Penerbangan

6 Hal Ini Bisa Bikin Traveler Menunda Terbang di Tengah Pandemi, Angkasa Pura II Punya Solusinya!

AP II telah mengindentifikasi apa saja yang membuat traveler bisa menunda terbang di tengah pandemi serta menerapkan solusi untuk mengatasi masalah

Editor: Ichwan Chasani
dok. AP II
Di bandara AP II kini ada fasilitas rapid test, dioperasikan oleh pihak lain. Contohnya di Bandara Soekarno-Hatta, Holding BUMN Farmasi membuka fasilitas rapid test 24 jam di Terminal 2 dan Terminal 3 sehingga membantu traveler yang harus terbang mendadak, misalnya dalam rangka dinas. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — PT Angkasa Pura II (Persero) bersama stakeholder lainnya berupaya kembali menggairahkan penerbangan di masa adaptasi kebiasaan baru ini.

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan menetapkan Juli 2020 sebagai bulan dimulainya fase pemulihan (recovery) guna mendorong peningkatan lalu lintas penerbangan.

“Bersama dengan stakeholder lain, AP II berupaya kembali menggairahkan penerbangan guna mendukung aktivitas, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan di tengah pandemi,” ujar Muhammad Awaluddin.

AP II telah mengindentifikasi hal apa saja yang membuat traveler bisa menunda terbang di tengah pandemi serta menerapkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Berikut hal-hal yang membuat pertimbangan traveler untuk naik pesawat di tengah Covid-19:

Antrean penumpang di Terminal 3 Domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).
Antrean penumpang di Terminal 3 Domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). (Dok. AP II)

1. Harus rapid test/PCR test

Traveler wajib menyertakan surat hasil rapid test atau PCR test untuk terbang. Hal ini harus dipenuhi, namun membuat traveler kemudian enggan terbang karena harus melakukan tes dulu sebelum ke bandara.

Solusi: Di bandara AP II kini ada fasilitas rapid test, dioperasikan oleh pihak lain. Contohnya di Bandara Soekarno-Hatta, Holding BUMN Farmasi membuka fasilitas rapid test 24 jam di Terminal 2 dan Terminal 3 sehingga membantu traveler yang harus terbang mendadak, misalnya dalam rangka dinas.

2. Harus tiba 3 jam lebih awal

Di bandara dilakukan pemeriksaan dokumen sebelum terbang. Karena itu, traveler harus tiba 3 jam sebelum keberangkatan. Lamanya waktu menunggu di bandara membuat traveler enggan bepergian dengan pesawat.

Solusi: AP II memperkenalkan aplikasi Travelation untuk pengecekan dokumen secara digital. Sebelum tiba di bandara, traveler dapat mengunggah dokumen ke Travelation untuk dilakukan pemeriksaan digital. Ini menyederhanakan jalannya prosedur namun tetap ketat. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi PT Angkasa Pura II atas inovasi Travelation ini.

Saat ini maskapai maskapai penerbangan berjadwal sudah beroperasi seluruhnya di bandara-bandara PT Angkasa Pura II. Maskapai tersebut adalah Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, Sriwijaya Air, NAM Air, Wings Air, AirAsia Indonesia, Trigana Air, Airfast hingga Susi Air.
Saat ini maskapai maskapai penerbangan berjadwal sudah beroperasi seluruhnya di bandara-bandara PT Angkasa Pura II. Maskapai tersebut adalah Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, Sriwijaya Air, NAM Air, Wings Air, AirAsia Indonesia, Trigana Air, Airfast hingga Susi Air. (dok. AP II)

3. Peraturan di daerah berbeda

Di tengah pandemi, sejumlah daerah memiliki kebijakan guna mencegah penyebaran Covid-19. Misalnya, bagi traveler tujuan DKI Jakarta maka harus memiliki SIKM. Kemudian, bagi penumpang tujuan Bali harus memiliki surat hasil PCR test.

Solusi: AP II menyediakan berbagai informasi perjalanan terkini untuk rute domestik dan internasional, termasuk travel warning yang diberlakukan Indonesia dan negara-negara lainnya. Informasi perjalanan tersebut dapat diakses setiap saat melalui covid19.angkasapura2.co.id dan juga melalui aplikasi Indonesia Airport.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved