Kabar Tokoh
Pengakuan Ahok Gaji Lebih Besar Komisaris Utama Pertamina Tapi Lebih Senang Jadi Gubernur Jakarta
Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku lebih senang menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Meski ada beberapa tunjangan, tetap saja gaji Komut di BUMN lebih besar.
"Iyalah kalau gajinya Gubernur kan cuma 7 juta lebih sebulan."
"Tunjangan uang makan kira-kira Rp 30 juta memang ada mobil, sopir tapi kan kita tidak bisa dapat," katanya.
Pria 53 tahun ini mengatakan bahwa gaji sebagai Komut BUMN sekitar Rp 170 juta.
"Kalau di Pertamina kita bisa dapat 170 juta gaji."
"Ya kalau jadi Gubernur adalah uang buat istilahnya PB 1 satu kali gaji 70 juta, tapi lebih enak bisa bantu orang karena ada dana operasional itu," ungkap dia.
Lihat videonya mulai menit ke-11:27:
Refly Harun Pernah Bela Ahok
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun menegaskan dirinya netral dengan pemenrintah.
Dilansir oleh TribunWow.com, ia disampaikan melalui channel YouTube pribadinya Refly Harun yang tayang pada Kamis (29/4/2020).
Refly Harun mengatakan bahwa dirinya tak suka jika dianggap anti pemerintah.
Ahli Tata Hukum Negara, Refly Harun menegaskan dirinya netral.. (Channel YouTube Refly Harun)
Ia menceritakan ketidaksukaannya pernah dikubukan dengan tokoh kritikus pemerintah dan diadu dengan tokoh pro pemerintah.

Seperti saat hadir menjadi narasumber di acara Rosi Kompas TV pada 2018 lalu.
"Mengenai hal-hal yang barangkali berbeda pendapat dengan pemerintah."
"Jadi waktu saya diadu dengan kelompok yang sokol pro pemerintah, padahal saya tidak suka dikatakan anti," ungkap Refly.
Mantan Komisaris Utama (Komut) Pelindo I ini menuturkan, dirinya mengkritik bukan karena tak suka.
"Karena saya mengkritik itu bukan karena tidak suka, makanya saya katakan menurut ilmu saya benar, saya akan katakan benar, tapi kalau dalam pemahaman ilmu saya keliru, saya akan katakan keliru," ujar dia.
Demi membuktikkan dirinya netral, Refly mengaku pernah membela Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang tidak perlu dinonaktifkan sebagai gubernur karena kasus yang terjadi pada 2016 silam.
• Update Infeksi Virus Corona di Dunia Minggu 28 Juni Pukul 9.30 Tembus 10 Juta Orang
Ia mengaku punya argumen terkait masalah tersebut.
"Tahun 2016 pernah saya mengatakan Ahok tidak perlu dinonaktifkan dalam kondisi dia sebagai tersangka waktu itu bahkan terdakwa."
"Wah itu ribut memancing pro dan kontra, tapi saya punya argumen-argumen, salah satunya bisa dilihat dari buku ini argumen-argumennya," ujar Refly sambil membawa bukunya berjudul 'Politik Keledai Pemilu'.
Waktu itu kelompok pendukung pemerintah senang dengan pendapatnya itu.
"Tetapi kelompok yang pro pemerintah senang mendapat itu karena kebetulan sama kepentingannya," sambungnya.
Namun, kelompok pendukung pemerintah tak suka ketika dirinya tak setuju soal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Organisasi Masyarakat (Ormas).
Menurutnya Perppu itu membatasi demokrasi ormas.
"Tapi begitu saya mengatakan saya tidak sepakat dengan Perppu Ormas karena Perppu Ormas tersebut bisa mematikan organisasi, bisa melangkahi kebebasan berkumpul dan berserikat."
"Waduh giliran kelompok pro pemerintah memaki-maki saya," katanya.
Sehingga Refly menilai, terlibat sesuatu hal mengenai politik itu tak mudah.
"Nah ini susahnya makanya dealing with politician dengan pendukung-pendukunya ya mudah sekali, kalau kita sepakat misal pendapatnya sama itu dipuji, kalau pendapatnya berbeda dicaci maki biasa," ucapnya.
Lihat videonya mulai menit ke-1:38:
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Dana Lebih Gede, Ahok Mengaku Pilih Jadi Gubernur DKI timbang Komut BUMN: Kita Bisa Bantu Apa Saja
(TribunWow.com/Mariah Gipty)