PPDB

Komnas PA Sebut, Seorang Anak Tak Lolos PPDB Akibat Umur, Diduga Stres hingga Sakit dan Meninggal

Usia korban yang lebih muda dibanding anak-anak lain yang mendaftar SMAN lewat jalur zonasi membuatnya tidak lolos.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Mohamad Yusuf
Warta Kota/Nur Ichsan
Sejumlah orangtua murid menggelar unjuk rasa di depan Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (29/6/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait menyebut seorang anak warga Kecamatan Matraman meninggal dunia, karena sakit akibat stres tak lolos penerimaan peserta didik baru (PPDB) DKI Jakarta.

Anak tersebut berusia 14 tahun dan gagal lolos seleksi SMAN pilihannya melalui jalur zonasi.

Ia pun kemudian mengurung diri di kamar dan mogok makan.

"Sebelumnya ada dialog antara ibu dan anaknya itu karena anaknya tidak lulus. Akhirnya ibunya mengatakan 'masuk swasta saja nak' tapi anaknya tidak mau," kata Sirait saat dikonfirmasi, Senin (29/6/2020).

 6 Hal Ini Bisa Bikin Traveler Menunda Terbang di Tengah Pandemi, Angkasa Pura II Punya Solusinya!

 Pasien Sembuh Corona di Jawa Barat sudah Melebihi yang Positf, Ridwan Kamil: Hari Bersejarah

Usia korban yang lebih muda dibanding anak-anak lain yang mendaftar SMAN lewat jalur zonasi membuatnya tidak lolos.

Ia pun kemudian diduga mengalami stres.

Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, sebelum meninggal, korban sempat mengurung diri di kamar selama beberapa hari.

Stres yang dialami memicu naiknya asam lambung siswa tersebut.

"Dia punya asam lambung, itu yang memicu sampai akhirnya meninggal. Kejadiannya hari Sabtu (27/6/2020) itu diinformasikan sama saya. Tapi bukan meninggal karena bunuh diri," ujarnya.

Sirait menuturkan orangtua korban sudah berupaya memberi semangat kepada sang anak agar tak depresi dan mengurung diri.

Kemenhub Bantah akan Kenakan Pajak Sepeda, Namun Siapkan Regulasi Mendukung Keselamatan Pesepeda

Catat! Ini Jadwal dan Lokasi Penyaluran Bansos Tahap 4 Pemprov DKI, 24 Juni - 7 Juli 2020

Nahas upaya orangtua korban gagal, karena sang anak memilih mengurung diri dan mogok makan.

"Mungkin mikir, stres, terus asam lambungnya naik. Karena dia umurnya 14 tahun sembilan bulan, kurang berapa bulan gitu dari 15 tahun," tuturnya.

Sirait menyebut jenazah korban kini sudah dimakamkan pihak keluarga, sementara orangtuanya mendapat pendampingan psikologis.

Sementara, Kapolsek Matraman Kompol Tedjo Asmoro mengatakan hingga kini pihaknya tak mendapat laporan perihal kebenaran pernyataan Sirait.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved