grup Facebook, Ada Juga yang Berujung di Pelaminan

Kerap luput dari perhatian, berkembanganya kota-kota besar tersebut tidak lepas dari kontribusi pekerja migran asal Indonesia.

ISTIMEWA
Pekerja migran asal Indonesia di Hong Kong, sebelum pandemi Covid-19 melanda. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Merantau ke negeri orang dan jauh dari keluarga di Tanah Air, membuat pekerja migran asal Indonesia yang tersebar di berbagai penjuru dunia memanfaatkan grup Facebook untuk melepas penat melalui senda gurau, berbagi kabar, dan terhubung satu sama lain.

Apa yang terlintas di benak Anda ketika melihat megahnya gedung-gedung pencakar langit dan kemajuan suatu kota saat sedang berkunjung ke luar negeri?

Perkembangan ekonomi, terobosan, dan inovasi?

Kuasa Hukum Djoko Tjandra dan Ketua PN Jaksel Dipolisikan, Kasusnya Mirip Pengacara Setya Novanto

Kerap luput dari perhatian, berkembanganya kota-kota besar tersebut tidak lepas dari kontribusi pekerja migran asal Indonesia, yang berjuang mencari pundi-pundi pendapatan untuk menyejahterakan keluarga mereka yang ditinggalkan di Tanah Air.

Bekerja ribuan kilometer dari Tanah Air membuat pekerja migran asal Indonesia memendam rindu pada keluarga dan kerabat di kampung halaman.

Keterbatasan waktu libur dan dana, ditambah lagi dengan adanya lockdown di sejumlah negara karena pandemi Covid-19, kian menambah rasa sepi dan cemas.

Doni Monardo: Covid-19 Malaikat Pencabut Nyawa

Demi tetap dapat terhubung dengan teman dari Indonesia, banyak pekerja migran yang memanfaatkan grup Facebook untuk mencari tahu bagaimana keadaan terkini orang-orang terdekat mereka, atau berbagi informasi dan gurauan.

Salah satu komunitas pekerja migran Indonesia, yang juga bagian dari Facebook Community Learning Labs, adalah Negeri Impian Korea Selatan (NIKS).

Menurut salah satu admin NIKS, Totok Mujiantoro, para anggota grup saling berinteraksi, mencari hiburan, dan berbagi dukungan satu sama lain.

Satgas Tinombala Salah Tembak Dua Petani Kopi, 12 Personel dan Proyektil Peluru Diperiksa di Jakarta

Totok juga seorang pekerja migran asal Indonesia yang sudah bekerja di Malaysia hampir 9 tahun lamanya.

“Kebanyakan kalau kerja di luar itu kan 12 jam rata-rata untuk kerja pabrik."

"Kalau pekerja rumah tangga itu bahkan bisa lebih dari 12 jam. Dia selesai, baru istirahat."

Tanggapi Kalung Pembasmi Virus Corona, Fahri Hamzah: Jangan Mencemooh, Biar Dibuktikan

"Jadi, kita melepas rasa lelah itu lewat Facebook buat bertemu secara online dan bergurau dengan teman-teman,” ujar Totok selaku admin grup, bersama empat admin lainnya, yakni Nindi Sari (Hong Kong), Trismiani Konan (Indonesia), Dian Tara Bintang (Korea Selatan), dan Ais Sekiya.

Awalnya, grup ini dibuat khusus bagi para pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di Korea Selatan.

Seiring berjalannya waktu, grup ini kian ramai diikuti oleh pekerja migran asal Indonesia dari berbagai negara di luar Korea Selatan, dengan jumlah anggota terkini mencapai 840.000 lebih.

Tak Mau Tenggelamkan Kapal Pencuri Ikan, Edhy Prabowo: Saya Enggak Mau Cari Panggung

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved